author-banner
Adinda Permata
Author

Novel-novel oleh Adinda Permata

Resep Rahasia Sang Pecundang

Resep Rahasia Sang Pecundang

Radit adalah prototipe kegagalan: seorang pemilik warung kaki lima di ambang kebangkrutan yang hanya mampu menyajikan nasi goreng hambar, takut mengambil risiko dalam hidup maupun di dapur. Kehidupannya yang menyedihkan berubah drastis ketika ia secara ajaib mendapatkan "Sistem Citarasa Ilahi," sebuah sistem mistis yang menjanjikan Skill memasak legendaris. Namun, anugerah ini datang dengan kontrak gaib yang mengerikan: untuk menaikkan Level, Radit harus mempersembahkan hidangan istimewa yang dibuatnya kepada berbagai Entitas Gaib Nusantara mulai dari hantu lokal hingga dewi laut. Dengan sistem yang baru diperolehnya, ia menjadi magnet baru di dunia kuliner.
Baca
Chapter: Bab 7
Sesuatu yang mengintai, menunggu dalam bayang-bayang, tertarik pada kekuatan rasa yang baru saja ia bangkitkan.Pikiran rasional Radit berusaha memberontak, mencari-cari penjelasan logis di tengah lautan teror yang mulai menenggelamkannya. Trik mata. Kelelahan ekstrem. Pantulan cahaya lampu jalan yang aneh dari kaleng kerupuk yang penyok. Ya, pasti itu. Bayangan itu hanyalah produk dari otaknya yang sudah terlalu lelah, sama seperti suara di kepalanya yang mengaku sebagai Sistem Citarasa Ilahi.Ia mencoba mengalihkan pandangannya, memaksa dirinya untuk melanjutkan pekerjaan. Ia meraih kain pel, mencelupkannya ke dalam ember, dan mulai menggosok lantai dengan gerakan kaku. Namun, matanya seperti ditarik oleh magnet tak kasat mata, terus-menerus melirik ke sudut gelap itu. Bayangan itu masih di sana. Tidak bergerak, tetapi kehadirannya terasa begitu padat, begitu nyata, seolah memiliki gravitasi sendiri yang membengkokkan ruang dan waktu di sekelilingnya.Aroma dupa itu kembali mengua
Terakhir Diperbarui: 2025-10-29
Chapter: Bab 6
Suara isapan itu berhenti, menyisakan keheningan yang seribu kali lebih menakutkan. Kehampaan suara itu terasa seperti sebuah pernyataan—hidangan telah habis, transaksi telah selesai. Radit, yang masih berjongkok dengan lutut gemetar, merasakan gelombang dingin merayap di punggungnya, sebuah insting purba yang memerintahkannya untuk lari.Tanpa berpikir, ia bangkit dan berbalik. Ia tidak berlari, karena kakinya terasa seperti jeli, melainkan berjalan sempoyongan dengan kecepatan yang dipaksakan. Ia mematuhi perintah Sistem: jangan menoleh. Setiap langkah menjauh dari persimpangan itu terasa seperti menarik kakinya dari lumpur hisap yang tak terlihat. Ia bisa merasakan sesuatu di belakangnya, bukan kehadiran fisik, melainkan sebuah kekosongan yang mengawasinya, sebuah tatapan dari entitas yang baru saja ia beri makan.Begitu pintu warungnya yang reyot tertutup di belakangnya, kakinya lemas. Ia bersandar di pintu, dadanya kembang kempis, keringat dingin membasahi pelipisnya.“Gila… g
Terakhir Diperbarui: 2025-10-29
Chapter: Bab 5
“Kau… bukan sekadar juru masak,” bisiknya, kata-kata itu keluar seperti hembusan napas yang rapuh, sarat dengan kekaguman yang nyaris menyakitkan. “Kau adalah seorang pencerita. Dan ini…,” si wanita menunjuk piring kaleng itu dengan dagunya, matanya masih terpaku pada Radit, “...ini adalah kebenaran yang bisa dirasakan.”Radit hanya bisa menatap wanita itu. Mulutnya terbuka tanpa suara. Otaknya gagal total memproses pujian yang begitu puitis dan dahsyat. Selama ini, pujian tertinggi yang pernah ia terima adalah, “Lumayan, Dit, nggak terlalu gosong.”Wanita itu perlahan berdiri, gerakannya kembali anggun dan terkendali, seolah momen keterkejutan tadi hanyalah riak sesaat di permukaan danau yang dalam. Ia merapikan blazernya, tatapannya yang tajam kini melunak, digantikan oleh sesuatu yang lebih kompleks. Rasa hormat, keingintahuan, dan mungkin sedikit kebingungan.“Aku Luna,” katanya, memperkenalkan diri seolah itu adalah hal paling wajar di dunia, di tengah warung yang lebih mirip lo
Terakhir Diperbarui: 2025-10-18
Chapter: Bab 4
Lalat-lalat itu, yang tadinya menjadi simbol pembusukan dan kegagalan, kini melayang beku di udara, sayap-sayap mungil mereka berhenti bergetar. Mereka bukan lagi serangga, melainkan para pemuja bisu yang terpaku di hadapan sebuah altar rasa, terhipnotis oleh kemenyan ilahi yang menguar dari sepiring nasi goreng di atas meja.Radit sendiri berdiri sama kakunya. Ia menatap piring di hadapannya, bukan dengan rasa bangga, melainkan dengan ketakutan. Nasi goreng itu memancarkan aura hangat, butiran-butiran nasinya yang keemasan tampak berkilau lembut di bawah cahaya remang warungnya. Ini bukan lagi makanan. Ini adalah sebuah artefak, sebuah keajaiban yang lahir dari wajan tuanya, dan ia tidak berani menyentuhnya, takut keajaiban itu akan sirna jika disentuh oleh tangan seorang pecundang sepertinya.Keheningan yang sakral itu tiba-tiba pecah.Bukan oleh dengung lalat yang kembali sadar, melainkan oleh suara asing yang datang dari jalanan. Sebuah deru mesin yang halus, dalam, dan bertenaga
Terakhir Diperbarui: 2025-10-18
Chapter: Bab 3
Radit tersentak, punggungnya menghantam tanah berdebu di belakang warung dengan bunyi gedebuk. Napasnya tersengal, dadanya naik turun tak beraturan, seolah ia baru saja berlari maraton sejuta kilometer. Matanya terpejam rapat, mencoba mengusir sisa-sisa ledakan sensorik itu. Ia merasakan denyutan di setiap saraf, bukan sakit, melainkan sebuah kejutan dahsyat yang melampaui rasa nyeri. Radit membuka kelopak matanya. Dunia di sekelilingnya tampak berbeda. Bukan secara fisik, namun dalam sebuah dimensi yang lebih subtil.Udara malam yang dingin kini terasa membawa partikel-partikel aroma tersembunyi. Debu di tanah tak lagi hanya debu, melainkan campuran partikel mineral dengan jejak aroma tanah basah dan sisa pembakaran kayu. Bahkan embusan angin yang menerpa kulitnya terasa seperti sentuhan yang bisa ia ‘rasakan’ komposisinya.Radit berdiri dengan gontai, kepalanya masih berdenyut seperti ditabuh gong. Namun ada sensasi kejelasan yang aneh. Seolah, di tengah kekacauan itu, sebuah perp
Terakhir Diperbarui: 2025-10-18
Chapter: Bab 2
Beberapa saat Radit mematung. Ia sama sekali tidak bisa tidur. Suara yang muncul di kepalanya membuatnya bertanya-tanya. Apa ia sungguh kehilangan kewarasannya sekarang? Sistem Citarasa Ilahi. Sesuatu yang tidak disangka oleh Radit. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?Arang hitam itu terlepas dari genggamannya yang gemetar, jatuh ke tanah dengan bunyi gedebuk yang nyaris tak terdengar. Radit berdiri kaku, matanya yang membelalak liar menatap spanduk lusuh di hadapannya, tetapi yang ia lihat bukanlah kain pudar itu. Ia melihat kehampaan.“Gila…,” desisnya, napasnya keluar dalam embusan gemetar yang membentuk kabut tipis di udara malam yang dingin. “Aku sudah gila. Stres. Kurang tidur. Kelaparan. Lengkap sudah penderitaanku,” ocehanya pada diri sendiri. Radit mencoba merangkai serpihan rasionalitas yang tersisa di benaknya yang kacau. Tentu saja itu jawabannya. Tubuhnya telah mencapai batas, dan otaknya mulai memproduksi ilusi untuk melarikan diri dari kenyataan pahit. Suara di dala
Terakhir Diperbarui: 2025-10-17
Anda juga akan menyukai
Jenderal Naga
Jenderal Naga
Urban · Angin
1.7M Dibaca
Ternyata Kaya Tujuh Turunan
Ternyata Kaya Tujuh Turunan
Urban · Serenity
1.7M Dibaca
Sang Pewaris Terkuat
Sang Pewaris Terkuat
Urban · Saudara Kuat 9527
1.3M Dibaca
Menantu Super Kaya
Menantu Super Kaya
Urban · Itsmoore
1.2M Dibaca
Kehidupan Edo yang Menakjubkan
Kehidupan Edo yang Menakjubkan
Urban · Galang Damares
1.1M Dibaca
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status