Langkah Elena terasa berat saat dia berjalan pulang dari restoran tempatnya bekerja. Ada sedikit masalah di restoran, sehingga dia harus pulang sedikit telat. Kelelahan menguasai tubuhnya, tetapi bayi di dalam perutnya memberi wanita itu kekuatan untuk terus melangkah. Dia memegang perut dengan lembut, merasa lega karena berhasil melalui hari-harinya tanpa hambatan berarti.
Namun, rasa lega itu tidak bertahan lama. Ketika dia melewati jalan kecil yang sepi, sebuah perasaan aneh menyergapnya. Rasanya seperti ada mata yang mengawasi. Elena menoleh, tetapi hanya ada bayangan gedung dan lampu redup di kejauhan. Dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu perasaannya saja, tidak lebih.
Merapatkan jaketnya, Elena mempercepat langkah. Tapi kemudian, suara langkah kaki di belakangnya terdengar jelas, menggema di jalan yang sepi. Dia menoleh lagi, dan kali ini dua pria muncul dari kegelapan. Mereka mendekat dengan tatapan yang membuat Elena merinding. Seringai di bibir mereka mengatakan bahwa mer