Koper besar di sudut kamar hampir penuh dengan pakaian dan barang-barang penting yang tersusun rapi di dalamnya. Elena berdiri mematung di dekat koper itu, jemarinya yang gemetar menyentuh resleting yang masih terbuka. Pandangannya kosong, pikirannya penuh dengan kekhawatiran yang berputar tanpa henti.
“Kau yakin ini keputusan yang tepat?” gumamnya pelan, bertanya pada diri sendiri.
Eric muncul di pintu kamar, membawa tas tambahan. Wajahnya menyiratkan ketenangan yang selalu dia tunjukkan di saat-saat sulit seperti ini. Dia mendekat, meletakkan tas di lantai, dan menggenggam tangan Elena dengan lembut.
“Abby, kau baik-baik saja?” Eric menatap Elena, menyadari kegelisahan wanita itu. “Ada yang ingin kau ceritakan padaku?” tanyanya dengan suara yang rendah tetapi penuh perhatian.
Elena mengangkat wajahnya, menatap mata Eric yang memancarkan rasa aman. “Aku hanya takut. Bagaimana jika pamamu tidak bisa menerimaku? Aku membawa banyak hal yang mungkin sulit untuk diterima oleh orang lain.”