"Beri Kea kesempatan merawat bayi itu juga." Mungkin lebih seperti memohon kali, ya? Aku bahkan tidak tahu bagaimana cara menjilat yang benar untuk mendapat kesempatan dari wanita yang ... bukan dari kalangan penikmat jasa seperti dia, Anin maksudku.
"Enggak semudah itu." Anin menggeleng. Dia membuka botol air mineral lain dan minum lagi. Enggak kebayang kembungnya perut karena penuh dengan cairan. "Bagaimana bilangnya? Aku enggak bisa."
"Bukankah kalian harus saling jujur untuk anak ini?" Kuhentikan putaran botol dalam genggamanku dan mulai menyeringai saat mendapati ekspresi ragu Anin. "Siapa namanya?"
"Shaka. Shaka Bentala."
Ternyata sangat mudah mengajaknya bicara setelah menguasai emosi terdalamnya melalui pembicaraan. Dasar wanita. Aku melanjutkan, "Beri dia kesempatan mengenal keluarga ayahnya juga."
"Kenapa harus?" Dia minum lagi. Tatapannya t