Di kursi kayu yang berada di samping kolam renang, aku dan Jenifer duduk berdua saling berhadapan. Wajah Jenifer terlihat tegang dengan kedua tangan dimainkan di atas pangkuannya.
"Ada apa, Mba?" Jenifer langsung bertanya.
"Saya ingin bertanya dan kamu harus jawab jujur." Aku menekan terlebih dahulu. Walau sedikit ragu kalau dia akan berbicara jujur.
Jenifer dengan wajahnya tampak mencerna permintaannku dan dia hanya mengangguk saja.
"Bagaimana bisa celana dalam milik kamu bisa berada di kamar tengah?" tanyaku tanpa menunggu lagi.
"Maksudnya?" Jenifer mengernyitkan dahi.
"Sudahlah, jangan pura-pura tak paham." Aku mengibaskan sebelah tangan kanan ke hadapan wajah Jenifer.
"Saya yang telah menemuikan celana dalam milik kamu yang tertinggal di kamar tengah," lanjutku sedikit memanipulasi.
Seketika wajah Jenifer kian terlihat tegang. Ia mematung dalam beberapa saat. Seperti tak mampu membalas penuturanku.
"Jawab, Jenifer! Bagaimana benda milikmu yang bersifat pribadi itu bisa ditemukan