Arsana berdiri tepat di samping Zayver yang saat ini meletakkan kedua kakinya di atas meja.
Zayver menoleh ke arah Arsana yang berdiri dengan detak jantung yang sangat cepat. Pikirannya terus bertanya-tanya apakah dia telah ketahuan.
Zayver berdiri di hadapan Arsana yang sedikit menundukkan kepalanya.
"Apa kamu tahu berapa harga minuman itu?" tanya Zayver dengan nada yang sangat lembut.
Arsana terkejut mendengar suara Zayver yang sangat berbeda. Biasanya Zayver akan bicara dengan suara yang terdengar keras padanya, tetapi kali ini sangat berbeda. Bahkan suara yang keluar dari mulut Zayver saat ini membuat Arsana merasa takut. Namun, Arsana mencoba tetap tenang.
Arsana menggelengkan kepala, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan tetap menundukkan kepala sampai Zayver mengangkat dagunya. Mata mereka saling menatap dengan tangan Zayver yang mulai meraba bibir tipis Arsana yang terlihat menggoda.
"mengapa wajahmu berkeringat? Apakah AC di sini kurang dingin?" Zayver mengelus pelipis Arsa