"Susan Prameswari. Apakah kamu bersedia menerima lamaran dari Mas, semata-mata untuk mendapatkan keridhoan Allah?"
Susan menatap Subroto dengan tatapan mata yang berkaca-kaca. Kelopak matanya terasa sudah dipenuhi oleh sekumpulan kaca bening yang menggenang. Terharu, sangat terharu sekali yang dia rasakan saat ini. Pria paruh baya di depannya ini tetap meminta dirinya sendiri agar mau mengajaknya ke jalan hijrah. Berpindah dari jalan keburukan ke jalan kebaikan yang diridhoi Allah.
Subroto, pria yang usianya hanya sedikit lebih muda dari almarhum papahnya, memang memiliki andil dan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan Susan. Hampir seluruh masa remajanya dulu dia habiskan bersama pria kaya raya ini. Berkecimpung dalam kemewahan dunia yang bergelimang harta dan kemaksiatan.
Tiada hari yang mereka lewati bersama dulu tanpa dosa dan kemaksiatan. Lalu, apakah dirinya juga harus bersama dengan Subroto dalam melewati jalan yang sangat berbeda dengan masa lalunya? Apakah semua ini mem