“Fikry benar-benar suka ikut campur.” Setelah berkata seperti itu, Tony berdiri dengan marah dan berjalan menuju meja tempat Fikry duduk.
Setelah berpikir sejenak, Windy mengikutinya. Dia ingin tahu mengapa Fikry menjadi sasaran.
Langkahnya diikuti oleh Fandy.
“FIKRY, BERDIRI!” Tony berteriak pada Fikry.
Fikry sedang menyesap anggur. Saat dia melihat reaksi Tony, dia tahu apa yang sedang terjadi. Dia segera berdiri dan berjalan keluar.
Mereka berdua sampai di koridor.
Tony mencibir. “Apakah kamu tidak punya hal lain yang lebih baik untuk dilakukan? Mengapa kamu berusaha melakukan hal yang jahat, hah?! Apa menurutmu aku tidak ada?!” Tony marah-marah. Nada suaranya meninggi.
Fikry tersenyum meminta maaf. "Ini adalah kesalahanku. Aku meminta maaf kepadamu. Aku cuma mendapatkan keluhan dari wanitaku soal saingannya. Dan kamu tahu kan betapa saya peduli dengan egoku. Aku hanya ingin terlihat baik di depan wanitaku. Itu hanya lelucon. Ular itu tidak berbisa dan tidak akan menimbulkan bahaya