"Ini adalah tetesan darah. Ini adalah anak panah lengan bunga plum. Ini adalah bulu merak ...."
Karena takut Arjuna tidak bisa menggunakannya, Dewi menjelaskannya untuk kedua kali.
"Sudah."
Arjuna mencekal tangan Dewi, lalu menariknya ke sisinya. "Tidak perlu jelaskan lagi, sudah larut malam, tidurlah lebih awal. Kamu harus menghadiri sidang pagi besok."
Arjuna ingin membawa Dewi ke kasur.
Setelah sekian lama dia datang ke zaman ini, dia belum pernah memeluk istri tertuanya sambil tidur.
Alhasil, begitu Arjuna menggendong Dewi ke kasur, Dewi tiba-tiba tersadar.
"Dasar mesum!"
Dewi langsung menendang dada Arjuna.
"Aduh!"
Arjuna menyentuh dadanya dan berpura-pura kesakitan. "Kamu benar-benar tega! Sakit sekali!"
"Jaga ucapanmu, suami dari mana? Aku akan mengatakannya sekali lagi, aku tidak akan menikah!"
"Wah, kamu jelas-jelas sudah menjadi menantu Keluarga Kusumo. Tak disangka kamu tidak mau mengakuinya. Dasar wanita tak bertanggung jawab."
Arjuna bersikap menyebalkan. Penggunaan kata-k