June terbangun karena perutnya terasa amat lapar. Tubuhnya terasa amat lemas dan kepalanya pening. Ia hampir lupa apa yang baru saja terjadi, tetapi saat ia membuka mata, June baru teringat apa yang baru saja terjadi. Bukan hanya itu, ia baru menyadari Drake sedang duduk di kursi samping tempat tidurnya sambil menatapnya lekat.
“Sudah sadar?” tanya Drake.
“Kamu masih berada di sini?” tanya June.
June melirik jam alarm yang ia letakkan di nakas, pukul sebelas malam. Tubuh June terasa masih lemas. Saat ia mencoba bangkit, June baru menyadari kalau keningnya dikompres dengan handuk kecil basah. Di atas karpetnya ada sebuah wadah plastik berisi air dan bosnya itu sudah melepas jas dan melipat lengan kemejanya hingga sebatas siku.
“Kamu demam,” kata Drake.
June berusaha mengingat-ingat. Barusan rasanya seperti mimpi, tapi dalam mimpi itu Drake juga hadir. Kenapa Drake ada di kamarnya saat ini?
“A-aku meng