Share

Hanna (Bukan Gadis Biasa)
Hanna (Bukan Gadis Biasa)
Penulis: MikaArayu

1. Tawuran

Author Pov

"Hanna!" seru seorang cowok ganteng memanggil.

Gadis berambut sebahu itu lantas menoleh. Dia menaruh toples cemilannya ke atas meja saat melihat kakak cowoknya muncul dari arah tangga.

"Bang Milo?"

"Lagi ngapain lo?" tanya Milo, cowok itu sudah meluncur ke arah sofa.

"Lagi gini aja. Kenapa?" tatap Hanna datar.

"Besok sekolah kita ditantang berantem sama sekolah tetangga. Lo mau ikut gak?" tawar Milo, tangannya sudah menjulur hendak mengambil toples di atas meja.

Plok.

Pukulan Hanna tepat sasaran. Milo pun mencebik karena gagal mengambil toples keripik singkong itu.

"Punya gue, nih...." kata Hanna mengamankan camilan favoritnya.

"Pelit lo!" delik Milo sebal.

Hanna menjulingkan mata bertanda mencela. Tapi tidak lama, dia keburu ingat sama perkataan kakaknya beberapa detik yang lalu.

"Eh, terusin dong! Tadi maksudnya apaan?" tanya Hanna menuntut penjelasan.

Milo mendesah, "Jadi ... besok pulang sekolah bakal ada tawuran gila-gilaan. Gue sebagai pentolan SMA Saruna Bakti gak mungkin diem aja, kan?" ujarnya menggebu-gebu.

Apa yang dikatakan oleh Milo emang gak salah. Kakak Hanna itu memang sudah lama dipercaya sebagai pentolan sekolahan. Hanna sendiri yang notabene adiknya bakalan ikut serta buat mendamping sang kakak.

Hanna pun manggut-manggut.

"Emangnya lo tau dari mana kalo SMA tetangga ngasih tantangan?" tatap Hanna ingin tahu.

"Tau lah. Gue kan banyak informan handal, lo lupa?" jawab Milo tersenyum bangga.

Hanna memutar bola mata. Lalu, ia pun membayangkan apa yang akan terjadi besok sepulang sekolah? Sepertinya, akan menjadi momen yang mengesankan. Pikir Hanna tak sabar.

Duh, gue gak sabar nih. Tangan gue udah gatel-gatel gimana gitu pengen buru-buru hajarin anak-anak SMA Bimantara. Jerit Hanna dalam hati.

****

Hanna Devila Aleandro. Cewek cantik berambut sebahu. Bertubuh mungil dan gak pernah berpenampilan nyentrik.

Dia cuek. Biarpun anak seorang pengusaha besar dan terkenal di mana-mana, tapi Hanna gak terlalu suka sama gaya berlebihan.

Cewek itu hanya ingin menjadi apa yang dia mau saja! Bukan tipe manusia yang akan berpenampilan sesuai yang orang lain harapkan.

"Thanks, Bro!!" ucap Hanna menepuk pundak Milo, kemudian ia melompat turun dari ninja hitam milik sang kakak.

"Entar, balik sekolah gue tunggu lo di kantin. Kita brifing dulu sebelum ngadepin para bandit SMA Bimantara," Milo mengingatkan.

"Siap, Kapten!" ujar Hanna memberikan gerakan hormat dengan kaki kanan dihentak.

Milo mengacungkan jempol, lalu menyuruh Hanna untuk jalan duluan. Berhubung gedung kelas 2 dan kelas 3 berbeda tempat jadi Hanna pun menurut patuh.

Cewek itu langsung berlari meninggalkan kakaknya.

"Hanna!" sebuah suara cempreng memanggilnya.

Hanna pun berhenti tepat saat ia hendak masuk ke koridor khusus siswa kelas 2. Dia menoleh, seorang cewek cantik tinggi semampai melambaikan tangan ke arahnya.

"Kamu bareng sama Kak Milo?" tegur cewek itu sesampainya di depan Hanna.

Mendengar pertanyaan itu Hanna pun tersenyum jahil memainkan kedua alisnya naik-turun.

"Emm, cie cie cie ... yang pagi-pagi udah nanyain abang gue cieee," goda Hanna mencolek-colek bahu temannya.

Yang digoda pun mulai menunjukkan rona merah di kedua pipinya. Zola, nama cewek itu. Dia teman sekelas sekaligus teman sebangku Hanna sejak mereka naik ke kelas 2 dan memilih jurusan yang sama--IPA.

"Ciee, mukanya meraah...." tunjuk Hanna semakin gencar menggoda.

Zola pun lekas menangkup kedua pipinya. Dia benar-benar mati kutu sekarang. Salahkan mulutnya yang langsung nyerocos begitu saja menanyakan kakak teman dekatnya itu.

"Iih, apaan sih kamu, Han. Nyebelin, ah!" Zola malu sehingga dia langsung melenggang jalan duluan.

"Lah, Zo ... tungguin!" seru Hanna mengejar.

Ia masih terus menggoda Zola di sepanjang perjalanan. Hanna tahu kalo teman dekatnya itu sudah lama menyimpan rasa untuk kakaknya yang ganteng. Cuman Zola terlalu malu saja untuk sekadar mengungkapkannya.

Tapi gak tahu kenapa, belakangan ini Zola justru sering keceplosan soal bertanya tentang Milo ke Hanna. Bikin Zola merutuk bodoh dan ujung-ujungnya digodain Hanna lagi deh sampai muka Zola merah bak kepiting rebus.

**MYBEAUTIFULLDEVIL**

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. Sebagian anak Saruna Bakti dimulai dari kelas 1 sampai kelas 3 sudah bubaran meninggalkan sekolah.

Mereka yang buru-buru membubarkan diri cuman pengin nyari aman dari tawuran yang akan terjadi gak lama lagi saja. Mereka gak mau jadi korban, jadi lebih baik segera pulang saja daripada kena pukul yang lagi tawuran.

Akan tetapi, hal itu gak berlaku buat Milo and the gank. Justru mereka malah sudah siap sedia buat menghadapi musuh bebuyutannya yang tak lain adalah para bandit SMA Bimantara.

Maka dari itu, Milo pun mengadakan rembukan persiapan di kantin utama yang mencakup 3 angkatan secara sekaligus.

"Jadi gimana? Lo semua udah siap, kan?" tanya Milo menatap anak buahnya satu persatu.

"Siap lah. Kalo enggak, itu namanya pecundang...." sahut Hanna bersedekap, dia satu-satunya cewek yang mau ikut tawuran.

"Bener kata my Hanna, kalo kita gak siap, ada kemungkinan kita bakal dijajah sama bandit Bimantara," timpal Gori mengalungkan lengan di pundak Hanna.

Bugh. Sikut Hanna spontan menyodok perut Gori.

"Akh!" pekik Gori memegang perut, "Sakit, Han...." keluhnya meringis.

Hanna memasang senyum devil. Ia menatap lelaki berambut pirang itu dengan sorot mengejek, "Baru segitu udah ngeluh. Main barbie aja lo sana!" delik Hanna sinis.

"Itu kan dadakan, gue mana punya persiapan buat ngadangnya...." bela Gori mendengus.

"Halah, ngeles aja lo kayak bajuri!"

"Eh, udah udah! Kenapa jadi kalian yang debat?" Milo melerai.

Hanna dan Gori saling membuang muka ke arah Milo. Dua manusia itu memang paling sering berantem. Meskipun sesekali mereka bisa saja akur, tapi ujung-ujungnya pasti selalu berakhir dengan saling memukul atau adu mulut.

Milo geleng-geleng, dia cukup jengkel juga pada dua orang di hadapannya. Tapi demi melancarkan kesiapan untuk melawan musuh yang akan dihadapi, Milo harus mengesampingkan dulu rasa jengkelnya.

Brifing pun berlanjut. Milo mengatur strategi, dia membagi tugas pada seluruh anak buahnya. Tentu saja dia berada di paling depan sebagai ketua.

Hanna pun terpilih sebagai pendamping Milo. Walaupun dia cewek, tapi kemampuan bertarungnya melebihi Gori yang memiliki tenaga lebih besar seharusnya.

Hanna bangga, dia memang selalu mendapat bagian itu. Setiap ada tawuran Hanna pasti mengalahkan banyak lawan. Karena itulah Milo pun selalu mempercayai adiknya untuk menjadi partner bertarungnya.

****

Jam sudah berjalan ke angka 2, itu artinya gerombolan bandit Bimantara sudah datang ke wilayah Saruna Bakti.

Mereka sengaja mengulur waktu, alasannya karena di jam itu para guru sudah bubar dari sekolah. Dan kesempatan itu pun tidak disia-siakan. Tanpa kehadiran guru, mereka bisa puas beradu otot.

Geng Milo mulai bermunculan. Ternyata rombongan Saruna Bakti sama kuatnya dengan Bimantara. Hanna berdiri angkuh di sisi Milo, rambut sebahunya dia cepol ke atas.

Dari tim Bimantara, seorang cowok yang berperan sebagai pentolan pun tersenyum miring melihat satu-satunya cewek yang ikut bergabung di antara musuh-musuhnya.

"Elo!" pentolan Bimantara menunjuk ke arah Hanna "Yakin, mau ikut tawuran?" tanyanya meragukan.

Hanna pun menggertakkan gigi. Emosinya langsung tersulut oleh ucapan pentolan Bimantara.

Hanna tahu siapa dia. Bahkan Hanna sangat hafal luar dalamnya. Devano Abraham, kakak dari Zola Abraham teman sebangkunya di kelas. Cowok tampan yang sangat ia benci karena beberapa alasan. Salah satunya mungkin karena Devano yang sering dipanggil Dev itu merupakan pentolan terkuat di Bimantara.

"Gue rasa ... sebaiknya lo pikir ulang lagi deh sebelum tawuran ini dimulai." cetus Dev seakan sengaja memancing emosi cewek itu.

Di tempatnya, kedua tangan Hanna terkepal kuat. Napasnya mulai memburu, tatapan iblis pun ia pancarkan ke arah Dev.

"Han, tahan emosi lo!" bisik Milo, dia tahu Dev tengah sengaja membuat Hanna emosi.

Dengan begitu, tenaga Hanna akan terkuras di awal perkelahian. Dan itu sangat tidak diinginkan oleh Milo.

"Cepet lo komando anak buah lo buat nyerang duluan bandit Bimantara," desis Hanna tajam dengan pandangan yang masih fokus ke arah Dev.

"Tapi--"

"Lo turutin apa kata gue! Atau gue sendiri yang bakal maju duluan buat hajar si keparat Devano," potong Hanna geram menatap kakaknya tak main-main.

Melihat Hanna yang sudah dikuasai amarah, Milo pun akhirnya mengalah. Tak mau Hanna bertindak sesukanya, Milo pun bersiap untuk memulai.

"Semuanya, serang!!" teriak Milo mengomando.

Dan detik itu pun semua anak buahnya berlarian menyerang bagiannya masing-masing.

****

Bugh.

Duagh.

Bugh.

Duagh.

Pukulan demi pukulan sudah Milo dapatkan, begitu pun dengan Hanna. Dia kebagian melawan wakil dari pentolan Bimantara.

Sebenarnya, Hanna ingin melawan Dev, tapi ketua bagiannya ketua juga. Akhirnya Hanna pun merelakan Dev ke tangan Milo

Semuanya saling memukul. Mengerahkan kemampuannya masing-masing. Bahkan sudah banyak yang tumbang gara-gara tidak kuat diberondong tonjokan dari masing-masing lawannya yang memiliki aura dominan.

Dan sejauh ini, Saruna Bakti masih memimpin.

Hanna, cewek itu sudah mendapatkan beberapa luka lebam di sudut bibir dan pelipis. Akibat emosi yang menguasai di awal perkelahian ia mulai kehilangan fokus di pertengahan, hal itu membuat ia kecolongan. Maka sang lawan pun berhasil menciptakan luka lebam di beberapa bagian wajah cantik Hanna.

"Lo masih kuat ternyata...." ucap Adam di tengah aksi pukul-memukulnya.

Sebenarnya ia tidak mau melawan Hanna, alasannya karena Hanna seorang perempuan. Tapi keadaan yang mengharuskan Adam melawan Hanna. Maka tidak ada pilihan lain bagi Adam Sinclair, selain melawan dan menerima bagiannya.

Hanna pun tersenyum sinis sambil menghalau serangan Adam yang ingin menonjok ulu hatinya.

"Gue gak selemah yang lo bayangin," balas Hanna berhasil menendang balik lutut kanan Adam.

Kaki kanannya tertekuk, dan kesempatan itu digunakan Hanna untuk menyerbu tubuh serta wajah beraksen bulenya Adam dengan pukulannya.

Blam.

Tubuh kekar Adam terempas ke aspal. Mukanya babak belur dan Hanna tersungging puas melihat hasil karyanya.

"Bos! Adam tumbang," teriak salah satu bandit Bimantara yang melihat Adam dikalahkan Hanna.

Dev yang tengah beradu ketangkasan dengan Milo berpaling ke sumber suara. Melihat lawannya lengah, Milo pun tak segan-segan melancarkan pukulan ke ulu hati Dev. Membuat cowok itu memekik dengan badan yang refleks membungkuk.

Rasa nyeri pun menjalar di ulu hati.

**MYBEAUTIFULLDEVIL**

Sirine khas polisi bergema di jalanan sepi yang digunakan arena tawuran antar 2 sekolah itu.

Semua pihak mulai panik dibuatnya. Milo langsung menarik tangan Hanna dari arena tawuran, mereka berlari menghindari kejaran polisi yang sudah mulai menyebar.

Adam yang tak sadarkan diri langsung digiring oleh Dev dan kawan-kawannya sebelum polisi datang. Beberapa siswa lainnya berhasil ditangkap sang penegak hukum.

Entah bagaimana dengan nasib mereka yang tertangkap, semoga saja mereka tidak sampai membuka mulut pada pihak polisi tentang siapa saja yang ikut andil dalam tawuran tersebut.  Karena kalau sampai itu terjadi, maka pihak polisi akan melaporkannya pada pihak sekolah dan dari sana masalah pun akan merembet ke para orang tua.

Jika sampai kabar itu terdengar oleh Juan Marcello Aleandro, ayah dari kakak-beradik Milo dan Hanna. Maka siap-siap saja mereka menerima amukan dari sang papa tercinta.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
goodnovel sugik1
ntar nangess wkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status