Prabu berulang kali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Kay, yang hanya pamit pergi sebentar dan bahkan menolak diantar supir, belum juga pulang meskipun hari sudah sore. Kay tak menjelaskan pada Prabu kalau dia mengikuti test UKDI. Kay masih mengira jika Prabu tak tahu tentang jati dirinya yang sesungguhnya seorang dokter, karena itu, Kay berbohong ketika dia pergi.
“Ke mana anak kecil itu, ck! Jam segini belum pulang,” gumam Prabu sambil melirik gerbang rumah. Sesekali dia menyesap cokelat hangat yang sudah disiapkan oleh Bi Sumi. Sudah sejak bakda ashar dia duduk di teras, menunggu Kay pulang.
Waktu terus berlalu hingga melewati maghrib. Akhirnya, Prabu mengembuskan napas lega ketika sebuah mobil berhenti di depan gerbang. Kay turun tergesa-gesa, menutup pintu lalu melambaikan tangan pada mobil yang perlahan melaju pergi.
“Dia melambaikan tangan pada siapa, ya?” batin Prabu sambil menatap gerak-gerik Kay. Kini gadis itu tampak memijit kombinasi nomor pada k