Mobil mewah Om Gunadi pun meninggalkan desa kami. Beberapa orang tetangga langsung mengerubungi aku dan emak, juga Kang Wawan. Mereka mencari-cari informasi, berapa besar yang orang kota itu bayarkan untuk harga kegadisanku.
Aku bergegas menghindari dan berniat kembali ke rumah. Sementara bagi emak, ini adalah saatnya untuk menyombongkan diri, jika sekarang harga keperawanan putrinya adalah yang tertinggi di kampung ini. Bersuara kencang saat dirinya bercerita, mungkin juga agar terdengar oleh Mak Neti. Ada kesan ingin menyombongkan diri, jika aku anaknya ternyata mampu mengalahkan putrinya si emak.
Selepas menyeberang jalan untuk kembali ke rumah, sudut mataku menangkap sosok Zulham dari kejauhan yang sedang berdiri sendiri di bawah sebuah pohon besar sisi jalan yang lumayan gelap, karena sebagian tidak mampu tertembus oleh cahaya lampu penerangan yang terhalang oleh rindangnya pepohonan. Namun aku yakin, jika itu memang Zulham, dan sepertinya Zulham juga sudah tahu bahwa aku sudah