“Eh, udah beres mandinya, Cha? Aku mandi dulu, gentian, ya!” Rey melepas lingkaran jemari Marsha yang melingkar pada perutnya.
“Oke,” tutur Marsha sambil melepas Rey. Wajah lelaki itu terlihat murung, tak seperti biasanya. Bahkan sejak kedatangan Kay, hingga Kay pulang, Marhsa melihat betul perubahan raut wajah Rey. Sikapnya pun tak sehangat biasa.
Dia duduk di tepi tempat tidur. Namun, karena bosan. Dia menghampiri tumpukkan kado. Lalu dibukanya. Senyum sesekali tersungging. Membuka hadiah-hadiah itu, bisa memperbaiki sedikit moodnya. Namun, itu tak bertahan lama. Satu buah kado tanpa nama yang dibukanya membuat Marsha berdecak kesal. Satu buah album foto kenangan yang ketika Marsha buka, semua itu berisi foto-foto Rey dan Kay. Masa-masa putih abu yang indah, sepertinya hampir tiap momen mereka abadikan. Juga aksesoris-aksesoris yang Rey dulu berikan, sepertinya Kay masih simpan dan saat ini sudah berada di dalam sebuah kotak dengan sebuah tulisan.
[Terima kasih, sudah menunjukkan