Shakira tak pernah diinginkan, dan selalu dianggap sebelah mata oleh siapa pun yang mengenalnya. Meski merupakan anak Raja berkuasa di Denmark, tak membuatnya dipandang hebat. Semua itu karena kondisi di mana dia hanya anak dari gundik seorang Raja Denmark. Shakira selalu menyadari posisinya, dan menjauh dari Kerajaan. Namun, siapa sangka ternyata dirinya terjerat pesona dengan sang Billionaire tampan. Sosok Stanley Geovan—telah berhasil memorakporandakan hati seorang Shakira. Jatuh cinta pada pandangan pertama. Itu adalah hal yang terjadi pada Shakira dan Stanley. Namun, semua tidak berjalan mulus, karena fakta baru terkuak di mana Stanley telah dijodohkan oleh Shula—kakak tiri Shakira—yang merupakan calon ratu Denmark. Skandal manis ini membuat gempar seluruh penjuru negeri. Lantas, bagaimana kisah Shakira dan Stanley? Apakah takdir menginginkan mereka bersatu? Atau mereka hanya pasangan sesaat, yang tak pernah ditakdirkan?
View More“Enyah kau dari hadapanku! Kau tidak pernah diterima di sini! Kau bukan anggota Kerajaan! Ingat posisimu, kau hanya anak gundik!”
Suara seorang wanita cantik, dengan aura wajah bangsawan tampak menunjukkan keangkuhan. Mahkota berlian di atas kepalanya menandakan bahwa dia adalah seorang putri Raja. Wanita cantik itu berbicara pada sosok wanita yang bahkan jauh lebih cantik darinya. Namun, sayang wanita yang berparas jauh lebih cantik itu hanya berasal dari kalangan rendah. “Aku ke sini, karena permintaan Dad! Minggir kau!” Wanita yang jauh lebih cantik itu bernama Shakira, paras perpaduan Amerika dan Eropa, membuatnya tampak elegan meski tanpa adanya mahkota berlian di atas kepalanya. Sang wanita cantik yang memakai mahkota Kerajaan itu bernama Shula, dan menyerukan suara yang lantang, “Dad sedang tidak ada! Pergi kau! Aku muak melihatmu berada di istana!” Shakira berdecih sinis mendengar ucapan Shula, kakak tirinya yang tak pernah sedikit pun menyukainya. “Kau bohong! Jika Dad tidak ada, maka Dad tidak akan mungkin memintaku untuk datang!” “Kau—” Shula hendak menampar Shakira, tapi dengan sigap Shakira menangkap tangan kakak tirinya itu. Tampak jelas aura kemarahan di wajah Shakira terlukis jelas. “Akh—” Shula merintih kesakitan di kala Shakira mencengkeram kuat pergelangan tangannya. “L-lepaskan aku, Sialan!” Shakira tersenyum meremehkan. “Kau yang memulai ingin menamparku. Tindakanku hanya melindungi diriku dari sosok angkuh sepertimu.” Shula menjerit kesakitan di kala Shakira semakin mencengkeram pergelangan tangannya. “S-Shakira, tanganku sakit, Sialan! Lepaskan aku!” “Berhenti! Ada apa ini?!” Raja Jokum menghardik keras dua putrinya yang bertengkar. “Dad?” Shula menatap sang ayah, meminta perlindungan. Shakira menghempaskan kasar tangan Shula ke udara, dan tepat di kala cengkeraman terlepas—Shula berlari sambil memeluk ayah mereka. Tampak mata Shakira memutar malas melihat tingkah kakak tirinya. “Dad, Shakira melukaiku. Kau harus menghukumnya,” seru Shula mengadu pada sang ayah. “Oh, Sayang. Apa kau terluka?” tanya Ratu Asta membelai tangan putrinya yang merah. Shula mengangguk, dengan bibir menekuk pada sang ibu, meminta pertolongan. “Iya, Mom. Sakit sekali tanganku.” Raja Jokum menatap dingin Shakira. “Kau membuat masalah, Shakira?” Shakira melangkah anggun, tanpa sedikit pun rasa takut. “Dad, kedatanganku ke sini, karena kau yang meminta. Jadi, untuk apa aku membuat masalah? Lebih baik kau tanya putri kesayanganmu itu. Dia yang lebih dulu memulai masalah.” Raja Jokum mengembuskan napas kasar. Pria paruh baya yang tampan itu menunjukkan jelas aura kesal. Namun, dia tak ingin membuat masalah menjadi semakin kacau. Sebab, dia mengenal putrinya—Shakira—yang terkenal keras kepala, dan tak suka diatur. “Lupakan. Aku tidak ingin membahasnya. Aku memintamu datang, karena hari ini adalah hari penting untuk Shula. Keluarga kaya asal Toronto datang ke sini menemui kita. Mereka adalah keluarga Geovan yang memiliki pengaruh besar di pusat bisnis dunia. Rencananya aku akan menjodohkan Shula pada salah satu putra kaya dari Toronto itu,” ucap Raja Jokum dengan ketegasan. Shakira mendesah panjang. “Aku ini bukan anggota kerajaan. Kenapa aku harus diikut sertakan dalam hal ini? Ck, come on, Dad, aku masih memiliki urusan lebih penting daripada harus hadir di acara tidak penting ini.” “Jaga bicaramu anak gundik! Kau harusnya berterima kasih, karena sudah diundang!” seru Ratu Asta pada Shakira, dengan sorot mata tajam. Shakira mendekat pada Ratu Asta, dan nyaris ingin meninju sang ratu. “Kau yang harus jaga bicaramu. Sebelum kau menghina ibuku, lebih baik kau tanya suamimu kenapa dia berselingkuh darimu. Satu lagi, meski ibuku hanya selir, tapi ibuku tidak pernah menuntut apa pun. Jadi, berhenti terus menerus merendahkan ibuku!” “Kau—” Ratu Asta hendak menampar Shakira, tapi kali ini tangan sang ratu ditahan oleh sang raja. “Jaga sifatmu. Kau memberikan contoh yang tidak baik untuk anggota Kerajaan. Bagaimana jika media melihat?” Raja Jokum mengingatkan sang istri. Ratu Asta mendengkus tak suka, dan memilih mengendalikan emosinya. Raja Jokum menatap dingin Shakira. “Pelayan akan membantumu mengganti pakaian. Jangan melawan. Ini perintah dari ayahmu!” Shakira mengumpat kesal mendapatkan paksaan dari sang ayah. Meski bukan anggota Kerajaan, tapi dirinya kerap dipaksa hadir diacara-acara tertentu. Seperti contoh hari ini dirinya dipaksa hadir ke acara yang menurutnya tidak penting. “Pelayan, segera bantu putriku yang keras kepala ini untuk mendapatkan gaun terbaik,” seru Raja Jokum memberi perintah. “Baik, Yang Mulia,” jawab sang pelayan sopan, dan melangkah mendekat pada Shakira. “Nona, mari saya—” “Jangan sentuh aku! Aku bisa jalan sendiri!” tukas Shakira langsung melengos pergi meninggalkan tempat itu. Pun sang pelayan segera berlari menyusul Shakira yang sudah pergi lebih dulu. Shula menatap sang ayah. “Dad, kenapa kau harus mengundang Shakira di acara penting ini? Aku tidak nyaman dengan kehadirannya.” “Shakira memiliki potensi besar. Kau adalah calon ratu, tapi dalam bidang akademis, dan beberapa hal Shakira menunjukkan lebih unggul darimu, Shula. Aku meminta Shakira datang, karena ingin menunjukkan bahwa aku memiliki keturunan yang hebat. Lepas dari statusnya yang hanya anak selir, tapi dia tetap anak kandungku. Jadi, jangan mengeluh!” Raja Jokum menegaskan, lalu pria paruh baya itu melangkah pergi dari tempat itu. Shula berdecak tak suka seraya menoleh pada sang ibu. “Mom, aku tidak suka dengan kehadiran Shakira. Lakukan sesuatu, Mom. Anak gundik itu bisa saja memiliki rencana licik, untuk mendapatkan keturunan dari keluarga Geovan.” Ratu Asta merengkuh bahu Shula. “Keluarga Geovan adalah keluarga hebat. Mereka bukan dari kalangan sembarangan. Harta kekayaan mereka bahkan melebihi harta Kerajaan kita. Jadi, Mommy yakin pasti mereka akan memilih calon istri untuk keturunan mereka dari orang terpandang. Shakira mungkin menonjol di beberapa bidang seperti yang ayahmu katakan, tapi dia tetap hanya anak gundik. Dia bukan calon ratu. Ingat itu, Shula.” Shula mendesah panjang di kala ibunya menenangkan dirinya. “Kau benar, Mom. Keluarga Geovan tidak mungkin melirik anak seorang gundik.” *** Hal yang paling dibenci Shakira adalah pesta di Kerajaan. Wanita berparas cantik itu selalu merasa dirinya bukan bagian penting. Dia kerap menolak menghadiri pesta, tapi Raja Jokum—ayah kandungnya selalu memaksa dirinya untuk hadir di pesta. “Nona, Anda sangat cantik,” puji sang pelayan pada Shakira—yang kini sudah memakai gaun pesta berwarna maroon. “Thanks.” Shakira menjawab dengan nada dingin, dan sedikit ketus. Ya, wanita cantik itu benar-benar sangat cantik dengan balutan gaun berwana maroon. Perhiasan berlian di tubuhnya membuatnya sangat anggun. Tentu semua ini permintaan sang ayah. Sebab, jujur Shakira kurang nyaman memakai perhiasan berlebihan. Sang pelayan tersenyum hangat. “Nona, Anda bisa langsung ke tempat pesta. Raja pasti sudah menunggu Anda.” Shakira terpaksa mengangguk, lalu dia melangkah menuju ke tempat pesta. Langkahnya pelan, anggun menunjukkan dia memiliki latar belakang pendidikan yang hebat. Seluruh penjuru negeri mengenal sosok Shakira yang hanya anak dari simpanan Raja Denmark, tetapi seluruh penjuru negeri juga mengenal sosok Shakira yang sangat cerdas bahkan mampu menguasai lebih dari sepuluh bahasa di dunia. “Ah, aku lupa ponselku tertinggal di kamar ganti.” Shakira menepuk keningnya, di kala mengingat ponselnya tertinggal di kamar ganti. Detik itu juga dia berbalik, dan hendak menuju kamar ganti—tetapi seketika dia terkejut ada sosok pria berpostur tinggi tegap dan gagah berada di belakangnya. Tubuh Shakira tak seimbang, nyaris terjatuh. Namun, beruntung pria tampan itu menangkap tubuhnya. Andai saja pria tampan itu tak menangkap tubuhnya, sudah pasti dia akan tersungkur di lantai. Terlihat Shakira hendak melepaskan diri, tetapi mata indah dari sang pria tampan itu membuatnya terpaku. Wajah Shakira begitu dekat dengan wajah pria tampan yang menangkap tubuhnya. Pun bahkan bibir mereka berdekatan nyaris bersentuhan. Hanya satu kali gerakan saja, maka pasti bibir mereka sudah menempel. Hal tersebut yang membuat debar jantung Shakira kini mulai berpacu kencang. “Tampan sekali,” gumam Shakira tanpa sadar memuji sosok pria tampan yang berada di hadapannya.“Tolong jaga Anja dengan baik. Besok aku akan menemui Anja.” Shakira berpesan seperti ini, tepat di kala dirinya diantar Stanley ke rumah. Dia dan Stanley tak menginap di rumah sakit, karena dirinya dan Stanley baik-baik saja, dalam arti tidak sampai luka berat. “Besok aku akan menjemputmu lagi. Kau tenang saja, Anja akan baik-baik saja. Asistenku akan menjaga Anja dengan baik,” jawab Stanley seraya meraih pelan tangan Shakira yang diperban. “Meski dokter bilang lukamu tidak parah, tapi kau harus pastikan merawat dengan baik lukamu itu.”Shakira sedikit canggung di kala Stanley menarik tangannyaa. Buru-buru, dia segera menyingkirkan tangan pria itu yang menyentuh tangannya. Dia tak mau sampai Stanley melihat dirinya yang salah tingkah.“Aku baik-baik saja. Kau tidak usah khawatir. Lukaku akan segera pulih. Ah, untuk besok, aku rasa kau tidak usah menjemputku. Biar aku saja yang menemui Anja. Kau berikan saja alamat di mana sekarang Anja berada,” ucap Shakira yang tak mau menyusahkan
Dokter baru saja menjahit luka tembak di punggung Stanley. Beruntung, luka tembak tidak mengenai organ vital. Jadi, setelah dijahit, Stanley tampak baik-baik saja. Sementara Shakira yang mengalami luka gores pisau, tak memerlukan luka jahit, karena kebetulan luka Shakira tidak terlalu dalam. “Tuan Geovan, jangan lupa habiskan obat yang sudah saya resepkan untuk Anda,” ucap sang dokter pada Stanley.Stanley mengangguk samar. “Aku mengerti, tapi bagaimana dengan luka di lengan Shakira? Tidak ada yang serius, kan?” tanyanya, menanyakan luka di lengan Shakira.Sang dokter tersenyum sopan. “Saya sudah memberikan resep obat untuk Nona Laursen. Obat yang saya resepkan ada antibiotik agar membuat luka di lengan Nona Laursen mengering. Anda tidak perlu khawatir. Nona Laursen bak-baik saja, Tuan.”Stanley kembali mengangguk, lalu pria tampan itu mengucapkan terima kasih pada sang dokter. Pun Shakira yang ada di samping Stanley mengucapkan terima kasih pada sang dokter. Detik selanjutnya, sang
Stanley masih mencoba mencerna di mana dia melihat Steve ada di depannya. Hal yang dia tahu saudara kembarnya itu belum datang ke Denmark, tapi kenapa sekarang saudara kembarnya ada di depannya? Dia yakin apa yang dia lihat ini salah, tetapi bukti sangat jelas—di mana benar di hadapannya ini adalah saudara kembarnya.Shakira yang masih memeluk Stanley seketika langsung melepaskan pelukannya itu, tepat di kala seorang pria bernama Steve mendekat. Dia menatap bingung Stanley yang tak bisa berkata-kata dengan tatapan tak lepas menatap Steve.“Stanley? Kau mengenal dia?” tanya Shakira bingung.Stanley berdeham sebentar. “Dia, Steve Geovan, saudara kembarku.”Mata Shakira melebar, tak menyangka bahwa di hadapannya adalah saudara kembar Stanley. Wanita itu menatap Stanley dan Steve secara bergantian. Ya, harus dia akui bahwa Stanley dan Steve sama-sama tampan dan berpostur gagah. Hanya saja, dua pria itu berbeda. Rambut Stanley dan Steve sama-sama cokelat gelap, tetapi Stanley memiliki warn
Shakira merasakan detak jantungnya berdegup kencang, adrenalinnya memompa, dan insting bertahannya terbangun. Dia menghindar ke samping saat Amy melayangkan pisau itu ke arahnya, ujungnya melesat hanya beberapa inci dari wajahnya. Dia tak bisa bela diri, tetapi dalam keadaan seperti ini yang dia bisa lakukan adalah menghindar dengan gerak cepat dari serangan musuh. Dia kini berputar, menghindari serangan berikutnya yang datang begitu cepat. Dia tahu bahwa dia harus tetap bergerak, tidak memberi ruang untuk Amy menyerangnya lagi.“Berengsek! Mati kau, Jalang Sialan!” Amy membabi-buta menyerang Shakira. Emosi di dalam dirinya semakin mendidih di kala Shakira mampu menepis serangannya. Dia kini menyerang dengan lebih keji.“Akh—” Shakira merintih kesakitan di kala pisau menggores lengannya. Darah mulai jatuh ke bawah, dan tentu Anja yang melihat itu semakin panik bercampur dengan rasa bersalah.“Shakira,” seru Anja panik, dan matanya sudah berkaca-kaca tak tega pada Shakira yang berkorban
“Jadi, berapa harga anak itu?” tanya Amy, seorang wanita berambut pirang, berkulit putih, dan bertubuh tinggi langsing. Usianya tampak menunjukkan usia 30an. Masih terlihat muda, tetapi menunjukkan kedewasaan. Dia adalah ibu tiri Anja.“Anak tirimu itu cantik. Jika dijual di pasar gelap harganya cukup tinggi. Dia bisa dididik untuk kelak menjadi seorang pelacur,” jawab salah satu pria yang berbicara dengan Amy. Pria itu berpostur tinggi dan tubuhnya kekar. Tato di sekujur tubuh pria itu juga tampak menyeramkan.Pria lain di sana menatap Amy dengan senyuman penuh arti. “Kau yakin ingin menjual anak tirimu? Bagaimana dengan suamimu? Bukankah dia sekarang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Tokyo? Jika suamimu pulang, dan anak tirimu tidak ada, maka kau pasti dalam bahaya.”Amy mendecakkan lidahnya, dan mengembuskan napas kesal. “Aku sudah sangat muak dengan anak tiriku. Kau tenang saja. Aku bisa bersandiwara mengatakan pada suamiku kalau anak tiriku menghilang. Kau tidak perlu khawati
Stanley melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Pria tampan itu melirik sekilas Shakira yang menunjukkan jelas kecemasan. Ya, tentu dia mengerti pasti kecemasan membentang dalam diri wanita itu. Sebab, rekaman CCTV menunjukkan jelas adanya tindak kejahatan pada Anja—gadis kecil—yang sudah dianggap Shakira sebagai sahabat. “Stanley, Anja akan baik-baik saja, kan?” tanya Shakira seraya menggigit bibirnya, dengan tangan saling menaut menunjukkan kegelisahan yang membentang. “Anja akan baik-baik saja. Kita akan segera menemukannya. Kau tunggu sebentar. Asistenku sudah aku minta menyelidiki letak GPS ponsel Anja,” jawab Stanley berusaha menenangkan Shakira. Sebelumnya, dia sudah meminta nomor Anja pada Shakira, dan hal yang dilakukannya adalah meminta asisten pribadinya melacak GPS ponsel Anja.Shakira mengatur napasnya, berusaha untuk tetap tenang. “Aku sangat takut terlambat menyelamatkan Anja, Stanley.” “Kita akan datang tepat waktu,” jawab Stanley kembali menenangk
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments