“Gila!” Shakira menjambak rambutnya, seraya melangkah masuk ke dalam kamar Savannah. Tampak jelas raut wajahnya begitu kesal. Dia sampai mengentak-entakkan kaki, menunjukkan kemarahan yang membentang di dalam diri. Dia bersyukur bisa bebas dari Stanley, setelah tadi dia berhasil menendang tulang kering pria itu.
Shakira menyesali kebodohannya yang merasa terjebak. Harusnya tadi dia langsung berjalan menuju dapur, tapi kenapa malah dia harus berhenti di ruangan yang sedikit terbuka. Andai saja rasa penasarannya bisa diatasi, maka dia tidak akan seperti sekarang ini.
“Shakira? Kau dari mana?” Savannah menggeliat, terbangun dari tidurnya di kala pintu kamarnya terbuka. Dia menyeka mata, menatap Shakira masuk ke kamar—dengan raut wajah yang sedikit cemas.
“Ah, a-aku tadi mengambil minum,” jawab Shakira buru-buru, berusaha untuk tetap tenang. Tentu dia tak akan menceritakan pada Savannah tentang kejadian tadi. Dia sangat malu. Dia tak mau sampai Savannah berpikir tidak-tidak padanya.
Savan
