Malam menggantung seperti gulungan misteri yang belum selesai ditulis takdir. Di apartemen sunyi milik Melisa, hanya suara detak jam tua di dinding yang menjadi teman setiaku. Angin malam dari celah jendela berbisik pelan, membawa aroma dingin khas musim semi di Paris. Di luar, kota yang selalu bercahaya itu tak pernah benar-benar tidur, tapi di dalam ruangan ini… hanya keheningan yang membalut tubuhku.
Melisa sedang menghadiri seminar bertaraf internasional bersama para dokter dari berbagai negara. Dan tentu saja… Aslan pun ada di sana. Dia, lelaki yang pernah mengacak-acak hidupku tanpa ampun. Lelaki yang mencuri banyak hal, termasuk… bagian dari diriku yang tak pernah bisa kuambil kembali.
Begitu Melisa pergi tadi sore, aku meregangkan tubuh yang seharian lelah memilih dan menyiapkan gaun untuk fashion show esok hari. Di antara tumpukan kain, benang, dan payet yang berkilau, pikiranku justru penuh kekhawatiran. Aku duduk di sofa, rambut kusut digerai lepas, mencoba menikmati waktu s