Share

Bab 3

Evelyn sedang mengemasi barang - barangnya  bersiap untuk kembali ke apartemennya.

"Kamu mau kemana sayang ?" Malvin tiba - tiba masuk kamarnya.

"Aku akan kembali ke apartemenku, bukankah kita sudah memenangkan proyek itu? "

"Tinggallah disini saja bersamaku, kita masih harus bekerja keras untuk proyek yang kita menangkan."

"Kenapa aku harus tinggal disini ?" Evelyn ingin tau alasan Malvin.

"Karna kamu sekretaris aku." jawab Malvin dengan berdiri dan mendekap Evelyn dari belakang, "selain itu, karna kamu sekarang adalah milikku." Tegas Malvin berbisik di telinga Evelyn.

Evelyn merinding mendengarnya.

"Kamu serius ?" tanya Evelyn seraya membalikkan badannya.

"Kamu meragukanku ? Jika tak serius, kenapa aku harus melakukan semua ini."

Evelyn tersenyum memeluk Malvin. Ia tak menyangka Malvin bisa mencintainya, tak sia - sia usahanya selama ini. Karna Malvin merupakan sosok yang sulit jatuh cinta.

"Bersiaplah, kita akan makan malam." ajak Malvin yang dijawab anggukan oleh Evelyn.

Melvin mengajak Evelyn makan malam di sebuah restoran dengan nuansa romantis dan di iringi sebuah musik classic.

"Kamu romantis juga ya." kata Evelyn tersenyum.

"Apapun untukmu, sayang. Kau wanitaku, takkan aku biarkan ada orang lain yang mendekatimu." Malvin menggenggam tangan Evelyn.

Evelyn sangat bahagia, ia merasa seperti dunianya telah di dapatkannya. Sesuatu yang sangat diimpikannya yaitu Malvin menjadi miliknya.

"Aku juga takkan membiarkan satu orangpun wanita yang berusaha mendekatimu, terlebih rekan - rekan bisnismu yang dengan terang - terang centil dan berusaha menarik perhatianmu itu."

Malvin tertawa memdengar pernyataan Evelyn. Karna memang benar ada beberapa rekan bisnis perempuan yang dengan terang - terangan berusaha menggodanya, hal itu pasti takkan luput dari perhatian Evelyn karna ia adalah sekertarisnya.

"Kenapa kamu malah tertawa ? Kamu senang mereka melakukan hal itu ?" Evelyn cemberut.

"Tidak sayang ... aku juga tidak memperdulikan mereka."

"Awas ya." Malvin kembali tertawa. Ia suka melihat ekspresi Evelyn yang terlihat menggemaskan saat cemburu.

⭐️⭐️⭐️

Keesokan harinya, Evelyn bersiap untuk berangkat kerja seperti biasa. Ia bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

"Selamat pagi sayang, kamu terlihat lebih cantik dari biasanya, apa tidurmu nyenyak ?" sapa Malvin.

"Selamat pagi ... tentu saja, aku jadi lebih bersemangat pagi ini." jawab Evelyn dengan mencium pipi kanan dan kiri Malvin.

"Kita sarapan dulu yuk." sambungnya.

Malvin mengangguk, "Terima kasih sayang."

Setelah sarapan, mereka berangkat ke kantor bersama. Sesampainya di lobi kantor seperti biasa Evelyn sudah ada yang menunggunya, Jenifer sahabatnya.

Setelah memastikan Malvin masuk ke dalam kantor terlebih dulu kemudian Jenifer mendekati Evelyn.

"Kamu masih berangkat bareng si bos ? Berarti kamu masih tinggal di apartemennya ?"

Evelyn tersenyum dan mengangguk.

"Aahhh, beruntungnya ... kenapa kamu tidak pernah menceritakannya padaku, lalu apa saja yang sudah kamu lakukan selama tinggal disana ? Kenapa kamu tidak kembali ke apartemenmu sendiri ?" Jenifer memberondong pertanyaan dengan terus berjalan mengikuti Evelyn.

"Kita membicarakan banyak hal ... dan boss melarangku kembali ke apartemenku"

"Bagaimana bisa ? Atau jangan - jangan kamu sudah tidur ya sama si boss."

Evelyn melototi Jenifer, "Apa yang kamu bicarakan!"

"Aahh ... aku tahu jika kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku."

Evelyn terus berjalan tanpa menjawab pertanyaan Jeni.

"Jangan - jangan memang benar ya ve ? Kamu sudah jadian ?" kata jenifer lagi setengah berteriak.

"Ssstt ... sudah ya, lebih baik sekarang kamu diam dan mulai bekerja." kata Evelyn tersenyum melihat ekspresi sahabatnya.

"Awas ya, kamu mempunyai hutang cerita padaku." jenifer lalu pergi ke ruangannya dengan menahan rasa penasarannya.

⭐️⭐️⭐️

Jam istirahat kantor, Evelyn dan Jeni makan siang di kantin kantor, mereka juga memesan kopi kesukaan mereka berdua.

"Barusan kamu dari mana ? Lama sekali aku menunggumu."

"Aku dari toilet, kenapa?"

"Kamu benar - benar sudah menjadi kekasih si boss ?"

"Kamu menanyakan itu lagi."

"Kamu belum menjawab pertanyaanku."

Sebenarnya Evelyn bingung menjawab pertanyaan Jeni, ia ragu membocorkan hubungannya dengan bossnya karna bossnya belum pernah terlihat menjalin hubungan dengan wanita manapun.

Evelyn lebih memilih diam tak menangggapi pertanyaan Jeni.

"Kamu tahu, tadi saat kamu ke toilet, ada seorang gadis masuk ruangan boss kita." Jenifer mulai bercerita memancing untuk melihat reaksi Evelyn.

"Lalu?" jawab Evelyn berusaha tak menanggapi.

"Apa kamu tidak cemburu ?"

Evelyn mengedikkan bahu, "Aku sekretarisnya, jadi aku juga tahu siapa - siapa yang akan bertemu dengan boss kita."

"Baiklah, baiklah ... kamu memang yang paling tahu."

Merekapun tertawa bersama.

"Eh, apa kamu melihat wanita yang baru saja keluar dari ruangan boss kita? Jangan - jangan dia adalah kekasih boss kita, kamu lihat bukan dia sangat agresif begitu sama boss." terdengar seseorang membicarakan Malvin di belakang kursi Evelyn.

"Iya, dia sangat cantik, terlihat sangat serasi bersama bos kita."

"Yah, patah hati dong aku."

Evelyn beranjak dari tempat duduknya dengan membawa makan siang dan kopi yang sengaja ia bungkus untuk malvin. Masih terdengar tiga perempuan tadi masih membicarakan Malvin.

Evelyn pergi meninggalkan Jeni yang masih bingung dengan sikap Evelyn yang tiba - tiba berubah.

"Eh Ve, kanu mau kemana? Kita belum selesai makan."

"Ve, tunggu aku."

Evelyn terus berjalan tanpa menghiraukan teriakan Jenifer, ia langsung menuju ruangan bossnya.

Evelyn membuka pintu ruangan Malvin tanpa mengetuknya terlebih dahulu, Malvin duduk di sofa yang terdapat diruangannya dan terlihat seorang wanita duduk disebelah Malvin dengan genitnya. Sedangkan Malvin berbicara dengan laki - laki di seberang tempat duduknya.

Tok tok tok... Evelyn mengetuk pintu. Sontak ketiganya menoleh padanya. Evelyn masuk kemudian meletakkan makan siang dan kopi di meja Malvin.

"Makan siang anda tuan, saya permisi." kata Evelyn seraya menatap Malvin dalam, lalu meninggalkan ruangan Malvin.

⭐️⭐️⭐️

Setelah pertemuan tadi, Malvin segera memanggil Evelyn, Evelyn pikir ia akan mendapatkan penjelasan dari Malvin. Namun kenyataannya  berbeda.

"Ve, segera atur pertemuan kita dengan perusahaan Dudde corp. atur jadwalnya besok siang." kata Malvin.

"Baik boss, apa ada hal lain lagi yang ingin anda sampaikan bos ?" tanya Evelyn.

"Tidak ada, kamu boleh kembali ke tempatmu."

"Baik tuan, permisi."

Evelyn keluar dengan menahan emosinya, mukanya ditekuk dan dihembuskanya nafasnya dengan kasar.

Triingg.. Terdengar notifikasi handphonenya, Evelyn duduk dikursinya dan merogoh saku untuk mengambil ponselnya.

"Terima kasih makan siangnya sayang."

Pesan itu dari Malvin, setelah membacanya, Evelyn melempar ponselnya ke meja.

"Haahh, seperti tidak terjadi sesuatu saja, kupikir dia memanggilku untuk menjelaskan, ternyata tidak, sekarang ia hanya berterima kasih melalui pesan, kenapa tidak dia katakan saja tadi di dalam."

Evelyn menggerutu sambil lanjut mengerjakan pekerjaannya.

Lalu ia kembali mengambil ponselnya, diketiknya layar handphonenya untuk membalas pesan dari Malvin.

"Sama - sama sayang, tadi aku menitipkannya pada sekretarismu itu, apa kamu sudah memakannya ?" pesan dari Evelyn.

Evelyn meletakkan ponselnya dan beranjak ke toilet.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status