"Kumohon jika ak_u mati lunasi hutangku de_ngan sa_habat_ku Betty. Dia be_kerja di perpu_stakaan Cur_zon str_eet." Dan setelah mengatakan itu dengan susah payah aku merasakan gelap menyelimuti pemandanganku, dingin menjelajar ditubuhku membuatku merasa nyaman dengan kegelapan ini.
****
Kenan yang sangat terkejut tidak dapat mencerna dengan baik perkataan Rubby, dia menatap gelisah wanita yang membuatnya pusing belakangan ini dan bodohnya lagi dia terpengaruh dengan tingkah absurd wanita ini.
"Chris, cepat telpon Dr.Margareth." Kenan mengangkat tubuh Rubby sendiri masuk kedalam mobilnya dan supirnya menjalankan mobil itu dengan kecepatan luar biasa hingga tiba di The Royal London Hospital.Darah dari bahu sebelah kiri Rubby sudah membasahi hampir separuh kemeja putih gading yang Kenan kenakan, dia ikut mendorong brankar Rubby menuju UGD. Rubby langsung dibawa masuk ke ruang UGD untuk mendapatkan pertolongan secepatnya, kenan sangat gelisah setiap detik dan menit. Sungguh emosinya sudah memuncak dia akan membalas semua ini dengan caranya dan itu pasti."Chris, cepat lacak siapa yang menggangguku. Mereka harus mendapatkan balasannya."
Sorot mata tajam itu begitu gelap dan menghanyutkan, Kenan bukanlah tipe pria pemaaf dia sangat tahu caranya membalas setiap perlakuan musuhnya dan juga orang yang sengaja mengganggu hidupnya."Ah satu lagi Chris, besok pagi temukan wanita bernama Betty di perpustakaan Curtoz St, berikan dia cek ku dan suruh dia kesini menemani wanita ini, aku ada urusan yang penting."Kenan melangkah keluar diikuti anak buahnya bersama Chris.*****
Decitan ban sangat nyaring terdengar saat mobil Chris berhenti didepan perpustakaan yang dimaksud, dia turun dengan tiga orang bawahannya saat masuk kedalam perpustakaan dapat Chris lihat semua orang yang ada disana melihat mereka ngeri. Chris melirik jam tangannya yang menunjukan pukul setengah sebelas siang, dilihatnya seorang wanita berkacamata didekat meja memandangnya takut.
Chris mendekat sembari tersenyum sedikit menunjukan kesopanannya."Maaf nona apa anda mengenal wanita bernama Betty yang bekerja diperpustakaan ini?" Wanita yang ditanyai Chris itu mengangguk gugup.
"Sa_ya sen_diri. Kalian sia_apa?"
Chris memberikan sebuah cek kosong dengan tanda tangan Kenan membuat Betty bingung sebelum perkataan Chris membuat nya panik."Teman anda yang bernama Rubby sedang ada dirumah sakit, dan itu titipan dari atasan saya. Nona bisa isi jumlah nya dengan semua hutang nona Rubby beserta bunga yang nona inginkan." Betty langsung membulatkan matanya, apa kata pria ini? Rubby dirumah sakit? Apalagi yang dikerjakan Rubby hingga berada dirumah sakit pikirnya.
"Anda bisa ikut kami sekarang untuk menemui teman anda." Belum Betty menjawab para pria berbaju hitam itu langsung menarik Betty membuat sedikit kegaduhan diperpustakaan itu. Tidak ada yang berani mendekat atau menolong Betty karena mereka merasa terancam dengan kehadiran pria-pria itu.
*****
Rubby menatapi langit-langit ruang rawatnya, bekas bius jahitan dibahu nya masih terasa nyeri ditambah hatinya yang mendadak kesal karena dia ditinggal sendiri oleh pria pujaannya. Saat dia bangun hanya seorang suster yang menyapanya dan memberitahukan keadaannya, memberikannya sarapan dan obat yang harus dia minum, sekarang sudah pukul sebelas siang dan rasanya Rubby mulai bosan dengan keadaan sunyi seperti ini. Perlu digaris bawahi kalau dia tidak bisa diam, akan selalu ada hal yang dia lakukan entah itu membersihkan apartementnya atau berjoget-joget dikamarnya, tapi sekarang dia harus berdiam diri diruang rawat seperti ini selama lebih kurang satu minggu, dan tadi perawat mengatakan tiga hari paling cepat.
Rubby menarik napasnya dalam lalu menghembuskannya, dia tersenyum saat mengingat wajah tampan pria pujaannya.

Senyuman Rubby pudar saat suara pintu terbuka dia melihat sepatu hitam mengkilat melangkah mendekat kearah dirinya dan senyuman bagaikan purnama yang mengembang itupun terbit membuat pria yang melihatnya sedikit terganggu dengan senyuman indah itu.
"Aku pikir kau tidak mau menemuiku," kata Rubby sambil masih tersenyum matanya mencari sesuatu entah itu bunga atau buah dari pria pujaannya tapi dia tidak menemukan apapun."Apa kau tidak membawakanku apapun, bunga atau minimal buah?" Kenan berdecih melihat wanita aneh didepannya ini.
"Kau lebih memikirkan masalah bunga dan buah daripada siapa orang yang menembak mu semalam?"
"Untuk apa aku memikirkannya, aku sudah jelas melihat mereka mengejarmu dan itu berarti mereka musuhmu," ucapnya membuat Kenan semakin heran dengan pemikiran wanita yang memiliki senyum seperti bulan purnama itu.
"Jadi kau tidak takut dekat denganku?"
"Apa kau mau dekat denganku?" Kenan merasa terjebak dengan kalimatnya sendiri, dia tetap tenang meski kerja jantungnya tidak normal.
"Kenapa kau ingin terus berdekatan denganku? Apa karena aku tampan atau...." Rubby meletakkan telunjuknya didepan bibir Kenan membuat pria itu terdiam dan melihatnya.
"Kau bukan hanya tampan tapi juga kaya sir," katanya lagi lalu dia tertawa sementara Kenan masih diam terpaku melihat tawa wanita yang tepat berada didepannya ini.
"Terpesona dengan senyumanku sir?" Kenan menggelengkan kepalanya dan sedikit senyuman terbit diwajahnya membuat Rubby semakin merona dan tertawa."Jadi apa kau mau menikah denganku?" Kenan kali ini mendengus keras dan sedikit menjaga jarak dari Rubby, pernikahan adalah kekonyolan baginya dan itu tidak akan pernah terjadi.
"Bagaimana aku bisa menikah dengan penyanyi cafe ku, bahkan berkencan denganmu saja aku tidak sudi." Kalimat sarkas itu sungguh melukai Rubby, tapi dia mencoba biasa saja. Kenan benar, dia hanya penyanyi cafe yang dipandang murahan bagi semua orang dan nyatanya pria pujaannya pun mengatakan hal yang diyakini orang-orang itu. MURAHAN.
Raut wajah Rubby membuat Kenan sedikit terusik, sinar yang tadi sangat indah hilang begitu saja karena perkataannya. Tapi itu benar adanya, Kenan tidak akan sudi berkencan dengan wanita yang bekerja di Bar nya sendiri, mereka hanya bisa untuk teman tidur Kenan itupun hanya satu dua orang yang pernah melewati malam dengannya karena dia bukan tipe pria yang selalu bergairah melihat wanita seksi. Hanya saja belakangan ini wanita bernama Rubby ini selalu saja membuatnya memikirkan hal gila misalnya rasa bibir wanita itu ketika dia cium, wangi tubuhnya bahkan desahan Rubby menghantui pikirannya membuatnya ingin merasakan lagi bibir serta tubuh Rubby.
Rubby yang diam membuatnya tidak tahu harus berkata apalagi karena memang sedari tadi wanita inilah yang aktif mengajaknya bicara.
"Jadi, aku ingin memberitahumu sesuatu," katanya membuat Rubby menatap pria pujaannya itu serius."Aku akan meminta Andreas menaikkan gajimu karena insiden semalam, dan juga aku ingin mengatakan perpisahan." Kening Rubby berkerut membuat wajahnya menjadi lucu."Kau sudah terlalu banyak ikut dalam keseharianku selama ini jadi aku rasa aku harus pergi agar kau tidak terganggu. Terimakasih atas hiburan yang kau berikan belakangan ini." Kenan dengan ragu mengecup kening Rubby perlahan dan reaksi aneh itu hadir lagi, sengatan-sengatan kecil mengalir didalam saraf nya membuatnya bergetar dan terasa kosong saat dia melepaskan kecupannya itu.
Rubby terdiam saat pria pujaannya itu melangkah pergi memberikan ruang kosong yang sepi sesepi hatinya.
Rubby memegang kening dan merabanya merasakan kecupan tadi, lalu matanya menangkap sebuah kotak kecil berwarna hitam beludru.Sebelum dia membuka kotak itu pintu kembali terbuka memperlihatkan Betty sahabatnya disana memandanginya dengan datar, Rubby menyimpan kotak tadi buru-buru dibalik bantalnya dan tersenyum manis kepada Betty.Bersambung....
Gimana ?? Gimana ??
Kenan mengisi pistolnya dengan jumlah peluru yang tidak banyak, kedua pistolnya itu dimasukkan kedalam jaket kulitnya yang berwarna hitam.Diatas Mansionnya sudah siap helikopter yang akan membawa dirinya untuk ke bandara, akan ada transaksi yang harus dia lakukan bersama rekan bisnisnya yang berasal dari Rusia. "Chris apa Marthin sudah mendapatkan balasan yang setimpal?" Tanya Kenan saat dia baru akan masuk kedalam helikopter."Sudah Mr.Rexton gudang penyimpanan terbesar perusahaannya sudah kami ledakan dan anaknya yang bernama Jack sedang berada didalam gudang sehingga dia harus dirawat dirumah sakit dengan keadaan yang mengenaskan.""Bagus, dia harus tau siapa yang ingin dia ajak bermain. Pantau semuanya dengan teliti selama aku pergi jangan ada yang kau lewatkan untuk memberitahukanku.""Baiklah, apa itu termasuk urusan nona itu?" Kenan lama menatap Chris, ingatannya akan Rubby tadi membuatnya yakin harus b
Sekitar enam mobil berwarna hitam membelah jalanan Britania Raya malam itu, Kenan menghembuskan asap rokoknya dan meregangkan otot lehernya dia sedikit pemanasan sebelum membuat remuk seluruh otak Marthin, bajingan yang ingin membuatnya murka.Rem mobil menandakan kalau dia sudah sampai dihalaman Rumah besar milik Marthin, anak buah pria itu keluar dari tempat-tempatnya dan siap menembak dia dan anak buahnya, Kenan keluar dari dalam mobilnya dengan tatapan tajam yang menyalang."Katakan kepada Marthin kalau aku disini, dan suruh dia menghadapi ku," ucapan Kenan langsung ditanggapi anak buah Marthin dengan berlari masuk kedalam rumah.Tak begitu lama pria berperut buncit itu keluar dengan wajah murka . Tanpa aba-aba Kenan menembak tepat dijantung Marthin dari jarak lebih kurang sepuluh meter, napas pria itu tercekat dan dia sekarat anak buahnya yang ingin menembak Kenan terpaksa berhenti karena Chris sudah keluar dengan istri Marthin.Gaya po
Ponsel Kenan bergetar membuat dirinya terbangun dari tidur nyamannya, diraihnya ponsel itu dengan sebelah tangan sedang tangannya yang satu masih menjadi bantal bagi Rubby."Ya Chris, oke baiklah satu jam lagi kita berangkat."Kenan mengakhiri telpon itu dan matanya menatap tubuh Rubby yang masih terlelap.Semalam dia menggendong paksa Rubby kekamarnya yang tak jauh dari ruangan home theater, dan wanita itu kesenangan dia langsung memeluk tubuh Kenan dan memejamkan matanya. Tubuh Rubby yang hanya menggunakan bra dan panty membuat Kenan gelisah sepanjang malam, wanita ini sengaja menggodanya dan sekaligus menyiksanya. Geram dengan kejadian semalam Kenan mencium bibir Rubby yang sedikit terbuka membuat wanita itu melenguh karena tidurnya diganggu. Kenan yang gemas masih mengganggunya dengan menciumi leher serta meraba perut Rubby membuat Rubby sangat tidak nyaman dan matanya terbuka. Karena sudah sadar dengan keadaan Rubby membuka mata
Rubby turun dari taksi di depan sebuah Mall ternama di Britania Raya, dia ingin membeli beberapa barang yang dia perlukan. Sekitar lima belas menit dia berkeliling mencari toko yang pas tapi tidak juga menemukannya, dan saat matanya melihat ke kaca toko dia melihat dua pria dibelakangnya Rubby berpura-pura tidak tahu dan dengan santainya dia masuk kedalam toko sambil mengecek tas nya, memastikan kalau cuter yang dia bawa dari Mansion Kenan tadi masih ada. Rubby membeli beberapa coklat ditoko khusus coklat itu, saat akan mengeluarkan kartu dari Kenan dia berhenti sejenak seakan berpikir, lalu Rubby meminta maaf kepada kasir didepannya karena sudah menunggu dirinya melamun tadi. Rubby memberikan kartu Kenan tadi dan keluar membawa satu paper bag berlogo toko coklat tadi.Rubby masih terus santai karena sepertinya pria yang membuntutinya itu tidak ada lagi. Dia masuk kedalam toilet wanita berdiam diri disana selama lima menit, lalu kelua
Rubby terbangun dari tidurnya, dengan menggeliat dia mulai sadar akan suasana yang ada.Rubby membuka matanya dan melihat sekitar, jidatnya dia tepuk karena Kenan berhasil membawanya ke Mansion pria ini lagi.Rubby mengecek pakaiannya dan dia tersenyum karena Kenan tidak menyentuhnya lebih. Pantas saja dia merasa sangat hangat dan nyaman semalam, ternyata pria pujaannya berada didekat dirinya.Tas nya yang berada dimeja dekat lampu tidur memudahkan Rubby untuk menjangkaunya. Diambilnya ponselnya dan dia membuka fitur kamera.Rubby mengirim foto itu kepada Betty lalu turun dari tempat tidur itu mencari dimana sosok Kenan.Karena tidak ada dikamar Rubby mencari keluar, salah satu pelayan melewatinya dan Rubby bertanya kepada pelayan itu."Apa kau melihat dimana Kenan?"
Setelah kejadian didalam pesawat Rubby menjadi banyak diam daripada mengganggu Kenan dengan tingkah nya, dia terus berpikir apakah Kenan salah satu musuh ayahnya ? Atau pria ini hanya Rekan bisnis, tapi kenapa ayahnya bisa menjalin bisnis dengan Kenan? Berapa umur pria ini hingga dia tahu sosok ayahnya? Pintu kamar hotel terbuka memperlihatkan Kenan yang lengkap dengan jas hitamnya, matanya menatap sosok Rubby dingin mencari tahu apa yang menimpa wanita genit didepannya ini."Kau tidak bersiap?" Rubby menggeleng. Setelah tadi turun dari pesawat dan hingga tiba di hotel bintang lima di Shibuya Jepang, Rubby semakin membuat Kenan gelisah."Ada yang salah?" Rubby menggeleng lagi membuat Kenan jengah."Baiklah aku akan pergi terlebih dulu, kau pakai lah gaun yang kuberikan, nanti Chris akan menjemputmu."Kenan membalik tubuhnya berjalan menuju pintu, meninggalkan Rubby yang bergerak bangkit dari duduknya untu
Five Star Hotel Shibuya JapanAku melihat wajah serius wanita didepanku yang begitu menggemaskan, dia terlihat sangat hati-hati membersihkan wajah dan tanganku yang terdapat bekas darah. Wajahnya tersenyum saat semua yang dia lakukan selesai, lesung pipi dikedua pipinya menambah kesan manis dirinya.Aku tidak pernah bertemu dengan wanita seperti dia sebelumnya manis, cantik, terlihat imut dan juga ehm...seksi, membayang tubuh wanita ini saja membuatku gerah seketika."My By," kata ku membuatnya menatapku dan tersenyum seperti biasanya, dan perasaan ku lega karena dia tidak muram lagi."Yes,Honey?" Jawab nya membuatku geli sendiri dengan tingkahnya yang sekarang menatapku dengan mata berbinarnya."Jangan bermimpi." Ucapku yang membuatnya terlihat kesal. Tapi dia kemudian seakan gelisah lalu bangkit dari duduknya dihadapanku tadi."Ken, apa kau mengenal keluarga Ozier ?"
Mobilku berjalan menembus jalanan kota, wanita disebelahku sibuk menatap pemandangan jalanan yang lumayan ramai malam ini."Kita kemana?" tanyanya ketika melihat mobil ku dan anak buahku memasuki portal dan kaca mobil bagian Chris terbuka, seorang pria tersenyum dan gerbang itu terbuka."Ke landasan tentunya." Jawabku, mungkin dia bingung kenapa melewati jalan ini."Ini jalan aman bagi ku menuju landasan." Aku menjelaskan agar wanita ini tidak bingung dan benar saja dia mengangguk paham.Mobil ku dan tiga lainnya berhenti didepan seorang pria yang menunggu kami, aku turun setelah Chris membukakan pintu untukku dan dari sisi lainnya Rubby keluar setelah supir membukakannya pintu."Selamat datang Mr.Rexton saya harap anda bisa datang kembali ke sini."Aku mengangguk kepada pria Jepang didepanku ini dia melirik Rubby dan aku tidak suka itu."Fokuskan pikiranmu melayani ku Toshio, ingatlah as