Share

Bab. 5 Seperti yang Kuinginkan

Perlahan Andreas memotong kue itu. Lalu memindah bagian yang sudah terpotong ke atas lepek yang sudah di sediakan di samping roti.

"Kira-kira ini untuk siapa ya?" tanya Andreas sambil mengangkat lepek berisi potongan roti itu tinggi-tinggi.

"Buat gue aja! Buat gue aja!" teriak para cewek-cewek saling berebutan.

"Aduh. Telinga kalian tuh dimana sih? Tadi kan Andreas sudah bilang itu untuk seseorang yang sangat spesial. Jadi, nggak usah terlalu berharap deh," sahut Toni tidak terima.

"Wuuu…. Sirik aja loe," balas para cewek-cewek itu. Beberapa diantaranya bahkan ada yang sampai hati menipuki laki-laki itu. 

"Eh. Eh. Udah ya kalian. Nggak usah halu. Orang yang dimaksud Andreas itu sudah pasti si Renata. Pacar Andreas. Iya, kan Re?" ucap Sonya sambil menoleh ke arah wanita berbadan langsing dengan rambut ikal yang dicat coklat. Wanita yang mengenakan lingerie berwarna hitam terawang yang menunjukkan bra dan g-string berwarna senada itu pun hanya manggut-manggut mantap. Tanda setuju dengan ucapan teman dekatnya yang berpenampilan sejenis. 

"Aduh. Aduh. Aduh. Re, kasih tau tuh sama temen loe yang suka ngehalu. Orang yang dimaksud Andreas ya sudah pasti Aruna. Iya, kan Run?" kata Denada ikut memanas. Aruna pun melotot mendengar namanya disebut-sebut dalam perdebatan itu.

"Kok. Loe bawa-bawa nama gue sih?" bisik Aruna pada sahabatnya itu. Sambil melempar senyum ke arah Renata yang tengah menatapnya sebal. Sungguh, ia tidak ingin cari musuh disini. Apalagi ia sangat tau kalau Renata itu adalah seniornya. Dan menurut kabar burung yang beredar Renata sudah menjalin asmara dengan Andreas. Meskipun sampai sekarang Aruna tidak pernah melihat mereka dekat melebihi rekan kerja yang profesional.

"Sudah. Sudah. Daripada kalian ribut sendiri. Mending gue kasih tau siapa orang yang gue maksud tadi," kata Andreas yang langsung memecah keributan itu. Semua hadirin pun langsung terdiam. "Dan siapapun yang akan menerima kue ini. Dia akan menjadi pacar gue," tambah Andreas yang langsung membuat semua cewek-cewek berteriak histeris.

"Wuuu…. Kasih gue, Ndre. Kasih gue!"

"Kasih siapa ya enaknya?" tanya Andreas sambil mengedarkan pandangan ke seluruh hadirin semua. Tak terkecuali pada Aruna yang berdiri di sampingnya. 

Kemudian Andreas pun berjalan ke arah kerumunan para tamu undangan. Ia berkeliling mengitari beberapa cewek-cewek centil yang sedari tadi jingkrak-jingkrak tak jelas.

Dari tempatnya berdiri. Aruna merasa dirinya ada yang aneh. Ada rasa tak suka saat menatap Andreas berjalan mendekati gerombolan wanita tadi. Mengingat para wanita itu juga memiliki badan yang tak kalah seksi dan cantik darinya. Belum lagi kedekatan mereka yang lebih akrab ketimbang Aruna yang masih seumur jagung mengenal Andreas. Sungguh, pemandangan itu menguras emosi Aruna. Apalagi saat Andreas berjalan mendekati Renata yang berdiri tidak jauh darinya. Hati Aruna benar-benar hancur. Bahkan ia pun memejamkan mata agar tidak melihat pemandangan yang memilukan itu.

Sedangkan Andreas yang tengah berjalan ke arah Renata. Terus melangkahkan kakinya saat wanita yang pernah dekat dengannya itu mengulurkan tangan hendak menerima kue itu. Andreas justru berjalan mengitari gadis itu lalu berjalan cepat kembali ke tempatnya semula. Sampai di depan Aruna Andreas pun segera berjongkok dengan tangan yang membawa potongan roti tadi ia angkat tinggi-tinggi melebihi.

"Will you be my girlfriend?" ucap Andreas pelan tapi pasti. Aruna pun langsung membuka matanya ketika mendengar ucapan Andreas  yang begitu dekat. Dan seketika matanya melotot tak percaya menatap lelaki yang menjadi incaran para model wanita di agensi majalah dewasa itu tengah berlutut di depannya. Dengan pandangan yang penuh harap.

"Will you be my girlfriend?" ulang Andreas. Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban. Aruna pun segera meraih lepek yang disodorkan ke arahnya itu sambil mengangguk cepat.

"Iya. Gue mau," balas Aruna sambil tersenyum gembira. Mendengar jawaban Aruna. Andreas pun segera mengangkat badannya ke atas hingga berada di posisi berdiri.

"Beneran?" tanya Andreas setengah tidak percaya. Dan Aruna pun langsung mengangguk dengan segera. Reflek Andreas memeluk tubuh Aruna. "Terima kasih ya," tambahnya. Sedang anak-anak yang lain langsing bertepuk tangan kecuali Renata dan sahabat dekatnya yang memilih pergi dari tempat itu. Mungkin karena malu.

"Huh. Awas tuh anak baru! Berani-beraninya dia main api sama gue," ucap Renata setelah ia dan Sonya sudah sampai di dalam sebuah toilet cewek. Renata pun meninju pinggiran wastafel hingga cukup keras. Sampai-sampai tangannya pun terasa sedikit sakit. 

"Emang tuh cewek nggak sadar diri siapa dia dan siapa elo. Kapan-kapan kita kerjain aja. Biar dia tau rasa," kata Sonya memanas-manasi. Renata pun tak menjawab. Namun, sorot matanya yang tajam seakan menggambarkan sesuatu. 

Sementara di luar, tengah mengalun dengan syahdu lagu dari Ray LaMontagne - Forever My Friend yang mengiringi gerakan dansa para tamu hadirin yang sudah tenggelam dalam suasana romantis dengan pasangan masing-masing. Begitu pula dengan Andreas dan Aruna. Dalam keadaan setengah sadar mereka menggerakkan badan sesuai irama yang ada. Tak sekali dua kali Aruna pun memeluk erat lelaki yang kini sudah resmi menjadi pacarnya itu. 

Chup! Andreas pun mengecup ujung kepala Aruna sehingga wanita itu mengangkat kepalanya. Mata keduanya pun saling menatap satu sama lain. Dan kemudian Aruna pun tersenyum sambil meraih tengkuk Andreas. Aruna pun menarik tengkuk lelaki itu untuk menutup jarak diantara wajahnya dan wajah Andreas. Bibir mereka pun menempel sempurna. Hingga sepersekian detik berikutnya. Andreas melumat bibir bawah Aruna, menyedotnya beberapa kali hingga menggigitinya dengan gemas.

Aruna pun tak mau kalah. Ia yang sudah tidak asing lagi dengan adegan ciuman mesra dengan lawan jenis. Walau ia hanya berpengalaman sebatas cium-mencium. Segera menjulurkan lidahnya yang berliur itu ke dalam mulut Andreas. Tanpa menunggu waktu terbuang lebih lama lagi. Andreas pun menyambut kedatangan daging kenyal yang berair itu dengan penuh nafsu. Apalagi kini mereka di bawah pengaruh alkohol. Jadi, hawa panas yang tercipta dari sensasi minuman keras itu membakar gairah mereka untuk melakukan lebih.

Lihat saja tangan nakal Andreas yang kini tak lagi diam. Ia begitu aktif meremas buah dada berukuran 36B yang masih sangat kenyal itu. Tentu saja Andreas yang merasa begitu gemas dengan daging ranum itu menggunakan kedua tangannya untuk bermain-main di seluruh bagiannya. Tak hanya ujung yang terdapat bakso kecil, tapi bagian samping kanan, kiri, atas dan bawah. Semuanya tak ada yang luput dari sentuhan Andreas yang semakin terbakar api asmara.

Sesekali Aruna pun berdesis nikmat. Ketika bagian sensitifnya diperlakukan sedemikian rupa oleh Andreas. Tapi, sekilas bayangan kedua orang tuanya di kampung pun terlintas. Ia pun segera sadar dan tak ingin terjerumus lebih dalam lagi di permainan panas yang menerbangkannya ke awang-awang ini.  Aruna pun mendorong dada bidang Andreas yang berotot itu.  Hingga lelaki itu melepas pelukannya dengan sedikit terpaksa.

"Kenapa? Apa gue melakukan kesalahan?" tanya Andreas dengan nada yang terdengar kecewa.

"Ma… maaf," kata Aruna. Kemudian ia pun berlari menjauhi Andreas.

"Shit!!" umpat Andreas. Kemudian ia pun segera mengangkat tangannya ke arah pelayan. Seorang wanita berpakaian pelayan seksi pun bergegas mendekati Andreas.

"Ada yang bisa saya bantu, Bos,?" tanyanya dengan sopan.

"Siapkan minuman spesial untuk seseorang. Segera!" titah Andreas tanpa menoleh ke arah wanita yang masih menundukkan kepala di sampingnya itu.

"Baik, Bos," balas si wanita kemudian pergi. Andreas pun tersenyum licik.

"Gue paling membenci penolakan," desisnya dengan tatapan yang masih ke arah yang sama dengan kepergian Aruna tadi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status