Share

Bagian 3 : Alasan Bertahan Hidup

"Ini rekomended sekali. Lihat, bagaimana spons begitu empuk dan merata sempurna di wajah aku. Tinggal totol sedikit dan langsung merata krim yang tadi. Bagi yang mau pesan link di bio. Kebetulan sekarang ada diskon sebesar 30% bagi pembeli pertama. Kalian beli banyak semakin banyak diskon."

Ilana tersenyum ke arah kamera dan melambai. Rekaman hasil endors yang sudah mengantre beberapa minggu yang lalu. Ilana mendesah lelah, apa hidupnya seperti ini? Terus monoton? Tapi bukankah perkerjaan seperti ini yang ia inginkan dari dulu? Tapi kenapa sekarang ia mengeluh?

Ilana melihat ke bawah, masih banyak produk yang siap untuk menanti dirinya. Mungkin Ilana perlu menghire seseorang yang bisa membantu dirinya mengurus semua ini. Dalam sehari, Ilana bisa merekam 20-an produk dan masih saja banyak mengantre dan menghubungi dirinya untuk endors pada dirinya. Harusnya Ilana bersyukur ia tak perlu bekerja terlalu susah seperti yang lain, bekerja dengan atasan yang galak, rekan kerja yang penjilat, atau lembur yang tak mengingat rasa kemanusian.

Ilana turun dari sofa dan melihat produk apalagi. Kali ini, produk pemutih. Terkadang Ilana merasa berdosa mengiklankan produk pemutih yang berubah dalam hitungan hari tapi mengancam kesehatan yang memakainya. Percayalah, kulit Ilana sudah kinclong dari lahir, wajahnya tidak butuh skinker tapi skinker yang butuh dirinya.

Jika diibaratkan wajah Ilana seperti Dasha Taran. Ia tak perlu memakai makeup agar terlihat cantik. Karena sejak jadi zigot Ilana sudah mendapatkan anugerah itu.

Sekitar satu jam Ilana mulai meriview produk dan akhirnya ia bisa bernapas lega. Walau masih banyak season selanjutnya.

Wanita cantik itu duduk di barstool miliknya yang berwarna merah dan meminum yogurt mendingkan hatinya. Ilana diam, jika begini ia akan mengunjungi ibunya atau hang out bersama teman-teman sosialita. Tapi Ilana akan sangsi jika ada Alena dan psikopat Barry ada disana.

Ilana menggeleng, saat mengingat bisa-bisanya ia berciuman dengan panas dengan si psikopat yang sialnya tampan dan juga begitu menggoda. Mungkin Ilana sudah kena guna-guna Barry.

Ilana membuka ponselnya. Harry sialan benar-benar menghilang. Laki-laki itu memang mau mati sepertinya.

Ilana iseng menelpon dan Harry menjawab ponselnya. Benar-benar keajaiban ke 10 terjadi di matanya sekarang.

"Waoh, Lord kita baru bangkit dari alam kubur." sindir Ilana pada Harry.

"Ya maaf saya sibuk." Ilana memutar bola matanya. Sibuk, semua orang akan sok sibuk jika memang bukan prioritasnya. Ilana sadar dirinya bukan prioritas Harry tapi si boots. Ilana masih menyimpan dendam pada boots. Jika Harry macam-macam atau meninggalkan dirinya atau terus-menerus seperti ini, Ilana bisa langsung turun tangan dan melihat bagaimana Boots ketakutan ketika ia menunjukkan taringnya sebagai Ilana Nakasia. Seorang wanita cantik yang tak takut pada apapun. Apalagi, ini masih menyangkut kebahagiaan hidupnya.

"Baiklah-baiklah. Saya yang memang seorang pengganguran ini tak pernah sibuk dan selalu menunggu pesan dari kamu."

"Nanti siang saya jemput." putus Harry.

"Ngapain?"

"Makan siang."

"Okay."

"Di cafe Daun." Harry langsung menutuskan sambungan telpon. Wait; cafe daun? Jadi Ilana akan ketemu si psikopat? Semoga memang Barry psikopat sok sibuk seperti Harry sialan agar ia tak perlu menjumpai laki-laki itu. Ilana tak tahu bagaimana bentuk mukanya jika ia berhadapan dengan Barry.

Ilana ingat, saat ciuman panas mereka yang rasanya tak ingin menyudahi, saat mereka hampir kehabisan napas keduanya saling melepas terdiam dan merenungi apa saja yang terjadi dan apa yang mereka lakukan. Dan akhirnya, Barry pulang. Barry pulang jalan kaki, entah di mana laki-laki itu menumpang kendaraan tapi Ilana sudah tak peduli. Karena Barry sendiri yang membuat hidupnya susah.

Ilana juga tak tahu, bagaimana reaksi Alena maupun Harry. Baiklah Harry tak perlu dilibatkan laki-laki itu memang selalu sok sibuk dengan dunianya. Bagaimana jika Alena mendapati kenyataan sahabatnya dan kekasihnya bermain di belakang, bukankah itu sangat menyakitkan?

Ilana take season ke dua, rekaman untuk hari ini. Walau ia capek, setiap produk harus ia ganti baju, dan sesuaikan dengan produk dan tema yang diminta. Benar, Ilana membutuhkan asisten.

Ilana mulai mandi dengan benar-benar menyiapkan dirinya untuk makan siang bersama kekasihnya, yang mungkin bisa dihitung jari berapa kali mereka makan bersama. Ilana memang tak membutuhkan laki-laki romantis, yang memberinya bunga setiap saat yang membuatnya merasa seperti mayat atau diberi coklat setiap waktu yang membuat dirinya terkena diabetes. Ilana hanya ingin mencari pasangan yang dewasa dan saling terbuka, saling mendukung terutama komunikasi di antara mereka lancar. Karena kunci dari sebuah hubungan adalah komunikasi.

🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯

Ilana tak perlu berbasa-basi di depan Harry seperti mencium pipi laki-laki itu atau memeluknya seperti pasangan kekasih yang normal. Harry takkan melakukan itu, dan entalah apa yang Ilana pertahankan lagi dengan laki-laki ini.

"Sudah lama kita tidak keluar bersama." Ilana ingin menceramahi Harry. Tapi lelaki ini lagi berbaik hati untuk menjemputnya, dan bisa bersama. Jika tidak, banyak sekali alasan yang akan Harry beri atau lebih parahnya laki-laki itu mengabaikan dirinya. Harusnya Harry bersyukur dapat kekasih cantik, mandiri, cerdas dan tak banyak menuntut, tapi pusat dunia Harry bukan Ilana tapi Adora. Bahkan Harry rela menukar nyawa demi Adora.

Ilana hanya menggesar menu. Tak ada hal seru bersama Harry.

"Oh iya, mungkin kamu punya kenalan. Aku seperti butuh seorang asisten untuk bantu bongkar barang dan juga jadwal. Jadwalku sepertinya sangat kacau."

"Okay, nanti saya kabari." Tipikal laki-laki seperti abangnya, ini alasan utama Ilana mempertahankan hubungannya bersama Harry, Dennis role mode bagi hidup Ilana. Abanganya yang manusia kaku itu jadi sumber inspirasi Ilana untuk mencari pasangan seperti Dennis. Ilana tahu, Dennis sangat menghargai wanita, ia tahu bagaimana mewanitai wanita dan juga Dennis tak pernah berbuat kekerasan fisik. Walau papahnya juga seperti itu. Ilana dan Ilene sama, menjadikan keluarga Dennis sebagai acuan mereka untuk mencari pasangan. Jika Ilene iri dan ingin punya keluarga kecil seperti keluarga Dennis, maka Ilana ingin mendapatkan pasangan seperti Dennis—abangnya memang selalu bisa diandalkan. Walau hidup Dennis sendiri banyak masalah.

"Sebenarnya jika kamu mau serius dan terus seperti ini, mungkin kita bisa bicarakan pernikahan. Minimal kita bertunangan, ayolah saya bukan anak kecil atau remaja yang terus digantung seperti ini. Semua wanita butuh kepastian bukan butuh janji manis." Harry menarik napas panjang. Menikah? Jika boleh, ia akan menikah setelah Adora menikah. Dan mungkin minimal 5 tahun ke depan. Ilana sudah pasti tidak akan mau. Kebahagiaan Adora adalah prioritas Harry. Adora akan berbahagia maka ia juga berbahagia walau Harry akan mengorbankan banyak hal. Itulah esensi bahagia menurut Harry.

"Saya sudah berjanji dari dulu. Menikah hanya sekali seumur hidup. Dan juga, menikah itu butuh banyak persiapan. Ya usia kita sudah matang, tapi saya belum siap. Saya masih punya tanggung jawab." Inilah yang membuat Ilana membahas sesuatu dengan Harry. Ia selalu bersembunyi di balik adiknya. Jadi sebenarnya Harry pelindung Adora atau malah sebaliknya?

Ilana diam. Mungkin diam-diam ia bisa mencari cadangan lain dan saat Harry masih saja bacot mungkin lebih baik—jika saja Dennis bisa hidup seperti manusia normal dab punya banyak teman, Ilana takkan segan untuk meminta kenalan dengan teman abangnya. Sayangnya, Dennis benar-benar tak punya teman kecuali Jasmine yang telah berpisah alam sekarang. Ilana berharap abangnya melupakan Jasmine dan bisa hidup normal bersama keluarga kecilnya.

Keduanya tiba di cafe, Ilana langsung turun dan melihat keberadaan Barry. Ilana malas sekali menemui laki-laki psikopat mesum tersebut. Ilana dan Harry berjalan sendiri, tak perlu bergandengan tangan seperti pasangan kekasih normal. Hubungan mereka memang tak pernah normal.

Ilana pura-pura menunduk dan melihat menu, rupanya ada menu baru.

"Selamat siang, ingin memesan apa?" Wajah Ilana langsung mengeras, saat melihat wajah mesum Barry tersenyum padanya. Barry berdiri di sebelah Ilana dan diam-diam ia memegang tangan Ilana beruntung tangan mereka dihalangi oleh kain. Jika tidak, Harry akan melihat kelakuan kurang ajar Barry walau Ilana sangsi Harry akan murka. Laki-laki itu mungkin hanya lempeng saja.

"Ikan asam manis. Kamu mau apa?" Ilana yang sedang mencubit Barry langsung gelagapan dan melihat Harry.

"Hah? Samain aja."

"Aduh..." Ilana mencubit dan menekan dengan kuat heels tajam miliknya ke sepatu Barry. Biar laki-laki ini tahu diri.

Dan sialnya, harusnya Barry tak sok akrab pada Harry tapi laki-laki itu memperkenalkan diri sebagai teman Ilana, duduk di samping Ilana modus dan menggerayangi tubuh Ilana. Barry memang psikopat. Dia tidak takut pada apapun.

🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯

Adora tak tahan untuk tersenyum. Setelah sekian abad penantiannya, akhirnya ia bisa berkencan bersama Syden seperti pasangan normal.

Di kampusnya hanya perkenalan awal, jadi Adora bisa bolos.

Tiba-tiba, Syden menghubungi dirinya dan mengajak makan siang. Awalnya Adora ingin menolak, ia tentu tahu tabiat abangnya. Tapi, Syden mengatakan jika Harry makan juga di luar. Ini kesempatan yang bagus, dan membuat Adora bebas berduaan bersama Syden tanpa khawatir.

Adora menunduk dengan wajah memerah saat Syden menggenggam tangannya. Syden lelaki dewasa, dan sangat mengerti dirinya yang terkadang membuat Adora berpikir kenapa laki-laki ini bisa nemiliki hati seperti ini dan juga kesabaran yang begitu besar.

"Kita belum pesan makanan." Wajah Adora makin memerah, dengan malu-malu ia menarik tangannya.

"Udah biar aja." Adora hanya bisa menunduk, saat Syden memesankan makanan untuk mereka. Harusnya Syden bisa mencari gadis yang cantik, populer, dan juga bisa diandalkan. Bukan seperti dirinya si anak rumahan yang terikat oleh abangnya yang sangat ditaktor. Jika diibaratkan Harry seperti pemerintahan Korea Utara. Jika semua hal diatur, dan kemiskinan semakin menggerogoti negara itu. Begitu juga dengan hati Adora yang makin tersiksa dengan kebijakan Harry yang semena-mena menekan dirinya di hidup dalam kendali Harry. Hufh, Adora benci hidupnya jika boleh jujur. Bahkan, Adora pernah berpikiran untuk bunuh karena terlalu putus asa menghadapi Harry—abangnya. Harry juga seperti tak bisa menerima semua masukan atau Adora yang berontak, lagian Harry ingin jadi anak manis. Seperti anjing yang selalu patuh pada tuannya. Jadi, selama ini Adora jqdi budak Harry?

"Hey melamun terus." tegur Syden. Adora menggeleng, membersihkan tenggorkannya dan melihat jus semangka segar di hdapannya. Tangan keduanya terlepas dan mulai merasakan makan siang bersama. Moment yang mungkin akan sangat berkenang bagi Adora.

"Sebenarnya Harry itu baik. Lelaki yang sangat bertanggung jawab. Hanya saja ia berlebihan." Adora diam, dan menunduk. Ya, Harry memang sangat bertanggung jawab tapi ia tersiksa dengan semua ini.

"Ya, dia perhatian." jawab Adora. Harry memang selalu memperhatikan semua hal kecil yang akan Adora lakukan, semua hal Harry lakukan. Terkadang Adora berpikir apa Harry memiliki kelainan syndrom atau apa laki-laki ini tidak capek memperlakukan dirinya seperti bayi? Adora bukan anak kecil yang terus dikekang. Membicarakan Harry memang tak ada habisnya.

"Sebenarnya Harry punya kekasih 'kan?" Adora mengangguk. Adora kenal kelasih Harry. Sangat cantik, elegant, dan juga glamor di saat bersamaan walau Ilana hanya memakai pakaian sederhana.

"Kak Ilana, aku kenal. Cuman kakaknya kayak nggak ramah, atau mungkin sama aku aja. Kakaknya cantik, tapi sinis juga." Adora bicara jujur. Satu kali Harry pernah memperkenalkan dirinya dengan Ilana, tapi Ilana seperti tak menyukai kehadiran dirinya. Jika memang berniat serius, Harry akhirnya menikah dan ia akan bebas melakukan apa yang ia mau terutama bebas dari cengkraman Harry. Tapi, Adora bisa melihat Harry seperti tak ada niat untuk memikirkan ke jenjang sana, Harry masih sibuk baby sitting Adora. Kedengarannya sangat memuakan.

"Mungkin belum kenal kali. Semua orang yang mengenalmu pasti akan jatuh cinta. Kamu tulus." puji Syden. Adora menggeleng, ia tidak setulus dan sebaik yang orang lihat. Ia punya aib dan juga punya dosa, hanya saja Tuhan tidak ingin menunjukan aib Adora pada orang lain, biarkan menjadi urusannya dengan Tuhan.

"Terima kasih." timpal Adora. Terkadang ia ketakutan jika Syden menmukan dirinya yang sesungguhnya bukan manusia penuh topeng seperti ini. Dari 100 persen, Adora hanya punya satu keyakinan Syden akan menerima dirinya apa adanya. Karena, Adora bisa melihat ketulusan yang Syden berikan. Mungkin Syden juga alasan Adora masih bertahan hidup sampai sekarang, karena seperti punya secercah harapan.

"Maaf jika kamu jika ikut menanggung semua masalah aku. Awalnya aku sudah bilang, aku bukan gadis seperti gadis normal lainnya."

"Aku mengerti, aku suka kejujuran dan ketulusan kamu." Adora terseyum paksa. Bahkan sudah berada di sekeliling Syden ia masih memikirkan rumitnya hidup yang ia jalani.

"Terima kasih buat semuanya. Oernah ingat, aju pernah bilang jika suatu hari—"

"Sssst! Jangan membicarakan hal itu, fokus ke masa depan okay. Seperti yang orang-orang bilang, masa lalu tetap menjadi masa lalu. Jadikan sebagai pelajaran untuk hidup dan berusahan meminimalisir semoga tidak mengalami hal yang sama."

Adora menarik napas panjang. Mungkin memang begitu adanya. Ia berusaha untuk hidup lebih baik, walau ia tak bisa melepaskan kuasa Harry di hidupnya, setidaknya ada orang yang selalu berada di belakangnya untuk terus beri sokongan, dan menggengam tangannya kala ia merasa sendiri atau datang menawarkan kehangatan di sata hidupnya terasa hampa dan sia-sia.

Adora menatap Syden dan tersenyum. Laki-laki ini alasannya untuk bertahan hidup!

🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯

Cerita mereka rumit atau gak, aku gak tauπŸ˜…πŸ˜…πŸ˜….

Hanya saja aku berharap kalian bisa enjoy dengan segala riwehnya hidup Ilana maupun Adora hanya karena satu laki-laki.

Sudah banyak clue hanya saja rasanya belum pas, soalnya ini baru perkenalan belum masuk konflik.

Demi apa, aku suka karakter BarryπŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…. Mesum-mesum gemesin minta sembelihπŸ˜…πŸ˜…πŸ˜….

See youπŸ’‹πŸ’‹πŸ’‹πŸ’‹πŸ’‹πŸ’‹

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status