Suamimu Masih Mencintaiku

Suamimu Masih Mencintaiku

last updateLast Updated : 2025-05-16
By:  BornengUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
27Chapters
30views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sany, seorang wanita muda dengan wajah secantik malaikat tapi luka sedalam neraka, terjebak dalam hidup yang ia benci namun tak bisa ia hindari. Menjadi simpanan Panji, seorang polisi tampan dan berkuasa, membuatnya bak burung dalam sangkar emas—diberi nafkah, namun tak diberi hak untuk bahagia. Cinta tak pernah benar-benar menjadi miliknya. Tubuhnya dimiliki, tapi jiwanya terkubur dalam ketakutan dan kekecewaan. Hidupnya makin rumit saat Aslan, adik ipar Panji yang dingin dan penuh dendam, datang ke dalam hidupnya. Bagi Aslan, Sany bukan wanita biasa—ia adalah perusak rumah tangga kakaknya, simbol dari kehancuran yang tak bisa ia terima. Niatnya hanya satu: balas dendam. Namun dendam adalah permainan berbahaya, apalagi jika hati ikut terseret. Saat Aslan menyiksa batin Sany demi sebuah balasan, hatinya sendiri mulai goyah. Di balik air mata Sany, di balik pemberontakan dan luka, ia melihat seorang wanita kuat lebih dari sekadar simpanan—ia melihat kekuatan, ketulusan, dan cinta yang tak terbatas untuk anak-anaknya, ia tidak pernah sangka cinta akan tumbuh dari kebencian. Sementara itu, Sany berjuang membebaskan diri dari cengkeraman Panji, demi anak-anaknya dan dirinya sendiri. Tapi bisakah ia benar-benar lepas dari jerat masa lalu ketika cinta yang datang justru dari pria yang seharusnya membencinya? "Berawal dari Cinta yang Kucuri" adalah kisah penuh luka, dendam, dan cinta tak terduga. Sebuah pertarungan batin antara harga diri, luka masa lalu, dan keinginan untuk mencintai dan dicintai—meski dengan cara yang salah.

View More

Chapter 1

Cinta yang salah Arah

“Mas, mau minum dingin?” tanyaku lembut, menatap wajah Panji yang bersimbah peluh. Tanganku meraih tisu dan menyodorkannya dengan gerakan pelan.

“Tidak. Aku mau langsung pulang. Besok, anak bungsukuingin liburan,” jawabnya sambil berdiri dan melangkah ke kamar mandi.

Suaranya masih terdengar dari dalam, “Oh, iya. Jangan lupa minum pil-nya. Aku tidak mau kamu hamil.”

“Iya, Mas. Besok gak mampir?” tanyaku hati-hati, menahan nada kecewa yang hampir keluar.

“Enggak. Aku udah ada janji sama istriku.”

“Baik, Mas,” jawabku singkat.

Aku menarik pakaian bersih dari lemari dan memberikannya padanya. Pakaian kotornya kulempar ke tumpukan di pojok kamar, seperti biasa.

“Eh, kemarin jadi beli seragam buat Falen?” tanyanya sambil menatap kaca, tubuh tegapnya terlihat sempurna mengenakan kaus putih polos yang kuberikan.

Falen, putriku. Hasil dari pernikahan yang kini hanya tinggal kenangan pahit.

“Belum. Mungkin besok,” jawabku, menahan getir.

Ia mengeluarkan lima lembar uang seratus ribuan dari dompet, lalu meletakkannya di atas nakas. “Ini, beli seragam buat Falen dan Zio.”

“Makasih, Mas,” ucapku pelan sambil merapikan rambut yang sempat kusut.

“Besok jangan ke mana-mana. Kalau kamu nekat ke rumah mantan suamimu lagi dan ketahuan, awas aja. Dengar ya, tubuh ini cuma milikku. Aku gak mau berbagi dengan siapa pun,” ucapnya penuh kepemilikan.

Panji. Polisi. Lembut, tapi bisa menjadi bara saat cemburu. Ia bisa memelukmu dengan penuh kasih, namun sekaligus mengikatmu tanpa tali.

“Tapi Mas, besok aku mau jemput anak-anak dari rumah ayah mereka. Sudah waktunya mereka kembali tinggal denganku.”

“Belum sebulan, kan, mereka sama bapaknya? Biarkan dulu sampai sebulan.”

“Baiklah, nanti akan aku kabari Falen,” ucapku, menyerah tanpa bantahan.

“Aku pulang dulu. Besok kami mau liburan keluarga ke Bali, mumpung aku masih cuti,” katanya sambil bersiap.

“Oh, iya, Mas.”

“Tadi uang kontrakan rumah ini sudah aku bayarkan tiga bulan ke depan. Aku juga beli beras satu karung. Jadi, ingat, jangan ke mana-mana,” ucapnya lagi, sambil menyelipkan pistol ke pinggang.

Aku hanya mengantarnya sampai depan pintu. Setelah pamit, ia mengendarai motor ninja hitamnya, menghilang dalam gelapnya malam.

Sejak kecil aku sudah terbiasa hidup tanpa arah. Korban keluarga broken home. Ibuku—entah sudah berapa kali menikah dengan pria berbeda. Sekarang pun ia tinggal bersama seorang brondong yang jelas hanya memanfaatkan tubuhnya.

Gila? Ya, aku mungkin menurun dari ibuku. Aku juga gila. Bukan karena aku ingin, tapi karena ibuku menjadikanku mesin pencetak uang. Ia bahkan mendukungku menjadi simpanan pria beristri. Ayahku? Jangan harap. Ia kini hidup nyaman di Bogor bersama keluarga barunya.

Sedih?

Tentu. Tapi air mataku sudah kering. Dulu, wajah cantik ini adalah kebanggaan. Kini, kutukan. Aku terjerat dalam pelukan dan obsesi seorang polisi yang tak ingin melepaskanku.

Panji tidak bisa menikahiku, karena peraturan sebagai Abdi Negara. Tapi ia juga tidak mau menikah siri. Baginya, aku cukup menjadi simpanan. Penghangat tubuh. Pemenuh hasrat. Bukan istri. Bukan ibu yang layak untuk anak-anaknya.

Kecantikan ini... adalah penjara.

Malam itu aku tidak bisa tidur. Suara motornya masih menggema di telingaku, seperti gema luka yang tak kunjung sembuh. Tubuhku terbaring di ranjang, tapi jiwaku seperti sedang berdiri di tepi jurang.

Aku memandangi lembaran uang di atas nakas. Lima ratus ribu. Harga tubuhku malam ini. Harga ketakutanku. Harga diamku.

Kubuka ponsel. Ada pesan dari Falen., kapan jemput kami? Aku kangen...

Tenggorokanku tercekat. Ingin rasanya kujawab: Besok, Sayang. Ibu akan jemput kamu dan Abang. Kita akan hidup lebih baik.

Tapi nyaliku ciut. Bukan karena tak cinta. Tapi karena aku tak punya pilihan.

Pagi menjelang. Cahaya matahari menyusup dari sela tirai. Tapi hatiku tetap gelap.

Kulihat wajahku di cermin. Ada lingkar hitam di bawah mata. Lelah. Tapi masih ada sisa harapan di sana. Harapan yang belum mati.

Hari itu, aku nekat. Aku menjemput Falen dan Zio tanpa bilang pada Panji. Risiko? Tentu. Tapi diam lebih lama hanya akan menjadikanku boneka selamanya.

Saat melihatku, Falen berlari dan memelukku erat. Begitu pula Zio. Air mataku nyaris tumpah.

“Ayo pulang,” ucapku mantap.

Tapi aku tak langsung ke kontrakan. Aku bawa mereka ke rumah ayahku.

Sudah lama aku putus kontak dengan ayah karena malu. Tapi hari itu, aku butuh tempat berpijak. Butuh seseorang yang bisa menarikku dari lumpur ini.

Telepon kutekan. Jantungku berdebar.

“Ayah… boleh aku datang ke rumah?”

Suaranya lembut, hangat, sangat berbeda dengan ibuku yang hanya peduli uang.

“Datanglah. Bawa anak-anak. Kita bicara nanti.”

Aku menangis sepanjang perjalanan. Bukan karena takut. Tapi karena aku melanggar sumpahku sendiri: untuk tidak lagi mencari ayah. Tapi lihatlah, hidup telah menamparku terlalu keras.

Sore hari. Ponselku berdering.

Mas Panji.

Kutatap layar itu lama. Lalu kutekan tombol “matikan panggilan.”

Untuk pertama kalinya, aku berani. Walau hanya sesaat.

Beberapa detik kemudian, pesan masuk.

[Kamu di mana?]

Aku tidak membukanya. Tapi notifikasi terus berdatangan.

[Apa kamu menemui mantan suamimu?]

[Angkat telepon sebelum aku membunuhmu nanti.]

Tubuhku menggigil. Tapi hatiku tidak.

Ini hidupku. Ini tubuhku. Aku akan hadapi apa pun yang datang.

Demi anak-anakku.

Demi diriku sendiri.

Demi hidup yang lebih layak.

Aku tahu badai akan datang. Tapi kali ini, aku tidak akan lari. Biarlah malam ini jadi awal dari pertempuran panjang... antara aku dan belenggu bernama Panji.

Bersambung

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
27 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status