Kenan mengisi pistolnya dengan jumlah peluru yang tidak banyak, kedua pistolnya itu dimasukkan kedalam jaket kulitnya yang berwarna hitam.
Diatas Mansionnya sudah siap helikopter yang akan membawa dirinya untuk ke bandara, akan ada transaksi yang harus dia lakukan bersama rekan bisnisnya yang berasal dari Rusia."Chris apa Marthin sudah mendapatkan balasan yang setimpal?" Tanya Kenan saat dia baru akan masuk kedalam helikopter."Sudah Mr.Rexton gudang penyimpanan terbesar perusahaannya sudah kami ledakan dan anaknya yang bernama Jack sedang berada didalam gudang sehingga dia harus dirawat dirumah sakit dengan keadaan yang mengenaskan."
"Bagus, dia harus tau siapa yang ingin dia ajak bermain. Pantau semuanya dengan teliti selama aku pergi jangan ada yang kau lewatkan untuk memberitahukanku."
"Baiklah, apa itu termasuk urusan nona itu?" Kenan lama menatap Chris, ingatannya akan Rubby tadi membuatnya yakin harus benar-benar membuang jauh pikiran tentang wanita itu.
"Tidak perlu, lakukan saja apa yang harus kau lakukan."
Chris mengangguk dan Kenan pergi dengan helikopternya.*****
Rombongan Kenan tiba di bandara, dengan kaca mata hitamnya dan jaket yang dia gunakan membuat dia terlihat lebih santai dari biasanya. Tapi santai yang dilihat dari seorang Kenan Rexton tetap harus diwaspadai karena pria ini benar-benar berbahaya.
Orang kepercayaan Kenan membisikkan sesuatu kepadanya dan Kenan langsung melihat apa yang disampaikan itu. Matanya memandang tajam kearah Ron, pria tua yang masih terlihat gagah berjalan dengan orang-orangnya melewati Kenan.
"Bagaimana dia bisa disini? Bukankah bisnis mereka tidak lagi berjalan lancar?""Maaf sir, dari yang baru saja dapatkan mereka ikut menjual senjata kepada Rusia dengan jumlah yang lumayan banyak dan bukan hanya senjata tetapi orang-orang dari Ozier Corp menjual robot penghancur yang cukup canggih."
"Apa katamu? Siapa yang bisa membuat nya selain Arlan dan anak-anaknya? Dan kau tahu mereka sudah mati, bahkan sahabatnya tercinta sudah mati ." Anak buah Kenan hanya meminta maaf atas ketidaktahuan mereka. Kenan terpaksa diam saat Christopher rekan bisnisnya menjabat tangannya dengan ramah.
"Hello Mr.Rexton senang melihatmu sehat-sehat saja, dan aku turut berduka dengan keadaan kekasihmu."
Kenan hanya tidak mengerti dengan kalimat terakhir Christopher."Senang juga masih bisa bekerjasama dengan anda Mr.Rudolf dan maaf saya tidak memiliki kekasih." Jawab Kenan dengan seringainya.
"Benarkah? Tapi berita dikalangan kita kau memiliki kekasih, wanita yang terkena tembakan itu. Dan aku sangat prihatin karena Marthin bodoh itu mendapatkan balasan darimu dengan cepat." Kenan hanya mengangguk santai, jadi benar kalau orang-orang didunia nya mengira Rubby adalah kekasihnya? Jika begitu dia harus memastikan wanita itu akan aman, karena musuhnya ada dimana-mana.
"Baiklah Mr.Rexton mari kita bicarakan kesepakatannya." Kenan mengangguk dan naik kedalam jet pribadi milik Christopher, pesawat lepas landas dan mereka melakukan transaksi.
Christopher mengamati semua senjata api yang dibawa Kenan sebagai contoh dan dia juga menjelaskan cara kerja senjata rancangannya itu. Setelah semua disepakati mereka bersulang tanda kerjasama mereka dimulai, dan pesawat itu membawa Kenan ke Mexico, Kenan yang memiliki beberapa usaha didunia nya akan meninjau beberapa tempat usahanya disana dan selagi diperjalanan menuju bungalow nya Kenan teringat perihal Rubby dan Keluarga Ozier.
Dia mendial nomor Chris untuk memastikan semuanya ."Chris bisa kau cari tahu siapa pembuat alat baru di Ozier Corp. Aku ingin tahu semuanya dengan jelas siapa yang memiliki kepintaran seperti Arlan dan anak-anaknya yang sudah tewas itu."
____________
"Tidak,tidak, aku tidak ingin kau membunuhnya aku hanya ingin dia bekerja untukku."
__________
"Biarkan Ron keparat itu hidup, aku tidak mempunyai urusan dengannya. Ah satu lagi Chris, aku minta kau mengawasi wanita yang bernama Rubby itu. Aku ingin," Kenan menarik nafasnya berat mengakui ini semua tapi dia memang khawatir dengan wanita itu.
"Aku hanya ingin dia aman dan baik-baik saja, jaga jarak kalian karena aku tidak mau dia tahu kalau dia diikuti." Kenan mematikan sambungan telponnya dan dia terdiam mengingat Rubby, wanita genit yang membuatnya tersenyum jika mengingat kelakuan wanita itu.*****
Seminggu kemudian....
Rubby mengangguk tersenyum melihat surat dari Ron yang mengatakan keadaan bisnis ayahnya mulai membaik. Robot rancangannya ternyata berfungsi dengan baik sekali, untung saja sebelum dia terkena tembakan itu dia sudah selesai membuat dan mengirimkan Robot itu kepada Ron, jika tidak semuanya akan kacau. Rubby berjalan pelan kearah cermin dikamarnya melihat pantulan dirinya dan benda berwarna putih yang terdapat dilehernya.
Rantai dengan liontin berbentuk matahari dan bulan sabit yang berdampingan itu membuatnya tersenyum, itu adalah pemberian dari Kenan. Entah apa maksud pria itu tapi Rubby menyukainya, dia sedikit tidak bersemangat setelah pria itu mengatakan dia akan pergi tapi Rubby tidak sampai depresi apalagi merana, karena sejatinya Rubby masih mencintai dalam kadar ringan.Rubby tertawa sendiri didepan cermin hingga ketukan dipintu flat nya membuat dia harus bergerak kearah pintu. Bekas jahitannya masih diperban tapi sudah tidak nyeri lagi, hanya Rubby belum diperbolehkan bekerja. Sampai jahitan dibahunya itu benar-benar kering, itu perintah Andreas.
"Ya sebentar," jawab Rubby lalu dia mengintip dari lubang kecil dipintunya ternyata seorang pria yang membawa buket bunga. Rubby membuka pintu itu dan melihat seorang kurir tersenyum padanya.
"Buket bunga untuk anda Miss." Rubby heran, siapa yang mengiriminya bunga malam-malam begini, tapi dia tetap menandatangani surat penerimaan itu dan kurir pun pergi. Terdapat kertas kecil yang menyelip dibunga itu.
Hai darl, aku tunggu dibawah lima menit dari sekarang.
I miss you..From : K
Rubby sedikit berpikir dan dia menemukan jawabannya. Buru-buru dia masuk kedalam mengambil syal dan langsung keluar setelah mengunci pintu. Sendal jepit Rubby mengiringi irama langkahnya yang tidak sabar bertemu 'Kenan' ya dia yakin itu Kenan.
Sesampainya dibawah dia tidak menemukan siapapun selain keadaan yang sunyi karena sudah larut malam.
Rubby mulai berpikir sebelum tubuhnya ditarik paksa oleh dua orang pria. Rubby menjerit meminta tolong dan berusaha melepaskan tarikan itu tapi tenaganya tidak cukup kuat, saat akan masuk kedalam mobil disitulah Rubby bisa lepas dengan menggigit dan menunjang selangkangan pria yang tak dikenal itu. Suara tembakan terdengar oleh Rubby dan dia melihat kebelakang ternyata ada dua orang pria yang menembaki pria yang mencoba membawanya tadi, dan keadaan semakin kacau setelah satu mobil mendekatinya lalu keluarlah beberapa pria dari sana, Rubby yang melihat pistol didekatnya langsung mengambil kesempatan itu dan menembak pria yang ada didepannya.Nafas Rubby menderu dan kegaduhan mulai terjadi, tiba-tiba sebuah mobil meledak membuat semua orang keluar dari kediamannya. Rubby melihat api yang dihasilkan oleh ledakan mobil itu, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya dan mencoba menjauh untuk menenangkan dirinya tapi matanya tidak bisa berpaling dari api itu, pistol ditangannya terlepas polisi mulai datang dan dia terduduk di aspal, seseorang mengangkatnya membuatnya seakan melayang. Samar-samar dia melihat Kenan, pria itu membawanya cepat kedalam mobil dan pergi dari sana meninggalkan kegaduhan dijalan Old Bond itu.
Betty sahabatnya melihat Rubby yang dibawa pria tak dikenal itu, wanita itu meremas-remas jemarinya bingung ingin melakukan apa.
Dia khawatir dengan keadaan Rubby, dia ingin membawa Rubby tapi dia terlambat, pria tak dikenalnya itu mendahuluinya menyentuh Rubby.****
Mobil Kenan berjalan menuju mansionnya, dia benci melihat keadaan Rubby seperti ini wanita ini terlihat seperti ketakutan Kenan ada disana saat Rubby mulai hampir masuk kedalam mobil yang ingin menculiknya itu dan dia menyukai cara Rubby memegang pistol dan menembak tanpa ragu, Kenan melihat wanita yang masih dia peluk ini hatinya menghangat dan terisi penuh dengan wanita ini . Sementara Rubby masih diam karena dia sadar betul apa yang terjadi.
"Ayah, aku pergi melupakan kejadian masa lalu tapi lihat karma ini ayah. Aku malah jatuh cinta kepada pria yang memiliki dunia sama sepertimu." Ucapnya dalam hati dan
Rubby menutup matanya, mengeratkan pelukannya ditubuh Kenan.Didalam hati Kenan dia tersenyum, benar-benar genit disaat seperti ini Rubby masih mencari kesempatan dengan memeluknya erat."Aku tidak suka api," kata Rubby bagai bisikan ditelinga Kenan dan pria itu tidak bergeming, dia hanya mengelus lembut rambut wanita yang diberikannya kalung berbandulkan mentari dan rembulan itu.
"Maafkan aku karna melibatkanmu kedalam duniaku." Rubby juga hanya diam, mimpi apa dia semalam sehingga bisa mendapatkan jackpot seperti ini, habis gelap terbitlah terang. Begitulah kalimat pengandaian yang Rubby bisikkan didalam hatinya sembari dia tersenyum bahagia.
Setibanya digerbang Mansion Rubby tertidur pulas sehingga membuat Kenan harus menggendong tubuh Rubby ke dalam kamar yang akan ditempati wanita itu.
Kenan keluar kamar dan kepala pelayan di Mansionnya menghadap dirinya."Miranda, berikan semua yang dia butuhkan. Aku ingin dia dilayani dengan baik, dia akan tinggal disini mulai sekarang."Miranda_kepala pelayan yang berusia empat puluh tahun itu mengangguk hormat lalu Kenan berlalu meninggalkannya. Langkah gontai Kenan diikuti oleh Chris, entah kemana pria itu akan pergi tapi dari raut wajahnya sudah dipastikan kalau dia akan memberikan perhitungan kepada musuhnya.Bersambung....
Sekitar enam mobil berwarna hitam membelah jalanan Britania Raya malam itu, Kenan menghembuskan asap rokoknya dan meregangkan otot lehernya dia sedikit pemanasan sebelum membuat remuk seluruh otak Marthin, bajingan yang ingin membuatnya murka.Rem mobil menandakan kalau dia sudah sampai dihalaman Rumah besar milik Marthin, anak buah pria itu keluar dari tempat-tempatnya dan siap menembak dia dan anak buahnya, Kenan keluar dari dalam mobilnya dengan tatapan tajam yang menyalang."Katakan kepada Marthin kalau aku disini, dan suruh dia menghadapi ku," ucapan Kenan langsung ditanggapi anak buah Marthin dengan berlari masuk kedalam rumah.Tak begitu lama pria berperut buncit itu keluar dengan wajah murka . Tanpa aba-aba Kenan menembak tepat dijantung Marthin dari jarak lebih kurang sepuluh meter, napas pria itu tercekat dan dia sekarat anak buahnya yang ingin menembak Kenan terpaksa berhenti karena Chris sudah keluar dengan istri Marthin.Gaya po
Ponsel Kenan bergetar membuat dirinya terbangun dari tidur nyamannya, diraihnya ponsel itu dengan sebelah tangan sedang tangannya yang satu masih menjadi bantal bagi Rubby."Ya Chris, oke baiklah satu jam lagi kita berangkat."Kenan mengakhiri telpon itu dan matanya menatap tubuh Rubby yang masih terlelap.Semalam dia menggendong paksa Rubby kekamarnya yang tak jauh dari ruangan home theater, dan wanita itu kesenangan dia langsung memeluk tubuh Kenan dan memejamkan matanya. Tubuh Rubby yang hanya menggunakan bra dan panty membuat Kenan gelisah sepanjang malam, wanita ini sengaja menggodanya dan sekaligus menyiksanya. Geram dengan kejadian semalam Kenan mencium bibir Rubby yang sedikit terbuka membuat wanita itu melenguh karena tidurnya diganggu. Kenan yang gemas masih mengganggunya dengan menciumi leher serta meraba perut Rubby membuat Rubby sangat tidak nyaman dan matanya terbuka. Karena sudah sadar dengan keadaan Rubby membuka mata
Rubby turun dari taksi di depan sebuah Mall ternama di Britania Raya, dia ingin membeli beberapa barang yang dia perlukan. Sekitar lima belas menit dia berkeliling mencari toko yang pas tapi tidak juga menemukannya, dan saat matanya melihat ke kaca toko dia melihat dua pria dibelakangnya Rubby berpura-pura tidak tahu dan dengan santainya dia masuk kedalam toko sambil mengecek tas nya, memastikan kalau cuter yang dia bawa dari Mansion Kenan tadi masih ada. Rubby membeli beberapa coklat ditoko khusus coklat itu, saat akan mengeluarkan kartu dari Kenan dia berhenti sejenak seakan berpikir, lalu Rubby meminta maaf kepada kasir didepannya karena sudah menunggu dirinya melamun tadi. Rubby memberikan kartu Kenan tadi dan keluar membawa satu paper bag berlogo toko coklat tadi.Rubby masih terus santai karena sepertinya pria yang membuntutinya itu tidak ada lagi. Dia masuk kedalam toilet wanita berdiam diri disana selama lima menit, lalu kelua
Rubby terbangun dari tidurnya, dengan menggeliat dia mulai sadar akan suasana yang ada.Rubby membuka matanya dan melihat sekitar, jidatnya dia tepuk karena Kenan berhasil membawanya ke Mansion pria ini lagi.Rubby mengecek pakaiannya dan dia tersenyum karena Kenan tidak menyentuhnya lebih. Pantas saja dia merasa sangat hangat dan nyaman semalam, ternyata pria pujaannya berada didekat dirinya.Tas nya yang berada dimeja dekat lampu tidur memudahkan Rubby untuk menjangkaunya. Diambilnya ponselnya dan dia membuka fitur kamera.Rubby mengirim foto itu kepada Betty lalu turun dari tempat tidur itu mencari dimana sosok Kenan.Karena tidak ada dikamar Rubby mencari keluar, salah satu pelayan melewatinya dan Rubby bertanya kepada pelayan itu."Apa kau melihat dimana Kenan?"
Setelah kejadian didalam pesawat Rubby menjadi banyak diam daripada mengganggu Kenan dengan tingkah nya, dia terus berpikir apakah Kenan salah satu musuh ayahnya ? Atau pria ini hanya Rekan bisnis, tapi kenapa ayahnya bisa menjalin bisnis dengan Kenan? Berapa umur pria ini hingga dia tahu sosok ayahnya? Pintu kamar hotel terbuka memperlihatkan Kenan yang lengkap dengan jas hitamnya, matanya menatap sosok Rubby dingin mencari tahu apa yang menimpa wanita genit didepannya ini."Kau tidak bersiap?" Rubby menggeleng. Setelah tadi turun dari pesawat dan hingga tiba di hotel bintang lima di Shibuya Jepang, Rubby semakin membuat Kenan gelisah."Ada yang salah?" Rubby menggeleng lagi membuat Kenan jengah."Baiklah aku akan pergi terlebih dulu, kau pakai lah gaun yang kuberikan, nanti Chris akan menjemputmu."Kenan membalik tubuhnya berjalan menuju pintu, meninggalkan Rubby yang bergerak bangkit dari duduknya untu
Five Star Hotel Shibuya JapanAku melihat wajah serius wanita didepanku yang begitu menggemaskan, dia terlihat sangat hati-hati membersihkan wajah dan tanganku yang terdapat bekas darah. Wajahnya tersenyum saat semua yang dia lakukan selesai, lesung pipi dikedua pipinya menambah kesan manis dirinya.Aku tidak pernah bertemu dengan wanita seperti dia sebelumnya manis, cantik, terlihat imut dan juga ehm...seksi, membayang tubuh wanita ini saja membuatku gerah seketika."My By," kata ku membuatnya menatapku dan tersenyum seperti biasanya, dan perasaan ku lega karena dia tidak muram lagi."Yes,Honey?" Jawab nya membuatku geli sendiri dengan tingkahnya yang sekarang menatapku dengan mata berbinarnya."Jangan bermimpi." Ucapku yang membuatnya terlihat kesal. Tapi dia kemudian seakan gelisah lalu bangkit dari duduknya dihadapanku tadi."Ken, apa kau mengenal keluarga Ozier ?"
Mobilku berjalan menembus jalanan kota, wanita disebelahku sibuk menatap pemandangan jalanan yang lumayan ramai malam ini."Kita kemana?" tanyanya ketika melihat mobil ku dan anak buahku memasuki portal dan kaca mobil bagian Chris terbuka, seorang pria tersenyum dan gerbang itu terbuka."Ke landasan tentunya." Jawabku, mungkin dia bingung kenapa melewati jalan ini."Ini jalan aman bagi ku menuju landasan." Aku menjelaskan agar wanita ini tidak bingung dan benar saja dia mengangguk paham.Mobil ku dan tiga lainnya berhenti didepan seorang pria yang menunggu kami, aku turun setelah Chris membukakan pintu untukku dan dari sisi lainnya Rubby keluar setelah supir membukakannya pintu."Selamat datang Mr.Rexton saya harap anda bisa datang kembali ke sini."Aku mengangguk kepada pria Jepang didepanku ini dia melirik Rubby dan aku tidak suka itu."Fokuskan pikiranmu melayani ku Toshio, ingatlah as
Rubby merasa bodoh dengan dirinya sendiri, tapi entah kenapa dia sangat bahagia hari ini. Tangan yang melingkar dipinggangnya memberikan kebahagian itu, ya tuhan dia benar-benar memberikan keutuhannya kepada pria yang tidak mengatakan mencintainya."Jika kau pergi aku tidak akan membiarkanmu mendekat lagi."Kalimat yang dia lontarkan subuh tadi terngiang dikepalanya membuatnya ingin membuang saja wajahnya.Tapi dia masih bisa merasakan bagaimana dengan lembut Kenan langsung menyentuh kedua wajahnya, mengecup bibirnya sangat lembut dan manis.Flash back Kenan menyentuh wajah Rubby dengan lembut dan pandangan yang tidak lepas dari wajah wanita itu.Pelan dan lembut dikecupnya bibir Rubby yang terbuka dan menyambut kecupan Kenan, tubuh Rubby terangkat seiring dengan ciuman yang masih terus berlanjut. Wangi tubuh keduanya bercampur menjadi satu, membuat mereka berdua semakin mendamba rasa