Tubuh kurus dan wajah tirus Tasya, putriku satu-satunya mendekap erat badanku. Kain batik lusuh milik ibu, yang kubawa saat kabur dari rumah dulu, itu yang kupakai untuk mengendongnya.
Bukannya aku tidak ingin membahagiakan atau pun menyenangkan hati Tasya, tetapi, sikap keji suamiku Burhan terhadap kami berdua, membuatku tidak mampu berbuat apa-apa.
Hari ini, pasar tradisional yang tidak terlalu jauh dari tempat kontrakan, menjadi tujuanku untuk menyenangkan hati Tasya. Aku ajak dia pergi membeli ayam goreng tepung kesukaannya, es cream, boneka panda, dan segala macam makanan ringan, susu, juga minuman yang ditunjuknya. Semuanya kubelikan, satu pun tidak ada yang terlewatkan.
Kuajak dia menaiki permainan yang dia suka. Kuda-kudaan, mobil-mobilan, balon karakter, apa saja yang dia ingin, hari ini, aku penuhi keinginannya.
Aku menangis bahagia melihat putriku tertawa ceria. Air mataku terus mengalir, saat kedua tangannya menggenggam makanan, yang dulu hanya bisa dia rintihkan.
Si lakn*