Share

Mulai

Pria bertubuh tinggi itu hanya bertanya dalam kondisi mabuk.

"Apa kamu ingin minum?" 

Tiba-tiba pria itu berlalu begitu saja dan terduduk di sudut pesawat sambil meminum alkohol di tangannya.

Laluna dan wanita itu menghela nafas kemudian wanita itu melanjutkan lagi untuk memotong tali di tangan Laluna. Perlahan ikatan itu terlepas.

"Terimakasih. Sekarang tolong kamu ikat aku dengan simpul yang sederhana dan tidak kencang!" pinta Laluna sekali lagi.

"Kamu ini sangat aneh tadi suruh melepas sekarang suruh mengikatnya lagi." ujar Wanita itu sedikit heran dan terlihat cukup polos.

"Dengan begini aku akan Mudah melepasnya nanti. Aku ingin bertanya padamu, Mengapa tidak ada ketakutan sama sekali di wajahmu ketika ikut penerbangan ini?" tanya Laluna seperti sangat penasaran.

"Karena kita semua disini tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri, katanya kita akan di pekerjakan sebagai pembantu atau perawat di panti jompo. Kita akan mendapatkan gaji dua kali lipat." jelas wanita itu.

"Siapa namamu? Aku Laluna." tanya Laluna semakin penasaran.

"Aku Sania, sepertinya usiaku lebih tua darimu." Sania juga terlihat penasaran.

Laluna clingak-clinguk berharap tidak ada yang mendengarkan pernyataanya kali ini.

"Aku memberitahu satu informasi sebenarnya kita semua disini akan di jual untuk menjadi wanita penghibur dan masuk ke dunia perbudakan. Tidak ada pekerjaan pembantu atau pun perawat panti jompo." jelas Laluna sambil berbisik.

Sania terlihat terkejut sekali dengan pernyataan Laluna.

"Sebenarnya kamu siapa? Kenapa kamu tahu jelas seluk beluk agensi ini? Apa yang semua kamu katakan itu benar? Jika benar berarti kami semua disini ditipu?" Sania bertanya dan sekarang terlihat syok.

"Jangan terlalu keras, aku di ikat seperti ini dan dibius saat berangkat juga ada alasannya karena aku satu-satunya wanita yang bisa kabur dengan mudah karena aku ahli bela diri terlebih lagi aku mungkin bisa membuat kalian kabur juga. Makanya aku heran kenapa kalian semua disini bisa tidur nyenyak? Apalagi pesawat ini terlihat seperti sampah." celoteh Laluna.

"Jika kamu ahli bela diri kenapa kamu bisa diikat?" Sania semakin penasaran.

"Ceritanya panjang. Intinya aku dipukul sewaktu di bawa kerumah besar itu. Jadi aku posisi tidak sadarkan diri. Aku di sini juga untuk menyelamatkan keluargaku dari hutang. Tapi aku merasa bodoh jika aku sampai tidak ingin kabur dari disini. Apalagi aku tahu rencana mereka." jelas Laluna 

'Pria biadap itu tidak bisa dipercaya buktinya saja dia tidak melepaskan ikatan di tanganku dan membiusku lagi. Belum tentu dia bisa pegang ucapannya.' gumam Laluna sedikit kesal

Sania mulai merasakan ketakutan.

"Jika benar yang kamu katakan. Bisakah kamu menolongku?Jika itu benar aku mohon jangan pergi sendirian bawalah kami semua bersamamu Laluna." tanya Sania seperti terlihat sangat sedih.

"Jangan memasang wajah seperti itu, aku bisa menjadi orang yang tidak tega." ungkap Laluna melihat mata Sania berkaca-kaca.

"Kamu tahu Laluna, orang tuaku menjual sawah dan harta bendanya demi aku bekerja di luar negeri. Jika mereka tahu aku akan di jadikan pelacur mereka pasti sangat sedih. Banyak wanita disini membayar dengan hutang demi merantau ke negeri orang." Sania meneteskan air mata lalu mengusapnya lagi.

"Tolong jangan menangis Sania. Jangan sampai para pengawal tahu, ikuti saja permainan mereka dulu. Aku akan mencari tahu bagaimana caranya menyelamatkan kalian suatu hari nanti. Aku janji! Kamu bisa kan percaya padaku? Aku hanya berharap jaga dirimu baik-baik jangan sampai kamu pulang tidak bernyawa dan lebih baik jangan kamu ceritakan hal ini kepada orang lain dulu. Kemungkinan kalian bisa terbunuh." Laluna mencoba menenangkan Sania.

Sania hanya mengangguk dengan perasaan sedih dan ketakutannya.

'Oh Tuhan, aku semakin Gila. Sekarang aku dilema untuk kabur sendirian. Apakah ini semacam sindikat perdagangan manusia seperti di televisi itu ya? Oh Tuhan berilah aku petunjukkmu! Kenapa masalah ini jadi semakin besar? Apa aku tidak usah memikirkan mereka ya? Tapi aku masih orang baik. Bagaimana ini? Aku harus mencari jalan keluar.' batin Laluna sambil terus berfikir.

Para pengawal itu sudah bangun dan pesawat sudah mendarat di sebuah tempat tinggi tapi bukan sebuah bandara. Laluna pura-pura pingsan lagi dan di gendong satu pengawal dengan posisi masih sama terikat di bagian tangan dan kaki. Semuanya keluar dari dalam pesawat dan mulai di perlakukan seperti budak, mereka di lempar, didorong dan di perlakukan semena-mena. Sudah terdengar banyak wanita menangis.

Sania yang sudah tahu rahasia Laluna. Mengikuti kata-kata Laluna untuk tetap diam, dia menuruti perkataannya. Sekarang Sania pun melihat sendiri jika sudah di perlakukan seperti budak. Laluna yang di gendong mengintip melihat beberapa wanita itu berjalan. Hatinya semakin terasa perih, ketika mereka di pukul saat berjalan.

Diujung tempat yang tinggi ini terdapat kastil yang sangat besar dan terlihat tanahnya sangat gersang. Mereka tidak mengerti tempat apa ini. Mereka cukup terkejut ketika memasuki tempat itu banyak sekali wanita- wanita yang berlalu lalang memakai pakaian begitu seksi dan banyak sekali lelaki hidung belang disana, kastil itu terdiri dari bilik-bilik yang gelap. Lima puluh wanita termasuk Laluna tadi dimasukkan ke dalam satu ruangan besar dengan lantai yang masih tanah dan sangat lembab. Mereka terlihat sangat ketakutan dan menangis karena kebingungan. Sania yang sudah tahu akan jadi seperti ini hanya diam dan tidak berekspresi sama sekali di dalam hatinya sudah pasrah tapi entah mengapa dia ingin percaya dengan Laluna.

Tiba-tiba ada seorang wanita bertubuh tinggi seperti orang asli Nepal masuk keruangan itu. Tubuhnya tidak putih tapi kulitnya sangat eksotis, wanita itu sangat fasih berbahasa indonesia. Mereka memberikan pelajaran bahasa Nepal disana dan mereka tidak perlu khawatir karena banyak pelanggan disini juga mengerti bahasa melayu. Mereka cukup kaget dengan sebutan pelanggan.

"Sebenarnya apa pekerjaan kami?" tanya salah seorang wanita.

Wanita itu tiba-tiba tertawa seperti nenek sihir.
"Apa? Kalian tidak mengerti pekerjaan kalian disini?" tanya wanita itu.

Mereka semua menggelengkan kepala.

"Wanita penghibur, kalian harus belajar cara memuaskan pria dan belajar sopan santun terhadap pelanggan. Tidak boleh menyakiti mereka, jika kalian menyakiti mereka aku akan menunjukkan tempat paling cocok untuk kalian!!" jelas wanita itu sambil menyalakan proyektor dan memperlihatkan ruang bawah tanah yang berisi wanita-wanita yang disiksa dan bekerja tanpa henti untuk menenun kain tanpa mendapatkan makanan

Semua wanita itu menangis, melihat hal itu seorang pengawal membawa sengatan listrik di tangan mereka untuk menghukum siapa saja yang menangis.

"Apa kalian ingin merasakan sengatan listrik ini? Jika tidak ingin, maka Diam!" wanita itu menggertak.

Semua wanita itu menahan air matanya. Sania menatap Laluna yang masih dalam keadaan pingsan.

'Laluna aku percaya padamu. Selamatkanlah kami!' Sania berteriak dalam hatinya dan meneteskan air matanya.

Laluna sudah mendengar semua pembicaraan mereka.

'Aku tidak bisa langsung kabur jika begini caranya, aku harus berkeliaran di negara ini hingga semua korban bisa pulang ke Indonesia. Tapi apa yang harus aku lakukan? Karena di tempat ini kesucianku juga di pertaruhkan. Aku harus segera mencari tahu!' Laluna terus berfikir.

Wanita itu mendekati Laluna dan melepaskan ikatannya dari kaki dan tangannya.

'ternyata aku tidak perlu susah payah untuk membuka tali ini.' batin Laluna.

Ketika ikatan kakinya di lepas, Laluna menghuyungkan badannya lalu menabrak wanita bertubuh tinggi itu hingga tersungkur ke lantai. Laluna berdiri sembari melepas ikatan di tangannya.

"Dasar Gadis kurang Ajar!Sengat Gadis ini!" perintah wanita itu kepada salah seorang pengawal.

Laluna melayangkan tendangan ke wajah wanita itu hingga tersungkur lagi dan pingsan. Kemudian pengawal dan Laluna mulai berkelahi, pengawal itu kualahan ketika menghadapi Laluna. Sampai akhirnya Laluna menarik tangan pengawal itu dan menjatuhkan alat sengat yang ada di tangannya kemudian berbalik menyengat pengawal itu dan membuatnya pingsan.

Semua mata wanita disana terbelalak dan sangat terkejut. Sania tersenyum seperti memiliki harapan untuk bisa kembali ke negaranya. Perkelahian itu tidak terdengar oleh siapapun sehingga dengan mudah Laluna menyeret tubuh wanita itu keluar ruangan dan pengawal itu tetap dibiarkan karena tubuhnya sangat berat.

Tiba-tiba wanita-wanita itu sesenggukan.
"Kamu siapa? Kenapa kamu sangat hebat berkelahi?" tanya salah seorang wanita.

Laluna menutup pintu.
"Waktu kita mengobrol tidak banyak. Namaku Laluna, aku memang diikat karena aku punya ke ahlian bela diri. Aku sama sekali tidak tertarik bekerja di luar negeri tapi aku dipaksa menukar nasib keluargaku dengan dengan nasibku sendiri. Aku mungkin bisa kabur sendirian tapi sepertinya aku tidak bisa meninggalkan kalian. Aku hanya meminta jagalah diri kalian masing-masing kita tidak bisa lari dari sini tapi paling tidak kalian selamat. Aku pasti akan kabur untuk mencari bantuan, aku berjanji dengan kalian semua kita akan berhasil untuk menyelamatkan diri dan pulang ke Indonesia. Aku curiga ini adalah Sindikat perdagangan manusia. Jika kalian memberontak pasti kalian akan di bunuh begitu juga aku. Jangan percaya dengan mereka satu patah katapun. Tolong tetap percaya padaku jika kalian tidak melihat aku kembali dalam waktu lama! Karena aku juga butuh waktu untuk bisa menghubungi pemerintah Indonesia. Kalian jangan menangis! Jadilah wanita yang kuat.Jika kalian mengerti anggukan kepala. Aku yakin setelah ini aku akan di tangkap." Jelas Laluna mengakhiri ucapannya.

Mereka semua menganggukan kepala dan menurut dengan semua perkataan Laluna. Kali ini wajah mereka semua sudah berubah menjadi pucat pasi.

Laluna sudah mendengarkan suara langkah kaki dan wanita itu dari luar. 

'Sepertinya pengawal yang lain sudah datang dan wanita itu sudah sadar. Waktunya dimulai.' gumam Laluna.

Teriakan wanita itu sudah memekikan telinga. Mereka membuka pintu dengan kasar, wanita itu berteriak.

"Tangkap Dia!" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status