Restoran itu terletak di sudut tersembunyi distrik bisnis, mengusung tema Jepang tradisional dengan lampion merah bergantung rendah, suara shamisen mengalun lembut dari speaker tersembunyi, dan pelayan mengenakan yukata dengan warna pastel.
Hiriety sudah lebih dulu tiba, duduk tenang di bilik pribadi yang tersembunyi di bagian belakang restoran, sebuah ruang semi-tertutup dengan tatami dan meja rendah dari kayu solid.
Ia mengenakan setelan hitam simpel dan anggun, rambutnya digelung rapi. Penampilan yang menyampaikan satu pesan: ia tak datang untuk bermain. Tepat pukul dua siang, suara langkah kaki terdengar dari koridor. Tirai bambu terbuka.
Gregory Valley masuk, diiringi oleh seorang pria muda bersetelan abu-abu gelap—postur tegap dan ekspresi kaku. Asisten, atau anjing penjaga—Hiriety belum memutuskan yang mana.
Gregory, seperti biasa, berpakaian dengan sempurna. Jas hitam buatan tangan, dasi keperakan yang diikat nyaris tanpa cela, tongkat