Prabu sengaja memancing Kay, apakah gadis itu akan jujur dan menceritakan masa lalunya. Namun, Kay hanya terkekeh kecil.
“Jangankan eropa, Pak. Surga dan neraka pun saya sudah tahu gambarannya tanpa harus pergi ke sana,” jawabnya santai.
Prabu hanya menggeleng mendengar jawaban nyeleneh dari Kay.
Keduanya lalu terdiam, membiarkan mobil hitam mengkilap yang dikemudikan sopir pribadi Prabu melewati jalanan yang mulai dihiasi kemacetan, asap kendaraan, para pedagang kaki lima yang mulai mengadu nasib tampak berderet di tepi jalan. Cukup lama terjebak macet dan keheningan, hingga mobil memasuki jalan utama lalu mengambil arah memasuki area MOI dan akhirnya berhenti di depan sebuah butik mewah, Sabia Fashion. Nama butik itu tertulis elegan dengan huruf berwarna emas yang berkilauan di bawah sinar matahari pagi.
Dari luar, bangunan butik itu terlihat seperti istana kecil. Jendela-jendela kaca besar memperlihatkan deretan gaun indah yang dipajang dengan cermat. Ornamen emas menghiasi pint