“Aku tidak mau melakukan pertemuan di hari liburku. Jika dia masih memaksa, batalkan saja kerja samanya,” ucap Darka pada Bayu yang tengah berbicara dengan sambungan telepon.
Pagi-pagi, Darka sudah menerima telepon dari Bayu. Bawahannya itu mengatakan jika seorang klien memaksa untuk makan siang bersama sembari membicarakan pekerjaan. Sayangnya, Darka tidak ingin melakukan hal itu. Karena bagi Darka, waktu liburnya tidak boleh diganggu. Apalagi oleh masalah yang sama sekali tidak mendesak seperti itu. Darka rasa pembicaraan mengenai pekerjaan yang tidak mendesak itu, bisa ditunda hingga waktu kerja datang kembali. Bayu sebenarnya sudah mengerti masalah ini. Namun, orang yang dihadapi oleh Bayu sangat sulit. Jadi, pada akhirnya Bayu memilih untuk meminta jawaban dari Darka secara langsung.
Tiara mengatur napasnya. Jelas, saat ini Tiara merasa sangat gugup. Tadi pagi, Puti tibia-tiba datang ke rumahnya. Puti menghabiskan cukup banyak waktu untuk berbincang ringan. Lalu tak lama mengajak untuk memasak. Ternyat Puti mengajak Tiara untuk membuat menu makan siang bagi Darka dan Nazhan. Namun, Tiara tidak tahu jika selanjutnya Puti meminta Tiara untuk mengantarkan makan siang tersebut secara langsung kepada Darka. Tentu saja, Puti meminta seseorang untuk mengantar Tiara menggunakan mobilnya.Tiara menghela napas sebelum turun dari mobil yang mengantarnya dengan sopir pribadi yang membukakan pintu. Ia benar-benar tidak menyangka jika dirinya berada di perusahaan Darka seperti ini. Jika saja Puti tidak memerintahkan
Darka terkejut bukan main, saat dirinya selesai berpakaian, ia melihat Tiara masuk ke dalam ruang kerjanya. Tiara meletakkan kotak makan siang di atas meja yang berada di hadapan Darka. “Mama datang dan memintaku untuk mengantarkan bekal makan siang untukmu, sementara Mama sendiri pergi untuk mengirimkan makanan untuk Papa,” ucap Tiara menjelaskan.Darka melirik kotak makan siang tersebut. Kebetulan, setelah melakukan olahraga ranjang dengan Vanesa, Darka merasa lapar. Darka terdiam saat menyadari hal itu. “Apa kau berpapasan dengan Vanesa?” tanya Darka sembari menatap tajam pada Tiara yang kini sudah duduk.Tiara berkata, “Tentu saja. Aku bahkan berbincang beberapa saat dengannya. Ia bahkan dengan bangganya menceritakan apa saja yang suda
Hari ini adalah jadwal bagi Tiara untuk berbelanja bulanan. Karena ada beberapa barang yang tidak bisa ia dapatkan di pasar tadisional, pada akhirnya Tiara pun harus pergi ke super market untuk berbelanja. Tiara dengan lincah memilah barang yang akan ia beli. Saat Tiara memilih lemon untuk salad yang selalu diminta oleh Darka setiap pagi, Tiara dikejutkan oleh seorang gadis yang tiba-tiba menepuk bahunya dan menyapanya dengan begitu akrab. Tiara mengerutkan keningnya. Gadis ini tampak familiar baginya, tetapi Tiara tidak bisa mengingat di mana mereka bertemu. “Kakak melupakanku?” tanya gadis itu dengan nada sedih yang dibuat-buat.“Ah, maafkan aku. Bukan
Puti menarik Tiara untuk duduk di sampingnya. Hari ini, Tiara dijemput untuk berkunjung ke kediaman Risaldi. Puti berencana untuk mengadakan makan malam bersama. Pasti akan menyenangkan menyantap makanan lezat bersama sembari berbincang ringan mengenai keseharian mereka selama ini. “Padahal kamu tidak perlu repot-repot menyiapkan hal seperti ini,” ucap Nazhan sembari mengambil pie susu mini yang dibuat oleh Tiara.“Tiara tidak repot kok Pa. Tiara dengar Papa menyukai pie susu, jadi Tiara pilih untuk membuatnya. Maaf, Tiara hanya membawa camilan sederhana seperti itu,” ucap Tiara malu karena hanya membawa makanan sederhana sebagai buah tangan.
Darka terus berusaha mengalihkan tatapannya dari paha Tiara yang terpampang dengan jelas di hadapannya. Saat ini, Darka dan Tiara tengah berada di pesawat. Tentu saja, keduanya menggunakan pesawat pribadi yang dimiliki oleh keluarga Al Kharafi. Mungkin, karena ini adalah kali pertama Tiara naik pesawat, gadis itu segera mabuk dan jatuh tertidur saat merasa pusing. Dan anehnya, Darka yang duduk di seberang Tiara, tidak bisa mengalihkan pandangannya dari paha Tiara yang terpampang dengan jelas, akibat bagian bawah gaun pendeknya yang tersingkap. Tubuh molek pada pramugari yang melayaninya tampak tidak bisa membuat Darka mengalihkan pandangannya dari tubuh Tiara. Sungguh, Darka merasa sangat jengkel. Ia menatap tidak percaya pada bukti gairahnya yang tiba-tiba mulai menantangnya untuk segera menyentuh Tiara yang sudah resmi menjadi istrinya itu. Namun, kali ini Darka tidak mau menuruti
Vanesa lalu meraih jubah tidurnya dan beranjak menuju balkon sembari masih dengan telepon yang menempel di telinganya. “Coba ulangi lagi apa yang kau katakan,” ucap Vanesa pada seseorang yang berada di ujung sambungan telepon.“Kau harus segera kembali. Sesi pemotretannya dipercepat karena ada desakan dari klien kita,” ucap manager Vanesa yang memang menghubungi Vanesa untuk segera kembali ke Indonesia untuk menjalani sesi pemotretan untuk salah satu produk klien mereka.Tentu saja, manager Vanesa tidak tahu jika saat ini Vanesa tengah berlibur dengan Darka. Hal yang ia ketahui adalah, Vanesa meminta waktu untuk berlibu
Darka terlihat tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi. Ia duduk di kursi yang menghadap tepat pada ranjang yang tampak kacau balau setelah aksinya menggila tadi malam. Tiara tampak terlelap dengan posisi tertelungkup dengan bahu dan punggung yang dihiasi oleh jejak-jejak keunguan yang ditinggalkan oleh Darka. Sungguh, Darka tidak menyangka jika dirinya bisa segila ini. Darka kira, ia bisa menghentikan tingkahnya, saat merasa cukup memberikan godaan dan pada akhirnya mempermalukan Tiara karena merasa terlalu percaya diri. Namun, ternyata Darka malah tidak bisa menghentikan apa yang sudah ia mulai. Begitu sudah menyentuh Tiara, entah kenapa Darka merasa jika dirinya perlu melanjutkan apa yang sudah ia mulai dan terus menyentuh Tiara.Saat berhadapan dengan Ti
Tiara dan Darka kembali ke Indonesia. Begitu berada di dalam pesawat Tiara tidak bisa menahan diri untuk kembali tertidur dengan wajah pucat. Sementara itu, Darka sendiri bersiul karena suasan hatinya yang benar-benar membaik. Darka pikir, setelah kepulangan Vanesa, Darka tidak akan menikmati masa liburan ini. Namun, ternyata liburan ini berakhir dengan lebih menyenangkan daripada bayangan Darka. Pria itu bersenandung, dan melirik pada Tiara yang kini meringkuk di posisinya. Sedikit, hanya sedikit penilaian Darka pada Tiara sudah sedikit membaik. Hal itu tidak terlepas dari waktu yang mereka habiskan saat bulan madu mereka.Pada awalnya, Darka pikir menyentuh Tiara adalah hal yang paling salah, yang pernah ia lakukan. Namun, ternyata itu adalah hal yang paling m