Viviana dan Rosemary tidak pernah datang menjenguk lagi.
Hanya Rodrigo dan Bruno saja. Lalu Lorenzo, Lucas, dan Edoardo, sesekali datang bersamaan.
Selebihnya, Trevor beristirahat memulihkan seluruh tubuhnya.
Dalam beberapa hari kemudian, lukanya sudah mengering. Trevor juga sudah lebih sering terbangun dan tersadar.
Dosis pain killernya sudah dikurangi. Dia sudah bisa duduk, bahkan turun dari tempat tidur dan berjalan mondar mandir.
Tangan kanannya sudah bisa bergerak seperti biasa.
“Kapan aku bisa pulang?” tanya Trevor ketika dokter datang mengunjungi, mengecek lukanya, lalu mengganti perbannya.
“Anda sudah bisa pulang besok, Signore. Tapi pastikan berhati-hati dalam menggerakkan tangan kiri Anda. Namun, jangan sampai tidak digerakkan sama sekali juga. Nanti jahitannya malah kaku.”
Trevor mengangguk.
Dia menggerak-gerakkan kepalanya, berusaha merenggangkan otot leher, ketika perban telah selesai diganti.
“Anda harus olahraga, Signore, tapi jangan angkat beban dulu. Paling aman tread