Share

Bagian 1 : Rumitnya Hidup

Adora menghembuskan napas kesal berkali-kali. Sambil melirik laki-laki di sampingnya. Ia kesal pada Harry-kelewat kesal.

Harry harus merepotkan dirinya, membuat ia harus terlambat ke kampus. Padahal ini hari pertama perkenalan mahasiswa baru. Adora yakin, jika hari pertama sudah sial seperti ini, maka hari-hari selanjutnya harinya akan berakhir buruk.

Apalagi ia rela menunda kuliahnya selama satu tahun. Dan sekarang, masanya untuk kembali mengenyam pendidikan. Adora suka sekolah, dengan sekolah ia banyak teman dan bebas dari kukungan Harry. Harry terlalu berlebihan padanya. Padahal, jika laki-laki itu mengerti, Adora hanya ingin mereka menjaga privasi masing-masing. Adora sudah cukup umur-lebih umur. Tapi Harry memperlakukan dirinya, seperti anak TK. Sikap protektif Harry padanya membuat Adora risih, ia tak nyaman tapi Adora tak bisa membantah semua kata Harry.

"Pulang jam berapa?" Adora pura-pura tuli, dan tak mendengarkan seruan jelek di sampingya. Ia masih kesal, jangan harap ia mau menjawab, walau Harry lebih keras kepala dan takkan menyerah secepat itu.

"Dora ... Hey. Pulang jam berapa?" Suara tegas tadi, dibuat selembut mungkin. Jika Adora tak menjawab, maka Harry makin murka. Jadinya Adora menarik napas panjang dan harus melayani si gorila sialan ini. Bulu Harry banyak jadi sebut saja gorila.

"Apa bang?" tanya Adora pura-pura baru mendengar. Padahal dalam hatinya, sudah banyak binatang di hutan belantara ia sebut.

"Pulang jam berapa?"

"Nggak tahu."

"Saya jemput! Jangan pulang sendiri. Tunggu sampai saya datang." Adora berusah mati-matian untuk tidak memutar bola matanya di depan Harry.

"Hm." guman Adora malas, dan sengaja memilih ke luar. Kota mereka cantik, tepat berada di pinggir laut membuat Adora betah jika ia terus berjalan dan melihat banyak kapal di laut.

"Udah pulang beritahu saya." Adora diam. Harusnya ia pura-pura pakai headset agar tak terus diteror barang tak penting seperti ini.

Adora melihat banyak anak mahasiswa baru seperti dirinya yang memakai pakaian khas ospek kemeja putih polos dan rok hitam. Beruntung tidak ada acara rambut ikat dua dengan pita warna-warni.

Adora langsung mengambil botol air minum yang telah ia isi air, karena ia yakin nanti tak sempat untuk membeli air karena padatnya jadwal mereka hari ini.

"Saya jemput!" Adora langsung melongos pergi, tak mendengar teriakan abangnya. Gadis itu mulai berbaur dengan yang lain, karena ia juga tak punya teman. Apalagi ia sempat gap year satu tahun.

Walau tak memiliki banyak teman dan tak terlalu pandai bergaul, Adora bisa berkenalan dengan beberapa orang agar hidupnya tak begitu sepi dan terlihat menyedihkan.

___________________________

Ilana sudah mengenal Harry dari lama. Mungkin saat mereka remaja, jika Ilana tak salah ingat. Harry adalah laki-laki luar biasa yang sangat perhatian dan bertanggung jawab. Orang tua keduanya meninggal saat Harry masih kuliah, beruntung masih ada harta warisan, serta Harry anak yang sangat ulet membuat ia bisa sukses seperti sekarang.

Dennis adalah role mode bagi hidup Ilana, dan gadis itu ingin mencari pasangan seperti abangnya. Bagaimana perhatian abagnya, abanganya yang dewasa, abangnya yang pendiam dan kaku. Dan Ilana bisa melihat sosok itu ada pada diri Harry, membuat Ilana tak ragu untuk menempatkan hatinya pada laki-laki itu.

Dulu, Harry begitu perhatian dan sangat lembut. Tapi setahun belakangan, Harry berubah, fokus Harry hanya pada adiknya. Awalnya Ilana mengerti, jika perhatian Harry adalah rasa peduli sebagai adik-kakak seperti ia dan saudara-saudaranya atau seperti ia dan abangnya. Ilana dan Dennis begitu dekat, hingga mereka dewasa dan saat mereka memutuskan untuk membeli rumah masing-masing.

Semakin kesini, Ilana sadar perhatian Harry terlalu berlebihan. Ia juga berada di posisi Boots, tapi tidak sampai separah Harry. Bahkan, Harry harus mengucapkan goodnight untuk Adora.

Walau dekat, Ilana merasa geli jika ia harus ber-goodnight ria bersama abangnya.

Tapi hubungan Adora dan Harry sampai sejauh itu. Ilana bisa maklum, jika mereka tak mempunyai orang tua, membuat Harry langsung turun sebagai orang tua untuk adiknya, tapi sikap protektif itu berlebihan.

Ilana medesah lelah, sambil melihat ke luar cafe. Di luar hujan, sedikit deras. Wanita cantik itu hanya duduk disana sambil melamun tentang hubungannya yang tak mempunyai titik terang. Padahal, Ilana pura-pura memanasi abangnya untuk menikah segera tapi dirinya mempunyai hubungan di ujung tanduk. Ilana mendesah pasrah, hubungannya terasa begitu hambar.

Dengan menyesap perlahan, Ilana meletakan lagi coklat panas di hadapannya sambil memutar cangkir tak jelas. Harry juga seperti berlari dari kenyataan tak ingin membahas masalah ini bersama, membuat Ilene berada di posisi serba salah.

Ilana melihat ponselnya. Dengan cat kuku berwarna maroon hari ini. Ia sudah begitu cantik sekarang, lagi-lagi Harry menghindari dirinya. Ada apa dengan lelaki itu?

Ilana mengetuk-ngetuk meja, ia mencoba menelpon Harry panggila masuk tapi sengaja tidak diangkat. Ilana meletakan lagi ponselnya, ia tahu Harry sibuk. Dan sekarang juga hujan, laki-laki itu tak mungkin langsung menerobos hujan demi menjumpai dirinya. Memangnya, Ilana putri tidur?

"Harry sialan!" desis Ilana kesal, hampir membanting ponselnya. Harry seperti lelaki pengecut, yang berlindung di balik ketiak ibunya. Kenapa tak sekalian laki-laki itu pakai pampers?

Ilana menghentak-hentak kakinya lagi kesal. Ilene memang tak sesibuk orang-orang kantor yang punya jam kerja. Ilene hanya seorang influencer yang dibayar perjam dan tak ada ikatan jam kerja. Dan pekerjaan seperti inilah yang ia cari dulu. Ilana benci harus pakai baju seragam tiap hari, berangkat pagi-pulang sore. Itu adalah list pekerjaan yang sangat ia hindari. Beruntung ia lahir dengan keadaan goodlooking, membuat tubuhnya selalu terlihat shining, shimerring, dan spelendid.

Ilana tahu, Harry adalah laki-laki baik dan bertanggung jawab seperti abangnya.

Tapi jika Harry terus-terusan menghindari dirinya, Ilana bisa menduga atau takkan segan untuk melabrak Adora dan membuat hidup gadis di neraka. Ilana benci berbagi dan mengalah. Sejak kecil ia selalu dimanja, apalagi ia anak kesayangan papahnya yang membuat abangnya selalu mengalah dengan dirinya. Hal ini yang membuat Ilana begitu respek pada abangnya setelah melihat abangnya banyak berkorban demi adik-adiknya.

Hufh ... Memikirkan ini memang tak ada habisnya.

Saat hujan sudah reda, Harry juga tak kunjung datang. Ilana bisa memaafkan jika laki-laki itu beralasan kerja tapi Harry sengaja mengabaikan semua pesan dan panggilan masuk. Harry berubah! Harry gila! Harry sialan!

Ilana hanya beri kesempatan satu kali, jika tidak ia akan turun tangan menghadapi si boots-monyet kesayangan Harry.

"Dua-duanya sama seperti monyet!"

________________________

Adora tahu, jika jam istirahat seperti ini Harry akan meneror dirinya berkali-kali dan menanyakan sudah makan, sudah minum, bahkan sudah boker. Tak lupa memberitahu Adora untuk minum vitamin setiap saat, semua hal sepele diperhatikan Harry, membuat Adora muak.

Gadis itu memilih untuk mensilent ponselnya. Sebenarnya diam-diam, Adora berencana ingin dijemput Syden. Namun ia tahu, takkan semudah itu Harry membiarkan dirinya berkeliaran bebas, padahal Syden hanya mengantarkan dirinya ke rumah tak ada pergi ke tempat lain.

Adora sedang makan siang bersama temannya-Meta. Gadis yang dulu, tentangga saat SMA. Adora banyak menjumpai teman alumni satu sekolah, tapi kebanyakan adik tingkat. Keduanya sedang makan nasi kotak yang telah disediakan pihak kampus selama tiga hari makan free, karena mereka mengikuti kegiatan kampus.

Sebenarnya bukan kekesalan karena Harry begitu berlebihan tapi karena jurusan yang Adora ambil adalah pilihan Harry. Padahal gadis itu menginginkan jurusan psikologi. Tapi, Harry mendaftarkan jurusan Sastra Inggris. Alasan Harry, Adora tak boleh kuliah di luar kota, karena jurusan psikologi di kotanya tidak ada. Harry takkan pernah mengizinkan Adora jauh darinya, karena ia tak bisa mengontrol dari jauh. Adora masih harus dalam pengawasan dirinya.

Adora dan Meta selesai makan. Waktu mereka masih banyak, jadi mereka memutuskan untuk berkeliling auditorium yang luas sambil melihat, lautan manusia dari berbagai fakultas sebelum mereka dikumpulkan kembali. Hal pertama saat materi adalah dikenalkan berbagai organisasi ada yang begerak secara universitas ada yang hanya organisasi di dalam fakultas. Meta bertanya pada  Adora ingin ikut organisasi apa, Adora hanya menggeleng. Harry takkan mengizinkan dirinya untuk mengikuti organisasi apalagi sampai pulang larut karena sidang, Adora takkan pernah mendapatkan kesempatan begitu.

"Demi apa. Aku minat bangat sama mahapala." Adora hanya manggut-manggut. Jika boleh memilih ia akan memilih organisasi apa? Ia tak punya visi dan misi ke depan untuk masa depan sendiri. Yang utama adalah, bagaimana agar ia bisa bebas dari cengkeraman Harry. Adora tak ingin terus bergantung pada Harry. Tapi Harry juga takkan mengizinkan dirinya bekerja. Bahkan, di rumah saja Adora tak boleh cuci piring biar Harry yang melayani semuanya. Tapi Adora bukan gadis manja, ia gadis yang mandiri.

"Ayo ikut sama aku." Meta mengikut tubuh Adora membuat gadis itu meringis. Demi apa, colekan Meta lumayan sadis. Keduanya hanya berjalan dalam diam. Auditorium yang berada di lantai dua, kini keduanya turun ke bawah, tepat di bawah auditorium terdapat perpustakaan.

Bagaimana mungkin ia mengikuti organisasi jadi mahasiswa pecinta alam. Mereka pasti akan sering berkunjung ke luar entah naik gunung atau berkemah. Dan itu tidak ada daftar Harry. Berbelanja saja harus Harry yang menemani. Bahkan, saat Adora sakit perut keram karena tamu bulanan Harry yang sanggup dan menahan malu membeli pembalut untuk adinya. Terkadang Adora curiga, Harry tak punya malu. Bayangakn seorang lelaki berbadan tegap, dengan banyak bulu di tangannya bisa membeli pembalut dengan yang mode bersayap. Tapi Harry rutin. Bahkan, Harry tahu jadwal haid Adora. Jika menuju hari H, Harry sudah membelikan beberapa bungkus.  Terkadang Adora tersentuh, jarang sekali abang lelaki yang terlampau peduli seperti Harry. Tapi saat Adora memikirkan semuanya terasa creepy. Terkadang ia berpikir apa Harry psikopat? Tapi jika psikopat Harry sudah membunuhnya dari dulu. Tapi, dari dulu hingga sekarang Harry sangat perhatian bahkan terlampaui perhatian.

Merasa tak tega, Adora membuka ponselnya. Namun, nama Syden lebih muncul terlebih dahulu, membuat Adora tersenyum tanpa sadar.

Syden Sedang Tersenyum : Hey, bagaimana hari pertama kuliah?

Typikal laki-laki yang Adora suka. Lembut. Adora mengenal Syden karena beberapa kali, Harry harus mengundang Syden untuk mengerjakan lembur di rumah, karena Harry tak bisa membiarkan Adora sendiri di rumah. Pikiran Harry terlalu porno, seperti Adora diterkam binatang buas, atau vampire haus darah yang menjadikan Adora sebagai mate.

Adora Berharap Bahagia : Hey abang😊😊. Everything okay. Don't worry😊😊.

Syden Sedang Tersenyum : Syukurlah. Takut kamu tidak betah. Btw, mau dijemput?

Senyum Adora makin mengembang. Laki-laki yang sangat Adora kagumi. Laki-laki favoritnya.

Saat Syden sering ke rumahnya, Syden diam-diam memperhatikan adik Harry yang terlihat sangat kesepian dan tertekan. Semua rumah Harry kunci, Adora hanya boleh keluar saat pergi sekolah, selebihnya ia dikurung dalam rumah. Awalnya murni, Syden ingin menghibur Adora diam-diam tanpa sepengetahuan Harry. Tapi siapa sangka, tanpa sepengetahuannya juga, ia jatuh cinta pada Adora dan gayung bersambut, Adora juga menyimpan perasaan yang sama. Dan sudah beberapa bulan mereka backstreet di belakang semua orang, terutama Harry. Karena jika tahu, Harry akan murka dan bisa jadi menyita ponsel Adora. Memangnya Adora akan hidup kembali ke jaman batu?

Adora Berharap Bahagia : Hey, terima kasih tawarannya. But I'm afraid😢😢. Dia sudah memperingatiku berkali-kali dan pesannya belum kubalas.

Syden Sedang Tersenyum : Well, I understand that. Jaga diri baik-baik. Mungkin lain kali.

Adora Berharap Bahagia : Terima kasih pengertiannua😭😭. Saya selalu merasa jadi pacar yang buruk, yang selalu tak bisa diandalkan.

Syden Sedang Tersenyum : Hey, no need to feel sorry. I'm understand. Itulah gunanya partner, selalu mendukung. Saya tidak masalah, asal kamu baik-baik saja.

Adora Berharap Bahagia : Terima kasih😭😭😭.

Syden Sedang Tersenyum : Sudah ya sayang. Jangan bersedih, dan tetap semangat 🔥🔥.

Adora menarik napas panjang. Apa Harry bisa disebut merebut masa mudanya? Karena Adora tak boleh pacaran. Padahal Adora takkan melakukan hal gila dan nekat jika Harry mengizinkan dirinya untuk berpacaran. Adora tahu, Syden adalah lelaki bertanggung jawab yang takkan merusak dirinya seperti yang Harry khawatirkan.

Adora mulai membuka pesan yang berisi puluhan dari Harry serta belasan misscall. Mungkin, jika tidak menghubungi Adora, prosesor otak Harry akan rusak hingga membuatnya begitu risau.

Harry-hari Yang Baik : Dora.

Harry-hari Yang Baik : Dora.

Harry-hari Yang Baik : Dora jangan pergi.

Harry-hari Yang Baik : Dora jangan pulang dulu.

Harry-hari Yang Baik : Dora tunggui saya.

Harry-hari Yang Baik : Jangan lupa banyak minum air.

Harry-hari Yang Baik : Jangan lupa minum vitamin.

Harry-hari Yang Baik : Makan yang banyak.

Harry-hari Yang Baik : Nanti saya jemput.

Adora tak sanggup untuk meneruskan lagi. Bisa gila jika ia membaca sampai habis. Karena typikal isi pesan yang sama. Jangan pulang sendiri, banyak minum air, banyak makan, minum vitamin.

Bahkan mata Adora hampir buta karena ia sering memutar bola matanya karena sifat Harry yang berlebihan. Mau tak mau, suka tak suka Adora masih bergantung pada Harry.

Ponsel Adora berbunyi. Ia mengira dari Harry, tapi bukan nomor asing.

+6283184780006 : Eh boots norak! Kenapa kau tak mati aja sekalian sama abang kau sialan itu! Kau selalu jadi parasit di hidup Harry. Menjauh kau anak monyet! You bitch!

Air mata Adora mengalir deras. Segitu hinanya menjadi anak yatim?

__________________________

Welcome to Bab 1. Bagaimana? Sudah tergambar bagaimana neraka hidup Adora?

Bagaimana dengan mulut Ilana yang begitu pedas, yang bisa membuat hubungannya hancur. Karena Harry pasti membela Adora daripada Ilana.

Rumit ya? Ikutin aja, entar semua kebingungan kalian akan terurai.

Ini temanya memang berat dan sedikit dark. Bukan type aku menulis, tapi aku akan coba. Dan sudah banyak konflik yang aku rancang di otakku.

See you💋💋💋

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rizka Ahmed Syukri
niru dirimu mak, suka nyelipin lelucon dibagian sedih
goodnovel comment avatar
Rizka Ahmed Syukri
aku yatim piatu dari 1 smp, dan punya tiga Harry, faham betul gimana rasanya dipingitttt pertanyaannya, si Dora menderita sakit apa sampe Harry segitunya,,, duhhh baru awal uda ribet ya idupmu Ilana
goodnovel comment avatar
irisluphtwo
mohon direvisi thor : orang tua keduanya meninggal saat Harry masih kuliah (kesannya tuh orang tua Harry sama Ilana sdh meninggal). kalimat yg tepat, kedua orang tua Harry sdh meninggal saat dirinya msh kuliah.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status