"Hai Mbaaa..."
"Hai Nilam, akhirnya kamu masuk kerja juga."
"Iya nih."
"Kita kangen banget sama kamu, Nilam."
"Sama Mba, aku juga kangen banget ama Mba Rina."
Jean mengangkat sedikit alisnya. Ia agak canggung berada di antara Nilam dan beberapa karyawannya yang hebohnya bukan main. Saat tiba di kantor, Rina dan langsung menyambut Nilam dengan pelukan. Mereka juga saling bertanya kabar sampai lupa kalau ada Jean di belakang Nilam— yang sibuk membawa tiga totebag besar berisi oleh-oleh.
"Jujur kita kangen banget ama kamu, Nilam," ujar Rina setelah melepaskan pelukannya.
"Aku juga kangen pengen gibah ama kalian."
"Gimana liburannya di Bali? Seru gak?"
"Wah— seru ba—"
"Ehem."
Mereka langsung menoleh ke sumber suara barusan. Di mana ada Jean yang sudah memasang tampang lelah.
"Eh, Pak Jean." Rina langsung menatap sungkan ke arah Bos mereka. Nilam juga cuma bisa meringis karena sudah mengabaikan suaminya.
"Maaf ya Pak, kita gak ngeh kalo ada bapak karena terlalu girang," ucap Rina.
"Iya Pak