"Innalilahi wa innailaihi roji'un. Maaf, aku nggak tahu. Aku turut berdukacita, Mel. Semoga beliau husnul khotimah."
"Aamiin. Makasih, Mas."
"Jadi kamu tinggal sendirian sekarang?"
"Iya. Kiki pulang seminggu sekali. Kadang kalau capek ya dua minggu sekali. Tapi papa sama Bunda sering nyambangi di akhir pekan."
Rizal memperhatikan gadis di depannya lebih serius kali ini. Mungkin dari sinilah semua perasaan itu tumbuh. Dan ia membuat keputusan besar dalam hidupnya.
Amelia sendiri bilang kalau dia tidak ingin pacaran. Kalau serius, mari menikah. Asal bisa menerima dirinya dengan apa adanya.
Flashback off ....
Rizal menghela nafas panjang. Hatinya sudah mantap untuk memulai lembaran baru bersama Amelia. Gadis itu sudah cukup dewasa dan mereka membicarakan hubungan dengan sikap yang dewasa.
Mereka saling terbuka dengan masa lalu. Tidak mungkin Rizal menutupi. Di usianya yang sudah tiga puluh tahun, mustahil tidak memiliki kisah asmara.
Rizal menceritakan tentang Elvira, tentang rasa sakit