"Selamat siang, Dareen." Suara lembut seorang wanita membuat Dareen tercengang, wajah yang tak asing baginya. Tampilannya masih sama saat terakhir kali bertemu. Meski yang dikenakan adalah kemeja dan rok, tetap saja seksi.
"Kamu?" tanyanya heran. 'Sial! Kenapa Papi tak bilang bahwa dia harus bertemu wanita itu?'
Kalau tahu begini, dia akan memilih mengganti rugi perusahaan karena menggagalkan kontrak.
Wanita itu tersenyum. Manis. "Kamu tidak berubah. Masih tampan seperti dulu."
Dareen menghela napas. Ekspresinya dingin. Ia juga tahu bahwa perempuan itu juga belum berubah. Tatapannya masih sama. Menyimpan harapan untuknya.
Ia lalu menarik kursi. Tanpa mau memberi reaksi yang membuat wanita cantik itu, besar kepala dan kejadian dulu terulang lagi. Mungkin kalau hari itu ia belum jatuh cinta pada Kalila, Dareen akan jatuh ke pelukan Clara. Wanita yang banyak dikejar para pria.
Setelah mendapat penjelasan dari Nenek, lalu bertemu intens dengan K