“Loh, calonnya, Kay?” Guntur dan Hardi berbicara bersamaan. Wajahnya terlihat terkejut.
“Eh ….” Kay menoleh dan mendelik ke arah Prabu. Namun, lelaki itu seperti sengaja tak melihat ke arahnya.
“Iya. Saya ke sini sekalian untuk bertemu dengan keluarga, Kay!” tutur Prabu tegas dan jelas.
“Loh, Kay, kamu sudah punya calon?” Ibu Kay menyeka air mata. Dia melirik lelaki matang yang terlihat gagah dan rupawan itu.
“Iya, Bu! Salam kenal, Saya Prabu, calon suaminya Kay.” Prabu menangkupkan tangan ke arah Lilis.
“Ya, Tuhaaan, Pak Prabu apa-apaan? Duh, Bapak Tua ini, seneng banget bikin aku dalam masalah!” Bahu Kay melorot seketika. Dia membagi pandangan pada ibu, ayah dan juga kakaknya yang serempak menatapnya dengan sorot penasaran.
“Ceritanya panjang, Bu. Nanti Kay jelaskan.” Kay memilih mengulur waktu. Dia pun tak tahu harus menjelaskan seperti apa pada keluarganya nanti. Meskipun di satu sisi, dia senang melihat tangisan ibunya terhenti. Namun, dia pun kesal, bisa-bisanya Prabu berbi