Share

Beautiful Doctor VS The Cyber Police
Beautiful Doctor VS The Cyber Police
Author: Vee_ernawaty

Bab 1 Pembunuhan Atau Bunuh Diri

"Kami tidak menemukan sesuatu yang janggal dalam peristiwa ini, ini murni adalah kasus bunuh diri." ujar Azka dalam konferensi pers yang diadakan hari ini di depan Hall of Cyber Police.

Alice yang sedang duduk santai di apartemennya itu sambil mendengarkan siaran berita lalu mematikan TV tersebut dan bergegas menuju Cyber Police, sebuah agensi Kepolisian Pemerintah Kota Grazia yang menangani semua kasus yang berkaitan dengan kematian yang tidak wajar.

Sesampainya di gedung itu Alice lalu menuju ruangan kerja pimpinan Cyber Police.

"Selamat siang Pak, perkenalkan saya Dokter Alice Valencia.." ujar Alice seketika saat ia memasuki ruangan kerja pria yang penuh wibawa itu.

"Selamat siang dokter, perkenalkan saya Azka Camerlo kepala divisi Cyber Police." jawab lelaki tampan itu dengan senyum manisnya sembari memberikan tangan kanannya untuk berjabat dengan wanita cantik yang ada di hadapannya itu. Alice pun mengulurkan tangannya menjabat tangan pria itu.

"Keperluan apa yang membawa anda kesini, dokter?" tanya Pria berseragam itu.

"Saya adalah dokter jaga di Instalasi Gawat Darurat RS Elinton, saya dokter yang memeriksa pasien yang anak buah anda bawa semalam sudah dalam kondisi meninggal dunia." kata dokter itu tenang.

"Ow, jadi anda adalah dokter yang memeriksa mendiang Caroline Williams. Senang bisa berkenalan dengan anda dokter." Kata kepala Cyber Police itu sambil sedikit membungkukkan tubuhnya tanda hormat pada dokter yang ada di hadapannya.

"Merupakan suatu kehormatan bisa bertemu secara langsung dengan anda, dokter. Divisi Cyber Police merupakan Divisi yang menangani semua Kasus Kematian yang tidak wajar di kota Grazia. Dan setelah mengusut kasus semalam kami menemukan bahwa Mendiang Caroline Williams meninggal dunia karena bunuh diri dan keluarga korban meminta untuk kasus ini ditutup." kata Pria tampan itu dengan senyum manisnya.

Alice membalas senyum manis kepala divisi Cyber itu dengan senyum termanisnya juga dan ia siap untuk menyanggah kesimpulan yang dibuat polisi tersebut.

"Pak polisi, justru itu saya datang kemari untuk menyatakan keberatan saya dengan apa yang telah bapak katakan saat konferensi pers tadi. Saya ingin mengatakan bahwa kasus yang bapak katakan di konferensi pers tersebut adalah kasus bunuh diri, itu sebenarnya tidak benar, Pak. Banyak terjadi kejanggalan pada kasus tersebut. Itu jelas kasus pembunuhan, bukan kasus bunuh diri." kata dokter tersebut dengan tegas.

"Kami sudah mengklarifikasi masalah ini dengan keluarga besarnya, anda harus tahu kalau gadis itu adalah seorang model terkenal sebelumnya, lalu belakangan ini sudah tidak ada lagi agensi yang mau memakainya. Gadis tersebut menjadi depresi dan menggunakan obat-obat untuk penenang. Dia lalu tak kuat dengan semuanya lalu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri." kata kepala Cyber kemudian.

"Tapi Pak..."

"Tidak ada kata tapi dokter, kasus ini sudah ditutup dan ini resmi permintaan dari keluarganya". kata Kepala Cyber lagi dengan tegas namun masih dengan senyum manisnya.

"Tidakkah bapak harusnya mulai mencari bukti yang kuat? Bukankah Bapak juga harus mempertimbangkan hasil visum dari saya selaku dokter yang memeriksa pasien tersebut." Sanggah Alice kemudian.

"Cukup dokter Alice, kami sudah menutup kasus ini. Masih banyak kasus lainnya yang harus kami tangani. Tolong mengertilah dokter." Jawab Azka kemudian dengan tegasnya sambil mengatupkan kedua tangannya dan memohon agar Alice keluar dari ruangan tersebut dengan bahasa isyarat matanya menunjuk kearah pintu.

"Saya harap anda dapat mengerti dokter, terimakasih untuk kunjungan anda." Ujar Azka kemudian menutup pembicaraan.

...

Alice keluar dari ruangan itu dengan hati yang begitu kesal. Ia sudah memeriksanya secara detail, dan dia yakin itu adalah kasus pembunuhan.

Gadis itu dibawa kemarin malam ke Rumah Sakit Elinton, sebuah Rumah Sakit swasta tempat Alice bekerja sudah dalam kondisi tidak bernafas, nadi tidak teraba. Terdapat luka lilitan pada lehernya, mulutnya berbusa. Dari wawancara dengan polisi yang mengantarnya didapati data gadis itu sudah ditemukan tak bernyawa dengan lehernya terlilit tali yang terpasang di pintu kamar mandi di kamarnya.

Wawancara dengan keluarga, ibunya mengatakan anaknya belakangan menjadi depresi karena sudah tidak ada perusahaan yang mau bekerjasama dengan dirinya. Anaknya lalu menggunakan obat-obat penenang.

Sekilas ini seperti sebuah kasus bunuh diri.

Namun, Alice dengan sedikit rasa penasaran mulai memvisum jasad tersebut. Alice mendapati ada bercak darah pada vagina gadis itu dah masih ada sperma yang tertinggal pada liang vaginanya. Juga saat dilihat bekas lilitan tali pada leher gadis itu ada seperti dua bekas. Bekas pertama yang terlihat jelas membentuk huruf V pada leher gadis itu, ya ini adalah bekas tali gantungan yang tergantung di pintu kamar mandi. Sedangkan bekas kedua yang agak samar melilit dengan tali yang agak lebar melingkar pada leher gadis itu dari leher depan hingga leher belakang. Alice menduga ini adalah penyebab kematiannya yang sebenarnya. Juga terdapat bekas kuku pada rahang gadis itu.

Alice begitu kecewa dan gusar hingga ia tak fokus pada segerombolan polisi yang berjalan ke arahnya. Dan Akhirnya terjadilah tabrakan itu. Brukkk....

"Maaf..maaf.." kata Alice kemudian.

Pria yang di tabrak hanya tersenyum simpul lalu menjawab "Iya, maaf juga." Lalu kembali melangkah bersama teman-temannya.

Alice akan kembali melanjutkan perjalanannya saat akhirnya dia sadar bahwa kelima polisi tersebut adalah polisi-polisi yang membawa mayat gadis itu kemarin malam.

"Tunggu.." teriak Alice kemudian.

"Kalian berlima masih mengenal saya kan??" kata Alice sambil menatap mata kelima pria itu secara bergantian.

"Dokter.." jawab seseorang dari mereka.

"Kamu masih ingat saya kan? Syukurlah" seru Alice dengan senangnya sampai ia tak sadar kalau dia merangkul pria itu.

"Ehem. Maaf... Saya terkadang memiliki sikap yang seperti ini jika terlalu bahagia" Alice lalu menjauh selangkah dari pria itu dan mulai manjaga sikapnya.

"Apa yang membawa anda kemari dokter?" Tanya pria yang tadi bertabrakan dengan Alice.

"Saya kemari untuk menyatakan bahwa...."

"CYBER FIVE...." tiba-tiba terdengar teriakan dari depan pintu ruang kepala Cyber Police.

tanpa aba-aba kelimanya langsung dalam posisi siap langsung mengatakan "SIAP KOMANDAN"..

"LARI.." teriak kepala Cyber dan mereka berlima pun langsung pergi dan meninggalkan dokter Alice yang belum sempat menyatakan maksud kedatangannya.

...

Catatan Penulis:

Haii dear, salam kenal untuk kalian semua yang mau singgah untuk membaca karya ini. Selamat membaca ya dan semoga novel ini bisa menemani hari anda...

Oia, jangan mencari di Peta atau jangan tanyakan Mr.Google dimana letak Kota Grazia, karena kota Grazia adalah kota fiktif yang diciptakan penulis.. Bukan hanya kota, namun ada beberapa tempat dan organisasi yang diciptakan sendiri oleh penulis..

Akhirnya, selamat membaca, dan semoga anda semua senang...

Sehat dan berbahagia selalu...

Vee_Ernawaty

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status