"Kamu siapa? Ngapain di rumahku?!" bentak wanita itu dengan tatapan tajam.
Nilam mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba memahami situasi. Wanita yang berdiri di hadapannya tampak anggun dengan balutan pakaian kantoran yang rapi. Rambut panjangnya tersisir sempurna, wajahnya terlihat cantik meski sorot matanya dipenuhi kebencian.
"Maaf, tapi siapa ya?" tanya Nilam, masih bingung. Nilam seperti pernah lihat, tapi lupa di mana.
Wanita itu mendengus, lalu melipat tangannya di depan dada. "Harusnya aku yang nanya! Kamu siapa? Ngapain di rumahku? Atau jangan-jangan kamu ini maling ya!"
Nilam sontak membelalakkan mata. "Apa?! Maling? Aku bukan maling!"
"Lalu kamu siapa?!"
"Aku pacarnya Jean!" tegas Nilam, tak ingin dituduh yang bukan-bukan.
Sejenak, ekspresi wanita itu berubah. Namun, detik berikutnya dia justru terkekeh sinis. "Pacar? Jangan becanda! Aku istrinya!"
Deg!
Nilam menelan ludah. "Tapi… bukannya kalian sudah cerai?"
Elisha—wanita itu—menyipitkan matanya. "C