Lara POV
Aku harus segera memikirkan cara untuk dapat kembali ke tempatku semula, pasti ada alasan kenapa aku dan Disha bisa bertukar masa seperti sekarang ini.
Ia pun berjalan keluar dari Rumah Sakit menuju gerbang luar Rumah Sakit. Sesaat dia menoleh kebelakang untuk melihat Rumah Sakit ini secara lebih jelas, dan benar saja apa yang dipikirkan oleh Lara.
Bentuk dari Bangunan Rumah Sakit ini sama persis dengan Rumah Sakit dimana dia dan suaminya bekerja. Hanya nama dan sedikit perubahan dari gedungnya saja yang berubah antara saat ini dan di masa tahunnya ia bekerja dulu.
Karena memang seiring berjalannya waktu pasti ada sedikit perubahan dan renovasi dari gedung Rumah Sakitnya yang dulu. Di masa ini Rumah Sakit ini belum menjadi Rumah Sakit Pendidikan seperti di masa yang akan datang.
Wajar saja karena dimana ia berada saat ini adalah 24 tahun kebelakang, jauh dengan
Lara POVTidak terasa sudah seminggu aku berada di tempat ini. Dan selama itu pula aku belum menemukan cara untuk dapat kembali ke tempatku semula, bertemu dengan orang-orang yang kucintai."Sedang apa kalian disana? aku sangat merindukan kalian," gumamku dalam hati.- Rumah Sakit November 2020 -Hari itu tampak seorang wanita sedang sibuk menjalani dinas siangnya. Terlalu sibuknya sampai ia lupa untuk mengisi perut dan dahaganya.Disela-sela waktu luangnya ia mencoba untuk mengisi perutnya dengan makanan yang ada di pantry ruangan dinasnya.Sembari ia mengunyah makanan untuk mengisi kekosongan perutnya ia teringat sepertinya ada barangnya yang tertinggal di dalam lokernya.Selesai ia menghabiskan makanannya ia pun bergegas menuju ke lokernya. Sesampainya di loker tampak barang yang ia cari masih berada disana."Syukurlah, kupikir sudah h
- Pertemuan -Dari kejauhan tampak seorang laki-laki sedang duduk di sebuah taman yang luas di suatu Rumah Sakit. Lelaki itu tampak sedang memikirkan sesuatu.Dari wajah tampannya tampak menunjukkan bahwa ia sangat sedih sekaligus terlihat rapuh karena terus memikirkan wanita yang dicintainya."Bagaimana mereka bisa saling berpapasan di koridor itu? sedangkan mereka jelas-jelas berada di masa yang berbeda," gumam lelaki itu.Tiba-tiba lelaki itu teringat kembali saat ia dan Disha datang ke Rumah Sakit pada waktu itu, ia dengan langkah yang terburu-buru segera menuju ke jalan koridor rumah sakit yang menuju ke ruang icu.Namun ia tidak melihat adanya sesuatu yang terlihat aneh disana. Tak lama Disha pun menyusul dibelakangnya."Kau yakin disini tempatnya?" tanya Bumi kepada Disha."Iya aku sangat yakin disini tempat aku berpapasan dengan Lara sebelum cahay
Lara POVAku baru saja menyelesaikan dinas pagiku hari ini, kemudian kuberjalan menyusuri halaman depan Rumah Sakit dimana tampak beberapa orang berlalu lalang disini.Sebagian besar adalah pasien yang mayoritas penduduk lokal di kota ini. Tidak lama akupun melihat sosok lelaki yang sangat aku rindukan selama ini.Ya, dia adalah Barra Razka Bumi, suami yang sangat aku cintai. Tanpa sadar aku berjalan perlahan ke arahnya. Tak lama dia menyadari kehadiranku dan menatapku dengan tatapannya yang penuh dengan kerinduan.Aku melihat dia seperti mengucapkan sesuatu kepadaku, namun aku tidak dapat mendengar apa yang ia katakan. Akupun tersenyum dan berjalan mendekat ke arahnya."Lara? apakah kau adalah Lara?" tanya lelaki itu. Sudah lama sekali aku tidak mendengar suara itu. Suara dari lelaki yang selama ini sangat kurindukan."Iya ini aku, aku sangat merindukanmu dan Syilla, aku
Bumi masih berbaring di tempat tidurnya, ia masih merasa lelah setelah pulang dari dinas malamnya, apalagi setelah ia bertemu dengan sosok Lara yang tiba-tiba menghilang, memikirkannya semakin membuat dirinya merasa lelah.Namun saat ini ia bukan berbaring di kamar dimana ia dan Lara dulu tidur bersama, melainkan ia berbaring di kamar tamu di lantai atas tak jauh dari kamar dirinya dan Lara dulu.Karena kamar yang dulu ia tempati bersama Lara sementara ini Disha yang menempatinya. Sampai saat ini Bi Darmi tidak mengetahui jika ia tidur di kamar tamu itu.Bi Darmi masih mengira jika ia tidur bersama Disha di kamar ia dan Lara. Semenjak ia mengetahui bahwa Lara yang saat ini bersamanya adalah bukan istrinya, ia segera memutuskan untuk tidak tidur dalam kamar yang sama dengan wanita itu.Tiba-tiba ia teringat dengan kertas yang diberikan Disha pagi tadi saat di Rumah Sakit. Ia pun mengambil kertas itu
Lara POV"Disha?""Apa surat ini benar-benar dari dirinya?""Bagaimana bisa?"Segala pertanyaan itu masih berputar dipikiranku.Tak lama aku segera membalas surat dari wanita itu yang kemudian kutempelkan surat itu di dalam pintu lokerku, dan kuharap ia segera membaca surat itu."Semoga ini semua segera berakhir,"gumamku dalam hati.Setibanya di Rumah, aku segera mandi dan membersihkan diriku, setelahnya aku segera merebahkan diriku di kamar. Sesaat aku memikirkan surat yang kuterima dari Disha sore tadi."Bagaimana kertas yang kutulis waktu itu bisa sampai ke Disha? apakah surat yang kutulis tadi akan sampai lagi kepadanya?"gumamku.- Bumi POV -Bumi tampak baru saja terbangun dari tidurnya, ia pun langsung teringat dengan memo yang tadi pagi ia tulis untuk Lara."Apakah suda
Disebuah kota di negara NTerlihat seorang lelaki yang sangat lelah sedang bersandar di sebuah bangunan yang terlihat sudah sangat usang dibelakangnya. Tampak di sekeliling lelaki itu puing-puing bangunan yang telah hancur. Lelaki itu tampak memandang ke arah langit dengan tatapan yang sendu."Disha, sedang apa kau saat ini? aku ingin segera pulang dan mendengar jawaban darimu, tunggu aku,aku akan segera pulang dan menemuimu," ucap lelaki itu.November 2020Disha POVHari ini entah mengapa aku sangat bersemangat sekali. Ramainya pasien pada hari ini sama sekali tidak membuatku merasa letih.Sejak aku menerima surat dari Lara pada pagi hari ini timbul sebuah harapan baru di diriku. Aku yakin aku dapat kembali ke tempatku semula.Aku sangat merindukan kedua orangtuaku dan juga Lelaki itu.Lelaki itu, bagaimana keadaannya s
1 minggu kemudian di tahun yang berbeda..Diruangan yang sangat tampak sibuk itu terlihat seorang dokter dengan cekatannya mengobati beberapa pasien yang terluka karena kecelakaan lalu lintas di bangsal itu. Ya, dia adalah Lara. Dengan cekatan dan hati-hatinya ia mengobati pasien-pasien tersebut.Dari kejauhan disudut ruangan itu tampak seorang Lelaki yang diam-diam memandangnya dengan tatapannya yang lembut dan penuh dengan kerinduan."Disha aku datang," ucap lelaki itu dalam hati.Selesai wanita itu mengobati pasien-pasien tersebut, ia pun melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 14.30, dan ternyata sudah saatnya ia untuk pulang dan melepaskan rasa lapar dan dahaganya, ramainya pasien pada hari ini benar-benar tidak seperti di hariari sebelumnya, membuat ia sedikit merasa letih dan ingin melepaskan dahaganya karena saat ini ia merasa sangat haus sekali.Sesampain
Disha POVAkupun hendak turun kebawah setelah selesai bersiap-siap untuk berangkat bersama Bumi ke Rumah Sakit. Kebetulan hari ini dan besok kami memiliki jadwal shift yang sama.Sesampainya dibawah aku melihat Bumi sedang menungguku dimeja makan sambil memakan kue yang disiapkan bi Darmi, tak lama ia pun melihatku."Sudah siap? ayo berangkat," ujarnya."Syilla mana?" tanyaku. Terakhir kali aku bermain dengannya ia masih berada di ruang tengah tadi."Syilla baru aja tidur, sekarang ada di kamarnya sama bi Darmi,"ucap Bumi."Owh padahal aku ingin menciumnya sebelum pergi,Baiklah ayo berangkat,"ucapku.Bumi pun tersenyum mendengar ucapanku."Sejak kapan kalian menjadi sedekat itu?" ucap Bumi sedikit meledek Disha."Hmm, tentu saja kami dekat, kau saja yang jarang melihatnya," ucapku sambil mendengus kesal pada lelaki itu.