Sekali lagi aku menjelaskan, jika saat ini sedang mendapatkan tamu bulanan, dan justru cubitan yang keras yang kudapatkan dari emak hingga aku mengaduh kesakitan. Kembali raut kekhawatiran terpancar jelas dari wajah emak, bapak, dan Kang Wawan, ketakutan jika si juragan dari kota besar ini akan membatalkan keinginannya untuk mendapatkan kegadisanku. Sedikit rasa khawatir, emak akhirnya ikut bicara.
"Sarah memang sedang mendapatkan haid, Tuan, tetapi sudah tidak banyak. Mungkin besok pun sudah selesai," ungkap emak menjelaskan.
"Tetapi jika tetap "Ingin" sekarang juga tidak apa-apa, Tuan, toh tinggal sedikit lagi, hanya serupa bercak-bercak," jelasnya lagi, sebisa mungkin memberikan alasan.
Terkejut aku mendengar perkataan emak, bahkan di saat tamu bulanan datang menghampiri, emak tetap mempersilahkan pria itu untuk tetap bisa menyentuhku, di saat haid pertamaku. Setega itu ternyata emak terhadapku.
Uang dan perhiasan yang bisa dibelinya nanti dari hasil menjual tubuhku, ternyata leb