SIMPANAN SANG MILIARDER

SIMPANAN SANG MILIARDER

last updateLast Updated : 2025-05-20
By:  Rusmiko157Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
15views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Demi menyelamatkan nyawa ibunya, Elena menjadi simpanan pria kaya. Sean Blackwood, pria tampan dan berbahaya itu berjanji akan memberi semua yang Elena butuhkan, dengan satu syarat: Jangan hamil! Namun, situasi terjadi di luar kendali, dan neraka itu datang. Elena hamil.

View More

Chapter 1

Bab 1

“Silakan menunggu di sini, kau akan dipanggil saat giliranmu tiba,” ucap seorang wanita dengan setelah kerja berwarna biru muda kepada Elena Wilson.

“Terima kasih.” Senyum cerah merekah di bibir Elena. Wanita itu duduk di kursi tunggu, di depan sebuah ruangan tempat dirinya akan melakukan wawancara kerja.

Elena menganggap panggilan wawancara itu adalah keajaiban di tengah tragedi yang menimpa keluarganya. Ayahnya depresi dan bunuh diri setelah perusahaannya bangkrut. Keluarganya dicela dan dikucilkan oleh orang-orang yang dahulu dibantu. Elena dan ibunya berada di titik terendah dan harus berjuang dari bawah untuk memulai hidup baru.

Setelah ditolak oleh puluhan perusahaan, akhirnya Elena mendapat panggilan wawancara dari sebuah perusahaan besar. Elena berharap itu adalah awal kebangkitan bagi keluarganya. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu mengembalikan nama baik Wilson agar orang-orang tidak meremehkannya lagi.

“Nona Wilson!” Sebuah panggilan menarik atensi Elena.

“Ya, saya.” Elena tersenyum ramah menyahut panggilan tersebut.

“Masuklah! Tuan Harris sudah menunggumu.”

Elena berdiri dan berjalan meninggalkan ruang tunggu. Namun, baru beberapa langkah, ponsel di dalam sakunya berdering. Sekilas melihat layar, sebuah nomor asing menelepon.

“Maaf,” ucap Elena pada wanita yang sedang menunggunya itu.

Elena menolak telepon itu. Dia lantas menonaktifkan ponsel dan menyimpannya kembali ke dalam saku. Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emasnya hanya untuk meladeni telepon dari orang yang tidak dikenal.

Wawancara berlangsung selama tiga puluh menit dengan lancar. Elena dapat melewati setiap sesi dengan sempurna. Dia optimis bahwa dirinya akan diterima bekerja di perusahaan tersebut.

“Aku puas dengan semua jawabanmu.” Tuan Harris manggut-manggut. “Datanglah besok pagi untuk sesi berikutnya.”

“Baik. Terima kasih atas kesempatan yang Anda berikan, Tuan Harris.” Elena mengangguk hormat dengan senyum anggunnya.

“Jangan sampai terlambat! Kesempatan tidak datang dua kali, Nona Wilson,” pesan Tuan Harris.

“Saya mengerti,” sahut Elena.

Keluar dari ruangan itu, Elena tidak sabar untuk menyampaikan kabar gembira tersebut kepada sang ibu. Dia mengambil ponsel dari dalam saku untuk menelepon ibunya. Namun, dia justru menemukan banyak panggilan tak terjawab dari nomor yang tidak dikenal. Rasa penasaran memenuhi benak. Wanita itu segera menghubungi nomor tersebut, dan mendapatkan berita buruk yang meluluhlantakkan jiwanya. Ibu Elena mengalami kecelakaan dan kondisinya kritis di rumah sakit.

Elena mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit dengan kecepatan tinggi. Pikirannya kalut hingga tak peduli pada keselamatan diri. Dia hanya ingin segera tiba di rumah sakit dan melihat kondisi ibunya.

Setibanya di rumah sakit, Elena berlari menuju meja informasi. Namun, karena tidak berhati-hati, dia menabrak seorang pria, dan hampir terjatuh karenanya. Beruntung, pria itu menangkapnya dengan sigap.

“Kau baik-baik saja?” tanya pria itu.

Elena terpaku pada wajah tampan pria itu. Wajah yang tampak tidak asing, tetapi Elena tidak ingat di mana pernah melihatnya.

“Nona, kau baik-baik saja?” Pria itu mengulang pertanyaannya.

Elena mengerjapkan mata dengan cepat, lantas melepaskan diri dari pelukan pria itu begitu menyadari posisi mereka.

“Maaf, aku buru-buru,” ucap Elena.

Pria di hadapan Elena itu baru saja hendak berbicara, ketika sebuah suara memanggil.

“Elena!” Seorang dokter muda mendekat dengan langkah cepat.

“Dokter Evans!” Elena berpaling, dan langsung menghampiri sang dokter.

“Aku perlu bicara denganmu,” ucap Dokter Evans sambil mengatur napas. “Aku coba menghubungimu beberapa kali, tapi—”

“Bagaimana ibuku?” desak Elena dengan air mata yang digenangi air mata.

Dokter Evans menjawab, “Ibumu mengalami kerusakan ginjal parah.”

“Ya Tuhan!” Elena menutup mulutnya dengan telapak tangan.

“Dia bisa saja bertahan dengan satu ginjal. Akan tetapi, ginjalnya yang lain ternyata juga bermasalah,” jelas dokter itu.

“Apa?” Sendi-sendi di sekujur tubuh Elena terasa lemas dan pikiran buruk seketika berputar-putar di dalam kepalanya.

“Maafkan aku. Aku sudah berusaha melakukan yang terbaik,” ucap dokter itu seraya menyentuh tangan Elena. “Jalan satu-satunya adalah transplantasi. Ibumu membutuhkan ginjal baru untuk bertahan hidup.”

Semakin banyak informasi yang dokter itu katakan, semakin kalut pula pikiran Elena. Jika ginjalnya cocok untuk sang ibu, maka Elena rela memberikan satu untuk ibunya. Sayangnya, golongan darah mereka saja tidak sama. Bagaimana ginjalnya akan cocok?

“Di mana aku bisa mendapatkan ginjal itu?” Air mata menetes dari kedua matanya.

Elena putus asa. Dia tidak tahu ke mana harus mencari ginjal yang cocok untuk ibunya. Sedangkan dia tidak mungkin mendatangi kerabat yang sudah menghina harga diri mereka. Elena menangis di selasar rumah sakit, merasa tak memiliki harapan lagi untuk melihat ibunya selamat.

Bukan hanya tentang sulitnya mendapatkan pendonor, tetapi juga tentang besarnya nominal yang harus dia siapkan untuk mendapatkan ginjal itu.

“Josh.” Nama sang kekasih tiba-tiba melnitas dalam pikirannya.

Seolah mendapat angin segar, Elena segera bangkit dan menyeka air mata. Dengan tangan yang gemetar, Elena mengambil ponsel dan menghubungi nomor kekasihnya tersebut.

Keluarga Josh sangat kaya. Bahkan, tidak lama lagi Josh akan memimpin perusahaan keluarga. Sebab itu, Elena sangat berharap Josh bersedia memberi pinjaman untuk biaya pengobatan ibunya.

“Ayolah, Josh! Angkat teleponnya.” Elena berjalan mondar-mandir sambil menggigit bibir.

Beberapa kali Elena menelepon, tetapi Josh tidak menjawab. Elena pun memutuskan untuk pergi ke apartemen pria itu. Butuh waktu sekitar tiga puluh menit untuk tiba di sana. Elena menaiki lift menuju lantai 10, lalu berjalan menyusuri koridor yang sepi. Tujuannya adalah unit nomor 1014, di ujung koridor sebelah kiri. Dengan membawa asa yang besar, Elena melangkahkan kaki dengan lebar.

Di depan pintu unit 1014, Elena berhenti. Sebuah keraguan tiba-tiba memenuhi benak. Namun, kondisi sang ibu memaksa Elena untuk menekan keraguan itu.

“Kau adalah satu-satunya harapanku, Josh.” Elena menarik napas dalam lalu mengembuskannya dengan keras.

Passcode apartemen Josh adalah tanggal ulang tahun Elena. Wanita itu menekan angka-angka pada papan tombol lalu mendorong pintu tersebut. Dia melenggang masuk dan langsung terdengar sayup-sayup orang yang sedang berbicara.

“Josh? Apa dia sudah pulang?” Elena bergumam sambil mengerutkan alis.

Wanita itu menajamkan pendengaran, melangkah dengan perlahan menuju sumber suara: kamar Josh. Ada dua suara berbeda yang terdengar, suara pria dan wanita. Jantung Elena berdegup kencang. Otaknya menyangkal keras bahwa dia mengenali pemilik suara-suara itu. Kakinya pun terus melangkah tanpa dapat dicegah.

“Jadi, kapan kau akan mengakhiri hubunganmu dengan Elena? Aku cemburu setiap kali melihatmu bersamanya.”

Elena sangat kenal dengan suara wanita itu.

“Segera, Sayang. Aku masih membutuhkannya untuk membantu pekerjaanku.”

Dan itu adalah suara Josh.

Dari pintu kamar yang tidak tertutup rapat, Elena melihat Josh sedang berpelukan dengan seorang wanita. Bianca, sahabatnya. Elena membekap mulut dengan telapak tangan, air matanya meleleh tak tertahan.

“Aku mencintaimu, Josh. Aku sudah lelah berhubungan denganmu secara sembunyi-sembunyi seperti ini,” kata Bianca.

“Bianca, Sayang. Kau tahu betapa aku juga mencintaimu dan… seluruh tubuhmu.” Josh membelai rambut Bianca lalu mencium bibirnya.

Seluruh dunia Elena serasa runtuh, melihat kekasih yang dicintainya tengah bermesraan dengan sahabat yang dia percaya.

Tbc.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status