Chapter: Bab 4Eldwin mengepalkan tangannya menahan geram. Dia tidak ingin bertindak gegabah, namun dia merasa semakin yakin ada sesuatu antara ayahnya dan Anna.‘Dasar perempuan penggoda, bagaimana bisa kau mendekati papaku diam-diam seperti ini. Awas saja, aku akan membuat perhitungan denganmu nanti.Setelah berusaha mengontrol emosinya, Eldwin keluar dan menemui mereka.“Pa, teman-teman ingin mengobrol dengan papa.”Anna dan Wijaya menoleh bersamaan dengan kedatangan Eldwin dan seketika mereka saling menjauh. Mereka terlihat gugup, itulah kesan yang ditangkap Eldwin yang batinnya penuh dengan kecurigaan saat itu.“Soal apa tiba-tiba mereka ingin berbicara denganku?” Wijaya bertanya heran.“Tidak tahu Pah, mungkin hanya ingin mengobrol saja.”“Baiklah.”Tanpa banyak bertanya Wijaya berlalu meninggalkan tempat itu, menyisakan Eldwin, dan Anna yang tengah mencuci piring. Anna melanjutkan pekerjaannya tanpa mempedulikan kehadiran Eldwin di ruangan itu.Eldwin berjalan mendekat dan bersandar pada me
Last Updated: 2025-05-16
Chapter: Bab 3Eldwin lebih dulu masuk ke dalam rumah, meninggalkan begitu saja pintu di belakangnya terbuka. Membiarkan Anna yang masih berdiri di depan pintu tanpa berani masuk. Tapi seorang asisten rumah menyadari kedatangan Anna lantas menyapa dan meminta Anna masuk.“Mau bibi buatkan minum atau langsung ke kamar, sepertinya mbak Anna kelihatan lelah.” Meskipun belum saling mengenal, wanita baya itu mengetahui nama Anna. Mungkin Mala sudah memberitahu sebelumnya. “Iya Bi.”“Kalau begitu nanti bibi antarkan tehnya ke kamar.”Rumah Mala cukup besar dan luas, beda jauh dari rumah milik Anna di kampung. Namun tampaknya rumah itu terasa begitu lengang. Karena rumah besar itu hanya dihuni beberapa orang saja. Anna tak henti mengagumi rumah besar itu, juga mengagumi kamarnya yang cukup luas di lantai dua. Anna berpikir cukup lama, haruskah dia merapikan pakaian miliknya di lemari? Sedangkan dia mungkin tidak akan tinggal di rumah itu begitu dirinya mendapatkan pekerjaan. Akhirnya Anna memutuskan memb
Last Updated: 2025-05-16
Chapter: Bab 2 “Jaga dirimu, semoga sukses dan kau menemukan pria terbaik yang akan menjadi pendamping hidupmu nanti.” Mendengar doa Aminah, Anna sempat merasa ragu, namun dia mengaminkan doa itu karena baginya doa ibu adalah yang terbaik. Sebelum naik pesawat, Anna mengirimkan pesan kepada Mala tentang keberangkatannya dari Bandara Internasional Yogyakarta. Sehingga saat tiba di Jakarta orang yang akan menjemput dirinya tidak akan menunggunya terlalu lama. ••• Satu jam lima belas menit, Anna tiba di bandara Sukarno-Hatta. Suasana sudah terasa berbeda begitu Anna turun dari pesawat dan menginjakkan kakinya di pintu keluar. Entah dari mana dia merasakannya namun Jakarta memang terasa berbeda. Mungkin karena ini pertama kalinya Anna menginjakkan kakinya di sana. Sebelumnya dia hanya melihat dan mendengarnya dari berita dan pengalaman beberapa teman serta tetangganya. Dan sayangnya lebih banyak hal negatif yang dia tangkap dari cerita yang beredar. Anna membawa langkah menuju area penjempu
Last Updated: 2025-05-16
Chapter: Bab 1Anna membuka matanya, menatap ke sekeliling dirinya masih berada di dalam kamar.‘Ada apa denganku? Apa aku pingsan tadi?’ batin Anna ingin menyentuh kepalanya yang terasa pening, tapi dia terkejut dan baru menyadari tangannya diikat pada sisi ranjang. Anna lebih terkejut lagi saat melihat apa yang tengah Raka lakukan di dalam kamar di hadapannya.Raka tidak hanya mengikat tangan Anna, pria itu juga menutup mulutnya dengan lakban hingga Anna tak bisa mengeluarkan suara. Dia tidak bisa berbuat apa-apa menyaksikan apa yang dilakukan Raka di hadapannya dengan tatapan jijik.Anna memejamkan matanya, hatinya menahan sakit. Perbuatan Raka sudah sangat kelewatan dan begitu kejam terhadap dirinya. Anna ingin teriak dan lari, tapi dia tak berdaya. Hampir satu jam Anna menahan sedih dan luka yang tak berdarah malam itu di malam pernikahan yang seharusnya menjadi kebahagiaan untuknya. ‘Apa salahku Mas? mengapa kau lakukan ini padaku?’ Rintih Anna dengan
Last Updated: 2025-05-16