Aku terdiam saat perempuan bernama Ulpa ini menanyakan tentang keberadaan Burhan, sembari berpikir, alasan apa yang akan aku utarakan.
"Aku mengambil handphone miliknya, saat dia sedang mabuk berat. Dia tidak akan menyadari, di mana dia kehilangan hape-nya. Aku tidak memaksa, jika kau tidak mau juga tidak apa-apa, tetapi jangan salahkan aku jika benda ini kujual kepada orang lain, dan rahasia kotormu menjadi terbongkar," ingatku padanya.
"Baik, akan aku bayar, aku hanya ingin tahu di mana keberadaan Burhan, itu saja," jawabnya, lalu mengambil sebuah amplop besar dari dalam tas tangan yang dibawanya, lantas meletakkannya di atas meja.
"Ini uang yang sudah kujanjikan, Mbak," ujarnya, lalu mendorong uang itu untuk lebih didekatkan ke arahku.
Aku lantas mengambil uang pemberiannya, dan memasukkan ke dalam tas yang aku bawa, lalu menyerahkan ponsel milik Burhan ke tangan wanita itu.
"Dari mana aku tahu, jika mbak tidak menyimpan dan memindahkan file-nya di tempat lain," tanyanya menyelidi