SEBELUM BERPISAH

SEBELUM BERPISAH

last updateLast Updated : 2025-02-03
By:  Lis SusanawatiCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
38 ratings. 38 reviews
194Chapters
111.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Elvira dan Hendy, terikat pernikahan tanpa cinta karena perjodohan. Hidup dalam realitas yang rumit. Di balik senyum bahagia yang dipamerkan kepada dunia, mereka hidup seperti orang asing di bawah atap yang sama. Elvira, seorang desainer busana muslimah yang tekun. Sedangkan Hendy seorang dokter anestesi. Menjalani harinya dengan dingin, seolah keberadaan Elvira hanya menjadi pelengkap saja. Dua bulan yang lalu, Elvira nyaris melarikan diri dari pernikahan. Namun, tekanan keluarga membuatnya menyerah pada takdir. Sekarang terjebak dalam kehidupan rumah tangga yang absurd. Hendy dengan tubuh atletis dan kebiasaan seenaknya di rumah membuat Elvira jengah. Di balik segala sindiran tajam, ketidakpedulian, dan canda yang tidak sengaja, ada momen-momen sunyi di mana hati Elvira mulai mempertanyakan. Benarkah dia tak merasakan apapun terhadap pria itu? Ataukah kebenciannya hanyalah kedok untuk sesuatu yang lebih dalam? Apa yang sebenarnya diinginkan Hendy dari Elvira? Apakah pernikahan ini hanyalah perang dingin tanpa akhir, atau justru panggung bagi sebuah cerita cinta yang tak terduga? Lalu apa arti kehadiran dokter Herlina bagi Hendy? Keduanya se-frekwensi, sedangkan dengan Elvira berasal dari dunia yang berbeda.

View More

Chapter 1

1. Perjodohan

Sebelum Berpisah

- Pernikahan yang Diatur

"Mas, kenapa berkeliaran nggak pakai baju." Spontan Elvira membalikkan badan menghadap tembok.

"Kenapa? Salah, ya. Aku hanya nggak pakai baju. Bukan nggak pakai celana."

"Iya, tapi ...."

"Aku di dalam rumahku sendiri, Elvira."

"Iya, iya. Aku tahu ini rumahmu. Aku cuman numpang di sini. Nyebelin banget, sih." Perempuan bernama Elvira jengkel.

"Lagian kamu kan istriku, ngapain juga senewen gitu."

"Istri?."

"Oke, kamu ingin menjadi istri yang sebenarnya."

"Stop!" Elvira memekik saat merasakan kalau suaminya menghampiri. "Aku mau kerja." Tergesa wanita yang memakai bergo warna peach itu masuk ke kamar dan menguncinya.

Baru dua bulan saja rasanya seperti ini. Bagaimana untuk seterusnya. Pernikahan mereka sah di mata agama dan hukum negara. Keluarga, rekan kerja, teman, dan orang-orang di luar sana tahunya mereka seperti pasangan pada umumnya. Padahal hidup sendiri-sendiri. Pernikahan macam apa ini. Apakah setiap orang yang dijodohkan juga menjalani rumah tangga konyol seperti ini?

Karena itulah alasan Elvira menentang perjodohan.

Elvira kembali sibuk dengan kertas-kertas dihadapannya. Sebagian sudah ada coretan membentuk sebuah pola. Dia memang desainer baju muslimah. Yang bekerja pada sebuah perusahaan.

Hausnya. Diurut pelan leher yang sejak tadi kehausan. Dia keluar hendak mengambil air minum. Eh, malah melihat Hendy bertelanjang dada. Laki-laki itu memang tidak ada malu-malunya. Eh, ngapain malu. Ini rumah dia, kan? Kamu hanya penumpang, El.

Gerah sekali cuaca malam itu. Mana AC di ruangannya rusak.

Elvira memakai kembali bergonya yang tadi di lepas. Dia sudah tidak tahan dan ingin segera minum. Perlahan dibukanya pintu dan mengintip keluar. Lampu utama sudah dimatikan. Hanya lampu malam kekuningan yang menjadi penerang. Menjadikan ruangan itu remang-remang.

Lega. Hendy pasti sudah masuk kamar. Elvira melangkah ke ruang makan sambil melepaskan bergonya. Dia duduk sambil menikmati segelas air putih. Selesai langsung buru-buru kembali ke kamar sambil membawa sebotol air. Malam ini harus lembur menyelesaikan desainnya.

Wanita itu berjingkat kaget saat mendengar benda jatuh dipojok ruangan. Ternyata Hendy masih duduk di sana. Buru-buru Elvira memakai kembali bergonya dan masuk kamar. Rupanya sang suami belum tidur. Kenapa saat keluar tadi, dia tidak menyadari kalau Hendy ada di sana.

Ah, Elvira tidak bisa konsentrasi lagi. Capek. Idenya buntu. Entahlah. Mungkin karena sekarang keseringan melihat Hendy tidak memakai baju. Ish, El. Ngelantur kamu ya. Bukankah kamu tidak tertarik sama dia?

Elvira menatap langit-langit kamar. Ingat kejadian beberapa hari sebelum pernikahan.

"Kamu cari masalah, Elvira. Pernikahanmu tinggal seminggu lagi dan sekarang kamu mau kabur? Jangan gila, deh. Kamu akan mempermalukan keluarga kita." Hasna terlihat marah sekaligus kebingungan melihat adik iparnya mengemas baju ke dalam ransel.

"Aku sudah nolak, tapi ayah memaksa. Mengancam ini itu dan akhirnya membuatku pasrah. Tapi aku nggak bisa nikah sama dia."

"Hei, dia bukan pria buruk rupa. Dia dokter anastesi, kamu tahu!"

"Nggak peduli aku, Mbak. Seumur hidup itu lama. Aku nggak tahu banyak siapa Hendy."

"Tolong deh, jangan kabur. Aku harus jawab apa kalau ayah tanya, Mas Arman tanya. Aku yang bersamamu sekarang." Hasna panik bukan main sampai netranya berkaca-kaca.

Melihat sang kakak ipar kebingungan, Elvira duduk di tepi pembaringan. Hasna sudah seperti ibu baginya. Sang ibu meninggal saat Elvira masih kelas lima SD. "Baiklah!" jawabnya pelan.

Namun keesokan harinya, rumah Pak Azman heboh. Elvira benar-benar kabur disaat persiapan pernikahannya sedang dibuat. Keluarga kebingungan.

"Kamu gila, El. Pakai acara kabur segala. Bolak-balik aku di telepon sama kakak-kakakmu. Kalau mereka tahu kamu di kosanku, habis aku, El." Ranti, sahabatnya ikut panik.

"Mereka pasti nggak percaya kalau aku bilang nggak tahu. Kamu akan mempermalukan keluargamu. Kamu nggak kasihan sama ayahmu?"

"Ayahku, Mas Arman, selalu memaksakan kehendak mereka." Elvira menunduk sedih. "Mereka yang menyebabkan aku putus dari Rizal, Ran."

"Tapi bukan begini caranya. Harusnya sejak awal kamu kekeh menolak. Kamu nggak mikir karirmu apa. Orang pada susah nyari kerja, kamu malah kabur. Mbak Angel juga neleponin aku nanyain kamu di mana? Terus aku mau jawab apa."

Hening. Hingga dering ponsel Ranty memecah kebisuan. "Nah, lihat nih. Mas Arman nelepon aku lagi." Ranty menghela napas panjang.

"Nggak usah dijawab, Ran."

"Nggak usah dijawab gimana. Sudah dua kali aku abaikan teleponnya hari ini. Bentar mau kuangkat."

Ranty mepet ke tembok, tepat disebelah sahabatnya. Menjawab panggilan dengan mengaktifkan loud speaker.

"Hallo, assalamualaikum, Mas Arman."

"Waalaikumsalam. Ini Mbak Hasna, Ran."

"Oh, iya, Mbak."

"Kamu belum dapat kabarnya El?"

"Belum, Mbak."

"Ya ampun. Ke mana anak itu perginya. Tinggal empat hari lagi dia nikah, Ran. Kalau dia nggak mau pulang, mau ditaruh mana muka keluarga. Tega banget sih Elvira. Mbak yang ditekan terus sama Mas Arman." Hasna bicara sambil menangis.

"Apa keluarga dokter Hendy sudah tahu, Mbak?"

"Belum. Tapi ayah bilang, kalau besok El nggak ditemukan, lusa kami sekeluarga akan ke rumah Pak Bakti untuk membatalkan pernikahan. Mbak nggak bisa bayangin apa yang akan terjadi lusa. Ya udah, Ran. Kalau ada kabar tentang Elvira, kasih tahu ke Mbak saja. Jangan ke Mas Arman. Biar Mbak yang nyamperin El dulu. Mbak takut kalau Mas Arman akan mengamuk sama dia."

"I-iya, Mbak," jawab Ranty gugup.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Apa kamu nggak kasihan sama Mbak Hasna, El. Dia itu cuman ipar, tapi sayang banget sama kamu." Ranty menghela nafas berat. "Entahlah, aku nggak tahu mau ngomong apalagi." Gadis itu berbaring di ranjang dan menarik selimut.

"Baiklah, aku akan pulang." Elvira bicara setelah diam cukup lama.

"Pulanglah, El. Sebelum keluarga calon suamimu tahu kalau kamu minggat dari rumah. Kamu harus jaga nama baik keluargamu." Ranty ikut lega dengan keputusan sahabatnya. Meski itu sangat terpaksa.

Dan malam itu, Elvira pulang ke rumah naik taksi. Kalau tidak dilindungi oleh Hasna dan Amar, Elvira sudah dihajar oleh Arman.

Tiga hari kemudian pernikahan megah dilaksanakan. Elvira harus dipaksa tersenyum untuk menunjukkan kalau dirinya bahagia.

Sekarang, di sinilah dia berada. Menjadi istri dari dr. Hendy Zain Brawijaya, Sp.An. Lelaki dengan tinggi badan di atas rata-rata, yang irit bicara tapi sangat menyebalkan. Dokter yang terkandang masih sempat merokok meski sangat jarang.

Elvira menghela napas panjang. Kemudian menajamkan pendengaran saat ada suara pintu depan di buka. Dia tidak heran lagi selama dua bulan ini. Sebagai dokter anestesi, Hendy memang terkadang pergi ke rumah sakit tengah malam kalau ada pasien gawat darurat yang harus dioperasi segera. Sebab dia merupakan bagian dari tim bedah yang bekerjasama dengan dokter bedah dan perawat.

"Hati-hati aja, El. Lengah dikit bisa nggak sadar kamu karena dibius oleh suamimu." Candaan Ranty terkadang membuat Elvira bergidik. Walaupun itu tidak mungkin dilakukan oleh Hendy. Untuk apa juga, lelaki itu tidak menunjukkan ketertarikan terhadapnya.

Benar saja, Hendy pasti pergi ke rumah sakit. Elvira mendengar mobilnya yang meninggalkan garasi. Mereka dari dunia yang berbeda, tapi terjebak dalam pernikahan yang diatur keluarga.

Baru saja Elvira memejam. Ponselnya berdering. Rizal menelepon?

Next ....

Selamat datang dikisahnya Elvira, manteman. Jangan lupa tap ❤️ ya.

Selamat Membaca 🥰

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
97%(37)
9
3%(1)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
38 ratings · 38 reviews
Write a review
user avatar
Fahdina Sulaiman
jalan ceritanya bagus beda dgn novel novel yg ada.
2025-05-07 00:45:27
0
user avatar
Nada Azzah
Bagus sekali ceritanya ...
2025-03-22 14:05:35
1
user avatar
meisan
cerita²mu selalu yg terbaik thor
2025-03-22 05:45:48
0
default avatar
alwayslivinwithus
karya karyanya selalu kusukaaaaa. ..
2025-02-19 22:52:26
0
user avatar
Uli arta
Author Lis,bagus2 Skali ceritamu.g ada yang gagal.
2025-02-08 20:32:08
0
user avatar
Icha Majhaf
masih setia nunggu cerbung mba Lis
2025-02-06 23:00:58
0
user avatar
Ummu Syarifah
Finally, happy ending. Terimakasih kak Lis sudah menghadirkan novel yang teramat manis, sampai kadar insulin naik. Elvira akhirnya bahagia bersama dengan pak dokter Hendy. Setiap tokoh memliki karakter yang kuat, plot twist disajikan dengan apik. Recommended... siap kawal karya berikutnya
2025-02-03 21:43:10
0
user avatar
RumahManyar
Buat thorrnya aku suka cerita kakak/pertama baca rindu yang terluka suka sekali alurnya sekarang baca lagi novel ini aduh meleleh aku dibuatnya suka sama alurnya
2024-12-29 22:23:58
2
user avatar
Susi Lawati
bagus suka karakter el
2024-12-28 22:02:10
1
user avatar
Loey
Sebelum berpisah, please tanyakan pada hati kalian apakah cinta atau cinta banget selama ini Dok,El, sayang kalau perjuangan kalian sia2. suka banget sama carakter Elvira. wanita tangguh.
2024-12-27 22:49:08
4
user avatar
Dinlea
plis Thor ... kasih up episode lg
2024-12-27 21:35:56
1
user avatar
Dinlea
bom bnyak episode donk thor.. bagus bgt ceritanya suka mewek kalau sdh sampe rizal - Elvira. begitu menyakitkan di posisi rizal.. lope bgt deh rizal ini maksudnya judul novelnya sebelum berpisah dgn yg mana thor? rizal apa hendy
2024-12-25 16:39:20
1
user avatar
NACL
memang selalu keren buku Mbak Lis ini aku suka aku suka lnjutkan mbak lis
2024-12-25 02:00:17
1
user avatar
TérysRady
pertama baca cerita kak Lis, langsung favorit
2024-12-24 13:49:31
1
user avatar
angel
gemes banget sama mas dokter sama Elvira.,.mas dokter yang kaya kulkas semoga bisa mencair oleh mbak El yang energik hehehhe...ayo semangat mbak El jadi pawangnya mas dokter hahah
2024-12-22 00:04:20
1
  • 1
  • 2
  • 3
194 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status