Hari ini adalah jadwal bagi Tiara untuk berbelanja bulanan. Karena ada beberapa barang yang tidak bisa ia dapatkan di pasar tadisional, pada akhirnya Tiara pun harus pergi ke super market untuk berbelanja. Tiara dengan lincah memilah barang yang akan ia beli. Saat Tiara memilih lemon untuk salad yang selalu diminta oleh Darka setiap pagi, Tiara dikejutkan oleh seorang gadis yang tiba-tiba menepuk bahunya dan menyapanya dengan begitu akrab. Tiara mengerutkan keningnya. Gadis ini tampak familiar baginya, tetapi Tiara tidak bisa mengingat di mana mereka bertemu. “Kakak melupakanku?” tanya gadis itu dengan nada sedih yang dibuat-buat.
“Ah, maafkan aku. Bukan
Puti menarik Tiara untuk duduk di sampingnya. Hari ini, Tiara dijemput untuk berkunjung ke kediaman Risaldi. Puti berencana untuk mengadakan makan malam bersama. Pasti akan menyenangkan menyantap makanan lezat bersama sembari berbincang ringan mengenai keseharian mereka selama ini. “Padahal kamu tidak perlu repot-repot menyiapkan hal seperti ini,” ucap Nazhan sembari mengambil pie susu mini yang dibuat oleh Tiara.“Tiara tidak repot kok Pa. Tiara dengar Papa menyukai pie susu, jadi Tiara pilih untuk membuatnya. Maaf, Tiara hanya membawa camilan sederhana seperti itu,” ucap Tiara malu karena hanya membawa makanan sederhana sebagai buah tangan.
Darka terus berusaha mengalihkan tatapannya dari paha Tiara yang terpampang dengan jelas di hadapannya. Saat ini, Darka dan Tiara tengah berada di pesawat. Tentu saja, keduanya menggunakan pesawat pribadi yang dimiliki oleh keluarga Al Kharafi. Mungkin, karena ini adalah kali pertama Tiara naik pesawat, gadis itu segera mabuk dan jatuh tertidur saat merasa pusing. Dan anehnya, Darka yang duduk di seberang Tiara, tidak bisa mengalihkan pandangannya dari paha Tiara yang terpampang dengan jelas, akibat bagian bawah gaun pendeknya yang tersingkap. Tubuh molek pada pramugari yang melayaninya tampak tidak bisa membuat Darka mengalihkan pandangannya dari tubuh Tiara. Sungguh, Darka merasa sangat jengkel. Ia menatap tidak percaya pada bukti gairahnya yang tiba-tiba mulai menantangnya untuk segera menyentuh Tiara yang sudah resmi menjadi istrinya itu. Namun, kali ini Darka tidak mau menuruti
Vanesa lalu meraih jubah tidurnya dan beranjak menuju balkon sembari masih dengan telepon yang menempel di telinganya. “Coba ulangi lagi apa yang kau katakan,” ucap Vanesa pada seseorang yang berada di ujung sambungan telepon.“Kau harus segera kembali. Sesi pemotretannya dipercepat karena ada desakan dari klien kita,” ucap manager Vanesa yang memang menghubungi Vanesa untuk segera kembali ke Indonesia untuk menjalani sesi pemotretan untuk salah satu produk klien mereka.Tentu saja, manager Vanesa tidak tahu jika saat ini Vanesa tengah berlibur dengan Darka. Hal yang ia ketahui adalah, Vanesa meminta waktu untuk berlibu
Darka terlihat tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi. Ia duduk di kursi yang menghadap tepat pada ranjang yang tampak kacau balau setelah aksinya menggila tadi malam. Tiara tampak terlelap dengan posisi tertelungkup dengan bahu dan punggung yang dihiasi oleh jejak-jejak keunguan yang ditinggalkan oleh Darka. Sungguh, Darka tidak menyangka jika dirinya bisa segila ini. Darka kira, ia bisa menghentikan tingkahnya, saat merasa cukup memberikan godaan dan pada akhirnya mempermalukan Tiara karena merasa terlalu percaya diri. Namun, ternyata Darka malah tidak bisa menghentikan apa yang sudah ia mulai. Begitu sudah menyentuh Tiara, entah kenapa Darka merasa jika dirinya perlu melanjutkan apa yang sudah ia mulai dan terus menyentuh Tiara.Saat berhadapan dengan Ti
Tiara dan Darka kembali ke Indonesia. Begitu berada di dalam pesawat Tiara tidak bisa menahan diri untuk kembali tertidur dengan wajah pucat. Sementara itu, Darka sendiri bersiul karena suasan hatinya yang benar-benar membaik. Darka pikir, setelah kepulangan Vanesa, Darka tidak akan menikmati masa liburan ini. Namun, ternyata liburan ini berakhir dengan lebih menyenangkan daripada bayangan Darka. Pria itu bersenandung, dan melirik pada Tiara yang kini meringkuk di posisinya. Sedikit, hanya sedikit penilaian Darka pada Tiara sudah sedikit membaik. Hal itu tidak terlepas dari waktu yang mereka habiskan saat bulan madu mereka.Pada awalnya, Darka pikir menyentuh Tiara adalah hal yang paling salah, yang pernah ia lakukan. Namun, ternyata itu adalah hal yang paling m
Setelah beberapa hari tinggal di kediaman utama, akhirnya Tiara bisa kembali ke rumahnya. Tiara menatap ponselnya, saat ini dirinya memang tengah berbalas pesan dengan Sulis. Gadis satu itu rupanya tengah menyiapkan sidang skripsi dan tengah kerepotan bukan main. Meskipun belum memiliki kesempatan untuk kembali bertemu, tetapi Tiara dan Sulis sudah terhitung cukup akrab. Tiara senang karena memiliki seseorang yang bisa cukup akrab dengannya seperti ini. Puti yang melihat Tiara tersenyum sembari menatap ponselnya, segera bertanya, “Apa itu Sulis?”Tiara menoleh dan tersenyum. “Iya, Ma. Ini Sulis, dia sepertinya tengah sangat sibuk karena sidang skripsinya,” ucap Tiara.
“Sarapan dulu,” ucap Tiara pada Darka yang baru saja menuruni tangga lantai dua. Namun, Darka hanya melewati Tiara begitu saja dan melangkah menuju pintu utama kediaman mereka. Darka lebih memilih untuk makan di luar di restoran bintang lima yang menjadi tempat makan favoritnya saat masih melajang dulu. Tempat di mana dirinya selalu membawa para wanita yang ia kencani untuk makan dengan mewah.Setelah bertengkar dengan Tiara karena perempuan itu berani untuk melarang apa yang ia lakukan, Darka rasanya selalu mendapatkan kesialan. Ia tidak bisa bertemu dengan Vanesa karena wanita itu sibuk melakukan pemotretan di luar kota. Selain itu, perusahaan Darka juga mendapatkan sedikit masalah di pabrik dan membuat Darka
“Angkat saja dulu,” ucap Jarvis pada Darka yang sejak tadi mengabaikan ponselnya yang terus berdering.Darka mendengkus. Pada akhirnya, Darka meraih ponselnya dan menerima telepon tersebut. Darka tidak mengatakan apa pun dan membiarkan orang yang berada di ujung sambungan telepon untuk mengatakan sesuatu terlebih dahulu. Saat mendengar suara itu setelah sekian lama, entah mengapa ada hal aneh yang menyusup di dalam hatinya dan membuat hatinya tergilitik oleh perasaan aneh yang rasanya belum pernah ia alami selama hidupnya. “Halo, Darka. Aku ingin meminta izin untuk pergi mengunjungi panti,” ucap Tiara dengan suara lembut.Darka terpaku beberapa detik