Mataku seketika melebar kala melihat Mas Fahri tiba-tiba saja menarik kerah kemejanya Pak Raga. Spontan aku yang tadinya menjauh seketika berlari demi menghindari agar Mas Fahri tidak melakukan hal gegabah.
Nahas, kakiku terkilir kemudian aku jatuh dan saat itu juga bokongku terasa sakit sekali apalagi pergelangan kakiku yang terkilir.
Dua lelaki yang tadinya beradu pandangan tajam lantas menolong, terutama suara Pak Raga yang menyebut namaku.
"DINDA!" Suara yang aku tahu kalau nadanya seperti nada kekhawatiran.
"Aaww..." Bukan cuma bokong dan pergelangan kakiku saja ternyata yang sakit, kram cukup hebat menerjang perutku. Membuatku kesakitan sekali.
"Dinda.."
Samar kulihat dan kepalaku pusing sekali, entah semuanya mendadak gelap dan aku tidak tahu apa-apa lagi setelah itu.
*
Bau desinfektan, aroma karbol khas rumah sakit tertangkap hidup saat mataku membuka. Tirai putih di sekelilingku dan tanganku yang sudah ditusuk jarum infus menyadarkanku kalau saat ini aku sedang berada di r