“Dikta…” gumam Jean, hampir tak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya sendiri.
Penyidik dan Arman sama-sama menoleh cepat. “Kamu kenal orang ini?”
Jean menatap Nilam yang kini terlihat semakin pucat. “Aku gak yakin seratus persen,” katanya pelan. “Tapi dari posturnya, cara berdirinya, bentuk rahangnya… dia mirip banget sama Dikta.”
“Apa benar dia? Bukannya dia masih di tahan?” tanya Arman cepat.
“Itu dia. Aku juga tidak yakin kalau itu benar-benar dia," jawab Jean. “Tapi kalau itu benar dia, bagaimana mungkin bisa kenal dengan Talita. Dan apa hubungan mereka?"
"Itu yang jadi misteri." Arman mengusap dagunya. "Tapi nanti aku akan coba cari info soal Dikta di lapas tempat dia di tahan."
"Kalau disambung sama kejadian akhir-akhir ini sedikit masuk akal kalau seandainya itu memang Dikta," ucap Jean pada penyidik. "Sebelum meninggal Talita sempat ingin mengatakan hal penting padaku. Dan jika itu orang lain atau sekedar masalah percintaan biasa, mana mungkin Talita ma