TERPERANGKAP HASRAT MAFIA KEJAM

TERPERANGKAP HASRAT MAFIA KEJAM

Oleh:  Simbaradiffa  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat
23Bab
239Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dipaksa menikah oleh Ayahnya dengan pria tak dikenal. Ditetapkan sebagai agen rahasia oleh atasannya untuk menjalankan misi dengan mengumpulkan data informasi penting. Akankah gadis itu berhasil menjalankan misinya? Atau justru gagal karena harus menghadapi pria temperamental buruk dan selalu ingin di puaskan setiap malamnya.

Lihat lebih banyak
TERPERANGKAP HASRAT MAFIA KEJAM Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
SusiVikers
cerita nya bagus bgt
2024-02-10 06:05:30
1
user avatar
Sari N
waw ... ceritanya keren banget kak ...
2024-02-08 06:14:08
1
user avatar
Bunga Flower
Next Thor, cerita nya menarik
2024-02-08 00:39:50
1
23 Bab
Bab 1 Bergoyang di atas Tubuhnya
"Astaga, Andre! Rara! Jadi ini yang kalian lakukan di belakangku?!" Arsana Putri membekap mulutnya tatkala melihat Andre dan Rara, sahabat Arsana yang sedang memadu kasih di atas ranjang apartemen milik Andre Wiranto, tunangannya. Seketika, Andre yang terkejut langsung menyingkirkan Rara dengan kasar yang sedari tadi bergerilya dan bergoyang di atas tubuhnya, lalu memakai handuk kimono dengan tergesa. "Dasar pengkhianat!" geram Arsana. "Arsana, ini tidak seperti yang kamu lihat!" ujar Andre seraya menarik tangan Arsana yang hendak pergi. "Apa? Kita ini sudah tunangan, Andre, sebentar lagi kita akan menikah!" teriak Arsana dengan mata yang berkaca-kaca. "Arsana, lebih baik kamu bergabung saja dengan kami. Ayo!" ajak Rara tanpa merasa berdosa. "Diam kamu, Rara!" Andre menatap tajam sahabat dari tunangannya itu. "Kalian berdua memang menjijikkan!" Arsana mengepalkan tangannya yang berkeringat, air matanya sudah tak bisa tertahankan lagi, tetapi dia tak ingin menunjukkan rasa sedi
Baca selengkapnya
Bab 2 Menciumnya
Arsana Putri akhirnya sampai di kediaman Tuan Zayver Megantara yang sangat mewah dan luas. Dia disambut oleh penjaga dan langsung dipersilakan masuk ke kamar, di mana Zayver sudah menantinya di atas ranjang. Zayver Megantara mengerutkan dahi, menatap gadis cantik yang menyelonong masuk ke kamarnya lalu tiduran di ranjangnya."Siapa kamu?" tanya Zayver heran."Siapa lagi yang berani berbaring di ranjang besar nan empuk ini kalau bukan istrimu." Zayver menautkan alisnya. "Apa? Istriku? Apa buktinya?"Arsana menghembuskan napas kasar lalu kembali bangun dan membawa sesuatu dari dalam tasnya."Ini buktinya, lihat saja."Zayver menatap surat nikah di mana foto dirinya dan Arsana berdampingan."Bagaimana bisa aku menikahimu?" tanya Zayver."Mana aku tahu. Aku bahkan baru saja bangun dari mimpi buruk dan tiba-tiba diberitahu bahwa aku sudah menjadi istri seseorang yang aku pun tak pernah mengenal dan melihatnya." Arsana kembali berbaring seraya menutup wajah dengan sebelah tangannya."Si*la
Baca selengkapnya
Bab 3 Zayver merenggut kesuciannya
Arsana dan Zayver sudah tiba di Papua. Arsana merasa sangat lelah, akan tetapi Zayver malah terlihat sibuk dengan teleponnya. Tak lama, lelaki itu mendatangi Arsana yang sedang tidur dan berpamitan untuk pergi menemui teman-temannya. "Memangnya kamu tidak lelah, Zayver? Beristirahatlah!" ucap Arsana sembari mengucek matanya. "Lelah atau tidak apa pedulimu, hah?!" bentak Zayver membuat Arsana cemberut dan menyesal sudah memberi lelaki itu perhatian. "Aku pergi dahulu!" ujar Zayver seraya mencium bibir istrinya dengan kasar, tak ada kelembutan sama sekali. Arsana tak membalas ciuman itu, dia juga tidak menghapus jejak bibir sang suami, supaya Zayver cepat-cepat pergi dari sana, karena Arsana sangat tidak nyaman jika ada Zayver di rumah. Sebab, selain suka marah-marah, Zayver juga tak pernah menunjukkan hal romantis padanya, sehingga sampai saat ini dalam hati Arsana sama sekali belum ada rasa cinta. Setelah kepergian Zayver, Arsana hendak tidur lagi, akan tetapi dia teringat akan
Baca selengkapnya
Bab 4 Mencium Seluruh Tubuhnya
Plok! Plok! Plok!Suara hentakan menggema di kamar yang menjadi saksi bisu direnggutnya kesucian Arsana yang selama ini dia jaga. Arsana hanya bisa menahan sakit dan perih, sementara Zayver bergelora di atasnya. Penuh nafsu, amarah, dan ... cemburu.Apa benar Zayver merasa cemburu?Kemurkaan seorang suami yang istrinya pulang malam bersama pria lain, apalagi namanya kalau bukan cemburu. Meskipun dalam hati Zayver, dia menyangkal perasaan itu dan menganggap bahwa hal yang wajar jika suami marah saat istrinya berbohong apalagi berkhianat.Rasa gengsi telah menutup mata hatinya, Zayver mencurahkan semua gejolak amarah itu dengan caranya sendiri, yakni menggauli sang istri tanpa ampun, tak peduli jika Arsana kesakitan karena ini adalah pertama kali dia melakukannya.Zayver menciumi seluruh tubuh Arsana dari rambut hingga kaki, lalu kembali memasukkan miliknya kedalam milik Arsana. Terkadang Arsana meronta kesakitan, Zayver akan memukulnya. Rasa sakit Arsana jadi berkali-kali lipat, dan di
Baca selengkapnya
Bab 5 Mengambil Senjatanya
Dengan berani, Arsana melangkah menuju gedung itu karena yakin bahwa tempat itu adalah tempat yang menjadi targetnya sekarang. Maka dari itu, Arsana tak mengindahkan perkataan Edward dan berjalan ke sana demi mengetahui, benarkah di dalam gedung tersebut ada perkumpulan mafia? Jika benar, mafia apa? Jiwa detektif Arsana meronta-ronta.Arsana sangat penasaran ada apa di dalam sana dan mengapa warga di sekitarnya tak ada yang berani masuk atau sekadar memeriksa kejanggalan yang sudah jelas-jelas terlihat."Bu Arsana, ayo, kembali saja, jangan macam-macam!" pinta Edward, akan tetapi wanita itu sama sekali tidak menggubrisnya. Dia tidak tahu, kalau bahaya sedang mengintainya.Dan benar saja, belum sempat masuk dari balik tembok gedung itu, tiba-tiba datang sekumpulan orang berjumlah tujuh orang dengan berpakaian serba hitam, menghadang Arsana dan Edward. Mereka memberi peringatan pada dua orang itu, namun Arsana malah menantangnya, membuat tujuh orang itu terpancing emosinya.“Pergi dari
Baca selengkapnya
Bab 6 Menyeretnya Keatas Ranjang
Tubuhnya sedikit melemah, Arsana tidak bisa membiarkan dirinya tumbang saat ini.Arsana tidak ingin preman itu berhasil memakai tubuh nya. Akan sangat mengerikan jika itu terjadi.Arsana menahan rasa sakitnya. Tersenyum miring menatap tajam preman yang memukulnya dengan kayu. Para Preman tatkala ketakutan melihat Arsana yang belum tumbang juga. Kayu berukuran sedang itu tak mampu membuat Arsana pisan. Mereka sangat menginginkan Arsana pingsan, agar bisa memakai tubuh Arsana yang begitu menggoda. Arsana mengambil lalu menodongkan pistol yang sempat terlepas dari tangannya. Dor!Dor!Arsana membunuh semua preman tanpa menyisakan satu orang pun.Arsana menghampiri Edward yang masih saja pingsan. Arsana tidak ingin meninggalkan Edward begitu saja, lelaki itu telah baik padanya.“Edward!” Arsana membangunkannya, tetapi Edward tak kunjung bangun membuat Arsana kebingungan harus berbuat apa."Edward, Edward!" panggil Arsana lagi seraya menepuk-nepuk pipi lelaki itu."Sial! Apa aku tingg
Baca selengkapnya
Bab 7 Kiss me
Zayver bangkit dari atas ranjang tanpa berbicara sepatah katapun. Meraih pakaiannya lalu melempar sejumlah uang pada Arsana.Arsana mengepalkan tangannya marah pada perlakuan Zayver yang melempar uang layaknya pelacur. Arsana mengambil uang yang cukup banyak itu. Arsana beranjak dari ranjang, segera membersihkan diri. Rasa ngantuk yang sebelumnya menyerang–tak lagi dirasakannya. Arsana memilih membuka ponselnya, mengabari atasannya untuk segera mengatur tempat yang diingin Arsana. Arsana meminta pada bosnya untuk dibuatkan markas. Banyak rencana yang harus disusun secepat mungkin. Apalagi tugas Arsana sebagai agen bukan hanya satu. **** Setelah berhari-hari renovasi studio yang diinginkan Arsana, sekarang sudah siap. Arsana duduk di depan komputer yang terhubung dengan printer di sampingnya. Arsana terlihat seperti penjaga toko, begitu serius menatap komputer di depannya. Apalagi Arsana bukan hanya sekadar menjaga toko atau guru relawan, Arsana juga harus bekerja sebagai agen
Baca selengkapnya
Bab 8 Baju Lingerie Seksi
Zayver menurunkan Arsana di atas ranjang. “Zayver, biarkan aku membersihkan diri terlebih dahulu.” Arsana mengira Zayver akan menerkamnya di atas ranjang seperti biasanya, tetapi dugaannya salah. Zayver kembali mengangkat Arsana membawanya ke dalam kamar mandi.Arsana menatap punggung Zayver dengan tatapan tak percaya. Zayver menyuruh Arsana membersihkan diri lalu tidur setelah makan malam. Lelaki itu tidak melakukan apa pun padanya, hanya mengobati luka lecet di kaki Arsana dan pergi begitu saja. ****Pada keesokan harinya, Arsana telah kembali bekerja.Berangkat pada pagi hari, seperti biasanya menjadi guru relawan, lalu pergi ke studio foto setelah pulang mengajar pada siang hari. Setelah tiba di studio Arsana masuk ke dalamnya, tetapi untuk saat ini Arsana masih menutup rolling door di tokonya. Ada sesuatu yang harus Arsana kerjakan. Arsana mulai masuk ke sebuah ruangan yang seharusnya dijadikan kamar tidur, tetapi karena tidak tinggal di sana–sehingga Arsana merubahnya me
Baca selengkapnya
Bab 9 Tubuhnya yang Sempurna
“Zayver,” Arsana meminta Zayver untuk berhenti. Arsana terlalu penasaran dengan darah yang ada di tangannya. Jika itu darah miliknya tidak mungkin Arsana tidak merasakan sakit. “Diamlah! Dan ikuti permainanku.” bentak Zayver“tapi-” Lagi-lagi Zayver membungkam Arsana dan melepaskan semua yang menempel di tubuh Arsana. Arsana menautkan keningnya, melihat Zayver tak seperti biasanya. Zayver tidak melepaskan pakaian hitam yang kini sedang dipakainya. Apa yang terjadi dengannya?Arsana terus bertanya-tanya, menatap ke arah dada Zayver tetapi sialnya baju hitam itu tidak bisa memperlihatkan apa yang ingin Arsana lihat. Arsana menjulurkan tangannya hendak menyentuh dada Zayver. Bless! “Ah!” Zayver telah lebih dahulu menghentakkan beda yang telah mengeras itu ke dalam milik Arsana. Zayver mencengkram erat tangan Arsana yang ingin menyentuhnya. Dalam keadaan terluka, Zayver berusaha keras untuk menyembunyikan luka gores yang disebabkan oleh pisau. Zayver tidak ingin Arsana mengeta
Baca selengkapnya
Bab 10 Mencium Bibir Arsana
"Aku sudah memberitahumu, kau melupakannya ciuman dariku. Sekarang pergilah!" titah Zayver, memberikan sebuah kunci mobil ke tangan Arsana, setelah selesai mencium bibir Arsana. Arsana melihat kunci mobil, matanya membesar melihat kunci mobil yang Arsana tahu jika mobil yang diberikan Zayver adalah mobil anti peluru."Zayver ini—" perkataan Arsana terpotong dengan ucapan Zayver."Pakai mobil ini dan jangan pulang melewati jam yang aku tentukan. Untuk beberapa hari ini, aku harus kembali pulang. Ada urusan kantor yang harus aku selesaikan di sana, dan aku akan kembali ke sini lagi setelah selesai. Jadi aku tidak akan mengajakmu pulang. Kita akan tinggal cukup lama di sini."Arsana seperti mendapatkan lotre, inilah kesempatan yang Arsana tunggu. Arsana memasang wajah tanpa ekspresi apa pun, walaupun di dalam hatinya ingin sekali berjingkrak-jingkrak karena Zayver akan pulang ke kotanya terlebih dahulu."Jadi, aku sendirian di sini?" Arsana berpura-pura seolah-olah tidak mau ditinggal s
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status