"Apa maksudmu? Asupan vitamin apa?"
Emely melototkan matanya, kemudian menggerutu pelan, "Ish ... tentu dengan para warrior yang latihan, menunjukkan otot tubuh mereka yang benar-benar menawan, dan aw, sangat seksi, jadi setiap hari aku tak boleh melewatkan sesi latihan ini," ujarnya kemudian tersenyam senyum, membuat Aralt melongo juga semakin cemburu karena wanitanya tergoda oleh para warrior yang sedang latihan.
"Mate, kau membuatku cemburu!"
"Kenapa harus cemburu, kan aku hanya melihat mereka tanpa berkeinginan untuk menyentuh otot-otot yang perkasa itu, kecuali kau mengizinkanku untuk menyentuhnya dan aku akan sangat berterima kasih Araltku sayang," balas Emely sembari menyentuh rahang mate-nya dengan lembut.
"Baiklah, sayangku. Aku takkan menahannya lagi, sekarang kita ke istana, dan kalian semua!" Tunjuknya kepada warrior. "Aku harus mengurusi mate-ku terlebih dahulu, baru kalian!" peringatnya, membuat warrior-warrior yang ada di sana, mengembuskan napas pasrah, mereka akan mendapatkan hukuman pastinya.
"Aralt, kau ingin membawaku ke mana?"
"Ke kamar untuk memberimu asupan vitamin! Jangan banyak bicara karena aku akan menghukummu, jadi, iritkan suaramu untuk terus berteriak nikmat dalam kungkunganku, mengerti sayang?"
"Aku sungguh tak mengerti pada awalnya, tapi mendengar kungkunganmu, entah kenapa, aku merasakan hal yang buruk akan terjadi, Aralt," balas Emely.
"Takkan ada kejadian buruk, melainkan kenikmatan yang akan kau terima ketika aku mendalamkan pedangku, paham?"
"Kau ingin membunuhku?!" teriak Emely histeris, membuat orang-orang menatap mereka dan Aralt pun merasa bahwa kecurigaan mengkhiasinya sekarang.
"Mate, berhenti berteriak, mana mungkin aku menghukummu, apakah aku harus mengucapkannya jika aku akan bercinta denganmu?"
Orang-orang yang mendengar itu, menutup mulut mereka karena tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh alpha mereka.
"Argh, sudahlah, kuharap kau mengerti, dan jangan berbicara atau aku menciummu di sini!" ultimatumnya dan benar-benar membuat Emely tidak berani berbicara, karena ia mengatup mulutnya dengan rapat.
Sampai di kamar, Emely merasa was-was dengan Aralt karena pria itu sedang mengunci pintu kamar dan meletakkan kunci tersebut di atas lemari yang otomatis, dirinya tak dapat menggapai kunci itu.
"Aralt, kenapa harus dikunci segala? Memangnya ini sudah malam dan kita harus tidur?"
"Walaupun siang hari, kita takkan tertidur melainkan aku yang menidurimu, mengerti sayangku?"
Saat melihat Aralt telah membuka pakaian atasnya, secara naluri, Emely langsung mengangguk dan menerima belaian tangan dari mate-nya yang kini mengecup lembut tengkuknya.
"Kau siap?"
"Eum ... a-aku siap," jawab Emely agak terbata-bata, karena ia sedang gugup sekarang ini.
Ketika pasangan itu melakukan perkawinan, di moment inilah Jason mengerang dan terus menyuruh Aralt untuk menandai Emely agar menjadi milik mereka seutuhnya.
"Emely."
"Eum? Apa, A-Aralt?" tanyanya yang sedikit sulit memfokuskan diri karena Aralt yang terus membumbuinya dengan goyangan pinggul yang begitu lembut dan menuntut.
"Aku akan menandaimu sayang, tahan sedikit dan kuharap dirimu mengabaikan rasa sakit itu ketika aku meminimalisirnya dengan pedangku, mengerti?"
"Eungh, mengerti," jawabnya.
Aralt tersenyum mendengarnya, ia menyikat pelan rambut Emely yang menutup leher mate-nya untuk ditandai. Kecupan-kecupan kecil sebagai aba-aba sebelum melakukan penandaan tersebut, hingga akhirnya, kedua taring Aralt menancap di leher Emely, membuat wanita itu meremas kuat rambut prianya dan terus mengerangkan nama Aralt karena sakit yang menguar.
Aralt menjilat darah yang keluar lalu mengecup bekas taringnya di leher Emely dan seketika luka tersebut menghilang dengan sebuah gambar serigala milik Aralt-Jason-tercetak di sana, seperti sebuah tatto yang berwarna keemasan.
Jason, lihatlah. Kau pasti bangga dengan ini.
Tentu.
Biasanya, setelah melakukan penyatuan, pihak yang digagahi akan lemas dan malas untuk bangkit. Namun yang terjadi antara Aralt dan Emely, Emelylah yang paling semangat membangunkan mate-nya, karena ia ingin keluar melihat warrior yang sedang latihan malam.
"Aralt, bangunlah, aku ingin melihat mereka latihan," ujarnya, tapi Aralt tetap mendengkur dan membuat Emely mendengus sebal.
"Heuft, baiklah, aku sendiri yang akan keluar," gumamnya, lalu menuju pintu dan memutar gagangnya, akan tetapi, Emely baru mengingat jika kunci ada di atas lemari.
"Aralt, aku ingin keluar!" kesal Emely, mengguncang tubuh pasangannya yang tetap setia berada di ranjang. Perlahan, Aralt pun membuka matanya dan melihat Emely sedang memohon.
"Aralt, aku ingin ke lapangan."
"Untuk apa?"
"Aku ingin melihat para warrior latihan," jawabnya.
"Dari mana kau tahu kalau mereka sedang latihan?"
Emely mengembuskan napas. "Aku melihat mereka di balik jendela, dan gerakan-gerakan mereka dalam mengayunkan sebuah senjata, sangat memukau, aku pun ingin belajar dibuatnya."
"Besok saja sayang."
"Kalau kau tak ingin menemaniku, aku saja yang pergi sendiri, Aralt. Cuman, tolong ambilkan kunci pintu di atas lemari yang telah kau simpan saat mengurungku di sini," pintanya. Aralt menengok mate-nya sebentar lalu kembali berbaring. Hal itu membuat Emely sangat kesal sehingga ia menghampiri pria tersebut dan duduk di punggungnya. "Aku takkan turun sebelum dirimu menuruti permintaanku."
"Mate, ayolah, aku ingin tidur."
"Tidur saja, memangnya siapa yang melarangmu? Aku hanya ingin kau mengambilkan kunci pintu, kenapa susah sekali?"
"Heuft, baiklah. Walaupun kau naik di punggungku, itu tak berefek sayang," balasnya kemudian beranjak dengan pelan agar mate-nya tidak terjatuh kasar.
"Ini kuncinya, dan tunggu sebentar karena aku ingin memakai baju," ucapnya lalu mencari pakaian yang cocok, lebih tepatnya mengambil yang santai saja. Emely hanya tertawa kecil melihat pria itu yang tidak malunya telanjang bulat sembari berjalan dengan pedang yang bergelantungan.
Emely memutar kunci, sebelum ia membuka pintu, matanya melirik sang alpha yang akhirnya telah berpakaian dan barulah dia membuka pintu.
Sesuai keinginan sang mate, Aralt menemani Emely menuju tempat pelatihan, ketika sampai, tampak jelas wajah wanitanya begitu semangat menonton para pasukannya yang sedang memainkan senjata.
"Kenapa mereka tampan-tampan, Aralt? Ish, aku kesal dengan mereka yang suka tebar pesona dengan otot-otot itu. Namun, aku menyukainya," ujar Emely, terpesona dengan gerakan-gerakan yang mempertontonkan otot tersebut agar semakin menggoda. Aralt terkekeh kecil, mate-nya pemuja otot pria ternyata, tapi ia tidak akan marah karena dia tahu bahwa Emely menjadikannya sebagai hiburan semata.
Bukan hanya Emely dan Aralt yang menonton, para omega pun juga ikut serta karena pekerjaan mereka telah selesai semuanya dan alpha pun membebaskan mereka untuk ke mana saja selama berada di pack dengan syarat tadi.
Mata Emely beralih, menelusuri wajah-wajah omega yang ikut menonton, hingga dirinya menatap Fall yang tampak tidak senang. Omega yang bernama Fall itu, memang tidak suka melihat pertunjukan membosankan ini, hanya saja, ia bosan pula berada di istana.
Tak ada yang menggoda dan berhasil membuatku tertarik, kecuali Alpha Aralt seorang.
Fall menengok ketika ia mendengar seseorang yang memanggilnya, dan siapa? Dia merupakan orang yang Fall tidak sukai, yaitu Emely. Kenapa wanita itu ada di sini? Kesuntukan dan kejengkelannya akan semakin buruk karena kehadirannya.
"Aku tak menyangka jika kau juga menyukai para warrior yang sedang latihan, sama sepertiku, karena mereka semua bagaikan vitamin juga penyegar mata," ucap Emely, membuka pembicaraan. Dalam batin, Fall bercih karena ia merasa bahwa Emely merupakan wanita murahan, padahal dia telah memiliki pasangan, apa wanita ini tak menghargai mate-nya? Lalu, ke mana pria itu sekarang?
"Sebenarnya tidak terlalu, Nona. Tapi, di istana saya pun merasa bosan sekali, dan lebih memilih untuk keluar saja. Ngomong-ngomong, Anda tak bersama alpha?" tanyanya penasaran.
"Oh, dia ada di sana, sedang menonton juga karena ingin menemaniku, walau ia ingin tertidur tadi. Dan aku semakin mencintainya karena merelakan hal tersebut untuk menyenangkan pasangannya."
Benar-benar egois, hanya kesenangannya saja, dia membuat mate-nya untuk tidak tidur? Kemungkinan alpha merasa lelah karena urusan pack-nya, belum lagi si wanita menyebalkan dan manja yang harus dia jaga pula.
"Romantis sekali, semoga alpha terus mencintai, Anda, Nona."
"Akan selalu, karena aku takdirnya."
Terserah padamu. Dasar murahan sialan.
Fall semakin jengah, jengkel, dan kesal dibuatnya, ia juga gemas; ingin menyingkirkan wanita tersebut dari Aralt agar ialah yang bersanding dengan sang alpha.
"Kalau begitu, sampai jumpa Fall, aku ingin kembali ke mate-ku, nikmati malammu dengan pandangan yang begitu menakjubkan di sana," pamit Emely, meninggalkan Fall yang memutar bola matanya, dan tidak peduli dengan perkataan wanita itu.Aralt memandang Emely yang kini duduk di samping dan bersandar di bahunya. "Dari mana?""Menghampiri Fall, ternyata dia menonton juga di tempat ini.""Fall?""Yah, omega yang bekerja di sini."Wanita itu menjadi perbincangannya bersama Reinard di siang tadi dan ia harus mempercayai perkataan betanya dengan cara, tidak mendekatkan Emely dengan Fall, beserta dirinya yang akan bertanya langsung ke omega itu, apakah dia benar-benar menyukai dirinya atau tidak.Latihan warrior pun telah selesai, beberapa omega lainnya dipanggil oleh Aralt untuk menemani Emely sampai di istana, karena ia ada sesuatu yang harus diselesaikan, sesuai perkata
Tak lama kemudian, Emely pun menyusul dengan memakai pakaian Fasha sembari menunggu mate-nya yang sedang mandi. Aralt pun selesai dan mendapati Emely yang sedang menatap arah luar melalui jendela kamar, ia memeluk mate-nya kemudian bertanya, "Apa yang kau perhatikan di luar sana?""Hanya memandangi orang-orang yang tengah bekerja, rasanya damai sekali di sini dan membuatku dengan pack-ku yang dulu. Oh iya, aku ingin kembali ke sana, menyampaikan hal ini kepara Glourius karena aku telah mendapatkan kebahagiaanku," jawabnya membuat Aralt mengerutkan kening dan sedikit takut jika mate-nya ini ingin pergi."Benarkah kau ingin kembali ke sana?""Benar, Aralt. Aku mendapatkan kebahagiaanku, dan aku telah berjanji pula dengan Glourius jika aku akan kembali," jawabnya lagi."Siapa itu Glourious?""Dia alpha di red moon pack yang sebelumnya seorang beta karena telah kuangkat
"Glourius, terima kasih telah mengurus pack ini, aku akan tinggal dalam beberapa waktu lama. Namun, aku pun harus kembali pula di sana, karena diriku telah memiliki mate, jadi ... otomatis aku selalu mengikutinya pula.""Saya mengerti, Luna. Namun, jika luna tak memercayakan pack ini kepada saya, saya tidak akan pernah tahu bahwa saya biss mencapai hal ini, terima kasih, terima kasih banyak," balas Glourius menunduk hormat."Sama-sama, Glourius."Glourious atau pun Glourius tentu berbeda, tapi, Glourious memilih yang simple saja jadi dirinya menyuruh orang-orang untuk memanggilnya dengan nama kedua, dan lunanya pun seperti itu, karena dialah yang merekomendasikan nama Glourius, dan satu hal yang ingin ia katakan. Saya suka nama itu.Memandang Emely, Glourius sedikit terpana dengan kecantikan lunanya yang begitu natural, apalagi dengan pakaian yang ia pakai sekarang, menampakkan kemolekan t
"Ampun, Bi!" Aralt pun berlari menuju kamarnya, banyak orang yang mengetahui ini. Tapi, tak banyak pula yang tidak tahu jika Jason pun takut kepada bibinya itu.Jika Fasha sudah membentak, dia akan menghukum Aralt mau pun Jason menjadi melayang di udara dan takkan mau menurunkannya sebelum mereka menyerah atau mengakui kesalahan. Mengapa Fasha dapat melakukan hal tersebut? Karena dia merupakan blasteran dari werewolf dan wizard, yang kekuatannya tidak diketahui orang-orang kecuali Aralt seorang.Dan kapan itu terjadi? Ketika Aralt berani berbohong kepada bibinya karena telah mencuri makanan sewaktu kecil, sehingga Aralt mau pun wolf-nya tidak akan berani berbohong dan sangat benci jika menemukan orang yang suka berbohong. Bukan Aralt saja yang takut, tapi Reinard pun juga, karena pria sering dicubit oleh Fasha yang cubitannya sangat sakit ketika Reinard remaja dan melakukan kenakalan saat ia membuat anak kecil mena
Salah satu omega tiba bersama warrior yang dikerahkan oleh Aralt untuk melakukan tugasnya agar menemani Fall ke perbatasan pack. "Cepatlah, kau merepotkanku saja," ucap warrior, dia merupakan laki-laki yang menikmatinya semalam dan Fall menatapnya sinis. "Dasar bajingan, kau tak menghargaiku sama sekali."Warrior itu pun lebih menyiniskan matanya dan membalas, "Kau siapa? Dari seluruh omega, kaulah yang paling rendahan, terima kenyataan itu," ledeknya dan Fall menitikkan air mata ketika harga dirinya sudah tak ada lagi di hadapan warrior dan salah satu teman seperjuangannya di pack canavaro."Fall, sudah kubilang bukan? Jangan berperilaku yang membuatmu rugi di sini, karena ... heuft, percuma kujelaskan, kau keras kepala, dan ini barang-barangmu, aku hanya ingin menyampaikan pesan omega lain yang mereka titipkan padaku, bahwa; jaga dirimu baik-baik, selamat tinggal," ujarnya, kemudian meninggalkan Fall yang berteriak menyesal. Namun dia tak
"Tolong, hiduplah karena rakyatmu, jangan serahkan nyawamu kepada dewi bulan dengan alasan; ditinggalkan oleh mate yang lebih memilih pria lain, karena dia tidak akan suka," lanjutnya membuat pria itu tersenyum kembali."Terima kasih, Luna. Perkenalkan, namaku Zhaks.""Salam kenal Alpha Zhaks."Zhaks tersenyum, ia pun bertanya karena sudah merasa nyaman dengan wanita yang membuat hidupnya kembali cerah. "Kenapa kau di sini? Bukannya di sini dingin?""Aku memilih di sini sekadar menyejukkan diri," jawab Emely. Wanita itu pun melanjutkan perkataannya kemudian, "Mari masuk ke istana, kau harus menghibur dirimu dan membuat mate-mu itu menyesal. Ngomong-ngomong, dia me-reject-mu di mana?""Di sini, tepat setelah pertunjukan besar-besaran tadi."Emely menghela napas lega, sebenarnya ia curiga bahwa ia salah jika menebak pria itu ditolak di tempat ini, dan ternyata be
"Tolong, hiduplah karena rakyatmu, jangan serahkan nyawamu kepada dewi bulan dengan alasan; ditinggalkan oleh mate yang lebih memilih pria lain, karena dia tidak akan suka," lanjutnya membuat pria itu tersenyum kembali."Terima kasih, Luna. Perkenalkan, namaku Zhaks.""Salam kenal Alpha Zhaks."Zhaks tersenyum, ia pun bertanya karena sudah merasa nyaman dengan wanita yang membuat hidupnya kembali cerah. "Kenapa kau di sini? Bukannya di sini dingin?""Aku memilih di sini sekadar menyejukkan diri," jawab Emely. Wanita itu pun melanjutkan perkataannya kemudian, "Mari masuk ke istana, kau harus menghibur dirimu dan membuat mate-mu itu menyesal. Ngomong-ngomong, dia me-reject-mu di mana?""Di sini, tepat setelah pertunjukan besar-besaran tadi."Emely menghela napas lega, sebenarnya ia curiga bahwa ia salah jika menebak pria itu ditolak di tempat ini, dan ternya
"Sayang, keluarlah, mereka telah kuurusi."Aralt mengerukan kening, mate-nya di mana? Ia mencari-cari dan tidak menemukan Emely."Emely?!"Jason sialan, bangun! Emely menghilang!Kau ke manakan mate-ku bedebah?Dia mate-ku juga, aku harus mencarinya cepat.Argh, berganti shift!Aralt dikuasai Jason begitu saja dan berlari dengan sangat cepat dalam mode serigala. Jason masih dapat menghirup wangi mate-nya yang sedikit jauh di depan."Hmrgh, kembalikan mate-ku!" Jason melihat sosok pria yang bertudung hitam sedang menggendong mate-nya yang tak sadarkan diri.Pria itu tetap berlari dan sekejap melemparkan serangan yang berupa kristal biru ke arah Jason. Jason menghindar dan kembali mengejar pria itu, akan tetapi ... langkahnya terhenti ketika seseorang membekukan kakinya."Owh,