Share

Part6:Gedung tua

Kemarin aku memang kembali bekerja seperti biasanya meski perutku masih terasa sakit hingga tanpa aku sadari wajahku berubah pucat pasi bahkan blazer Mr.Dimitri sampai terbawa olehku karena aku yang terlanjur marah dan kesal membuatku lupa mengembalikannya.

Saat itu juga Mr.Alex menyuruhku pulang untuk beristirahat,aku kali ini patuh dengannya dan pulang ke rumahku lebih awal meski aku merasa tidak enak pada semuanya.

Tapi mereka semua sangat mengerti diriku dan menyuruhku pulang lebih awal.

Dasar Mr.Dimitri gara-gara dia aku sakit dan besok paginya beruntung aku sehat seperti sedia kala,perutku juga tidak terasa sakit lagi.

Aku datang pagi seperti biasa melakukan pekerjaanku dengan Evan seperti biasanya juga.

Kali ini kami berada di tempat sebuah gedung tua,aku membawakan banyak baju yang diperlukan oleh Mr.Alex karena Mr.Alex akan berfoto bertema 'Dark'

Tapi ada satu orang yang membuatku bad mood perasaan kesal masih terasa pada hatiku,di mana dia dengan tega membalas dendam padaku dengan obat pencuci perut.

Meski aku kesal sebisa mungkin juga aku tidak peduli dengan keberadaanya berpura-pura merasa tidak ada dia.Ternyata hari ini Mr.Dimitri juga ikut pemoteran yang sama seperti Mr.Alex.

Istirahat sebentar untuk pengambilan gambar,Mr.Dimitri membawa sebuah paper bag dan menghampiriku.

"Makanlah agar perutmu tidak sakit."Dia menyodorkan paper bag itu padaku,apa dia merasa bersalah padaku atas tindakannya kemarin?

"Apa ini? Tidak mau,terima kasih aku masih sayang perutku daripada menerima pemberianmu."ucapku menolak kebaikannya yang membawakanku makanan.

"Ini bubur yang aku buat dengan penuh cinta agar perutmu merasa lebih baik tidak ada apapun di dalamnya."Mr.Dimitri memberikan paper bag itu paksa di tanganku lalu pergi meninggalkanku mau tidak mau aku menerimanya.

Padahal aku ingin bertanya lebih padanya.Aku mengeluarkan wadah makanan yang dapat menjaga suhu hangat makanan itu dan membukanya.

Bubur hangat yang penuh dengan dedaunan hijau seperti seledri,daun bawang dan lainnya serta ayam cincang seperti bubur ayam.

Aroma harum langsung tercium oleh hidungku,aku sungguh tergoda ingin makan hingga akhirnya membuatku memakannya meski sebenarnya aku bukanlah pencinta bubur.

Makan dengan perlahan dan menikmatinya,memang benar masakan Mr.Dimitri sangatlah enak,entah kenapa makanan yang tidak aku sukai jika yang membuat Mr.Dimitri dapat membuatku suka dan makan terus menerus.

"Kau makan bubur,dari mana kau mendapatkannya?"tanya Evan yang terlihat terkejut melihatku makan bubur padahal aku tidak keluar membeli makanan.

"Aku dapat dari Mr.Dimitri." jawabku singkat lalu kembali memakan buburku.

"Wow,ada hubungan apa kau dengan Mr.Dimitri?"tanyanya dengan selidik dan tersenyum menggoda.

Aku menatapnya bingung."Hubungan apa? Aku tidak ada hubungan apapun dengannya dia melakukan ini karena ingin meminta maaf padaku."

"Tapi Alina,Mr.Dimitri itu tidak pernah meminta maaf akan kesalahannya."

Aku menyadari satu hal dari ucapan Evan."Benar juga lalu kenapa dia membuatkanku makanan?"tanyaku pada Evan dengan wajah penuh kebingungan.

"Aku tidak tahu tapi apa dia melakukan sesuatu yang salah padamu hingga membuatnya ingin meminta maaf?"Evan bertanya dengan penasaran.

"Em...itu saat dia kemarin merepotkanku dan membuat pekerjaanku terhambat."bohongku lalu Evan menganggukan kepalanya mengerti dan tidak bertanya lagi.'Maafkan aku Evan.'

Aku memang tidak mengatakan apapun jika Mr.Dimitri mengerjaiku dengan obat sakit perut karena aku tidak ingin membuat masalah ini semakin besar,cukup aku saja yang akan menyelesaikan perkaraku dengan Mr.Dimitri.

Beberapa jam berlalu dan istirahat makan siangpun tiba tak lama Mr.Alex memanggilku untuk membelikan kopi di depan cafe gedung tua ini yang dijadikan tempat untuk pemoteretan."Baik Mr.Alex."

Aku segera melangkahkan kakiku pergi setelah mencatat beberapa pesanannya dan juga pesanan dari beberapa orang.

Tiba-tiba saja Mr.Dimitri membuka suara dan menyuruhku untuk membelikannya kue yang letaknya sedikit jauh dari lokasi gedung ini.

"Tapi Mr.Dimitri lokasinya itu ja...."

"Tidak apa Alina turuti saja kemauannya daripada dia terus memaksamu untuk membeli."potong Mr.Alex membuka suara.

"Tapi Mr.Alex bagaimana dengan pesanan Mr.Alex?"tanyaku bingung dan menatapnya.

"Evan akan menemanimu di cafe tapi dia harus kembali lebih awal dan kau pergi sendiri membeli kue pesanan Dimitri."Mr.Alex memberi solusi.

Aku mengangguk mengerti lalu pergi bersama Evan untuk membeli pesanan Mr.Alex dan Mr.Dimitri yang menyebalkan itu.

"Alina sepertinya Mr.Dimitri itu suka sekali mengerjaimu ya?"tanya Evan dan aku mengangguk pelan.

"Ya seperti itulah,aku tidak tahu kenapa dia suka sekali mengerjaiku padahal aku merasa tidak pernah mengganggunya."ucapku juga bingung.

"Sudahlah jangan terlalu dipikirkan."ucap Evan dengan tersenyum kecil.

Kami menunggu pesanan yang kami pesan untuk diselesaikan dan tak lama akhirnya pesanan kami selesai Evan langsung mengambilnya lalu kembali ke gedung.

Sedangkan aku berjalan agak jauh untuk sampai di toko kue yang dimaksud Mr.Dimitri.

Mungkin membutuhkan waktu sekitar 20 menit lebih agar aku tiba di sana.

Saat tiba di sana aku segera memesan cheese cake,kue yang dipesan dan diinginkan Mr.Dimitri sepertinya dia penggila keju.

Pesananku selesai dan aku kembali lagi berjalan menuju ke gedung tua itu.

Saat sampai di gedung tua dengan sedikit peluh yang menghampiri tubuhku,aku ingin dengan cepat memberikan pesanan Mr.Dimitri pada sang empu tapi sayangnya dia masih melakukan pemoteretannya,sepertinya dia ingin menyelesaikan tugasnya dengan lebih cepat.

Karena sebenarnya waktu istirahat telah selesai dan kami harus melakukan pemoteretan lagi.

Saat dia sudah selesai melakukan pekerjaannya aku memberikan kuenya benar saja seperti ucapan Mr.Alex tidak ada kata terima kasih yang dia ucapkan padaku,dia menerima lalu pergi begitu saja.

Dasar tidak punya perasaan!

Tapi tidak apa daripada dia mengatakan kata terima kasih kalau ujung-ujungnya dia ingin mengerjaiku,itu lebih menakutkan dan menyebalkan.

Mr.Dimitri terlihat membuka kardus kuenya dan memotong kue itu hingga menjadi beberapa bagian lalu membagikan kepada semua orang dengan tersenyum hangat.

Pintar sekali dia membuat citra yang baik.

Dia datang menghampiriku dengan kemeja warna hitam yang terbuka sedikit di bagian dadanya,disaat aku terdiam memperhatikan model wanita yang sedang difoto dengan pose begitu seksi dan anggun.

Dia memberikan sepotong kue cheese cakenya padaku tanpa berucap satu katapun tapi lewat matanya dia mengatakan agar aku mengambilnya.

"Untukku Mr?"tanyaku bingung.

"Tentu saja,aku memberikannya padamu artinya kue ini untukmu,ambillah."ucapnya dengan datar dan malas.

"Terima kasih Mr,tapi aku tidak bisa menerimanya karena aku tidak suka jadi Mr.Dimitri saja yang makan."tolakku halus.

"Benar nih?"tanyanya dengan senyum menggoda seakan tidak percaya dengan ucapanku.

"Benar Dimitri,Alina tidak suka cheese cake atau apapun yang berbau keju.Jadi makanlah sendiri."suara Mr.Alex menjawab pertanyaan Mr.Dimitri berniat untuk menolongku.

Aku mengangguk setuju dan tersenyum puas saat Mr.Alex ada untuk membantuku,dia berdiri di samping Mr.Dimitri dan menatapku.

"Sayang sekali padahal ini enak,cobalah."dia menyendok sedikit untuk dia makan dan menyendok lagi untuk disodorkan padaku,memaksaku untuk memakan kuenya tapi aku menggelengkan kepalaku menolak.

Tidak hilang akal dia mendekatiku dan melingkarkan tangannya di leherku menahan gerakanku dan memaksaku untuk makan kue cheese cakenya sedangkan Mr.Alex hanya diam melihat dan menikmati tontonan adegan yang tersaji dan diciptakan Mr.Dimitri yang brengsek itu.

Mr.Alex tolonglah asistenmu ini,kenapa kau hanya diam saja?

"Aku tidak mau."tolakku dengan wajah kesalku dan menggelengkan kepalaku sebisa mungkin tapi dia tetap memaksaku untuk makan dan semakin membuatku menempel padanya aroma parfumnya kembali menusuk hidungku seperti waktu lalu.

"Kau harus mau dan makan."ucapnya serius dan kembali memaksaku karena aku lelah dan posisi kami menjadi tontonan banyak orang akhirnya dengan sangat terpaksa aku memakannya.

Rasanya aku ingin mual meski sebenarnya kue itu terasa sangat enak tapi aku memang tidak menyukainya.

Kupikir satu suapan saja itu selesai dan dia akan melepaskanku tapi ternyata tidak dia menyuapkan potongan kue lainnya di depan mulutku dan mau tidak mau aku memakannya.

Semua kru fotografer dan semua orang yang ada di dalam gedung menyaksikan aksi Mr.Dimitri yang menyuapiku,ada yang menatap iri,kagum,benci dan kasihan.

Wajahku benar-benar sangat tersiksa saat memakannya tapi dia tidak peduli dan tetap memaksaku makan hingga kue itu habis.

"Enak bukan."ucapnya dengan tersenyum senang lalu melepaskanku dan aku segera membuka ranselku serta membuka botol minumku.

Aku minum sebanyak mungkin dan menatapnya sebal."Enak bagimu Mr tapi sangat tersiksa bagiku."

"Tapi kau memakannya habis." ucapnya dengan polos dan tersenyum puas.

"Itu karena Mr,memaksaku." ucapku tidak terima dengan tuduhannya karena bagaimana aku bisa menolaknya jika dia mengunci semua pergerakanku.

Karena aku kesal aku pergi menjauh dari tempatnya dan mencari tempat yang sedikit sepi agar dapat menenangkanku lalu mengobrak-abrik kembali isi tas ranselku.

Akhirnya aku menemukan permen lolipopku rasa strawbery,aku membukanya dan memakannya.

Tapi ketenanganku tidak berlangsung lama karena Mr.Dimitri muncul lagi di hadapanku dan membuatku berhenti memakan permenku.Uhg...menyebalkan sekali orang ini.

Dia sekarang menyodorkan beberapa lembar uang di hadapanku dan menyuruku membeli kopi yang berada di depan gedung ini."Belikan aku kopi!"perintahnya.

"Mr.Dimitri aku memiliki pekerjaan dengan bosku,kenapa kau tidak menyuruh asistenmu sendiri saja untuk membelinya?"tanyaku masih dengan wajah sebal dan lelah,lelah karena menghadapinya.

"Dia lebih sibuk darimu."ucapnya santai dan meraih tanganku lalu memberikan uangnya.

"Mr.Dimitri...."

"Sudah cepat belikan sana sebelum Alex memarahimu karena kau berpergian lama."potong Mr.Dimitri memerintah dan aku mengepalkan tanganku menahan rasa ingin mengumpatinya.

Sabar Alina,sabar.Aku menghembuskan nafasku perlahan dan menenangkan diriku.

"Baiklah Mr.Dimitri,aku akan pergi membelikan kopi pesananmu."ucapku dengan tersenyum manis palsu padanya lalu pergi dari hadapannya.

Tapi sebelum pergi,dia merebut dengan paksa permen lolipopku dan memasukkannya ke dalam mulutnya,aku terkejut bukan main.

"Mr.Dimitri itu permen...ku dan sudah terkena lu...dahku."aku sangat terkejut tapi dia tidak peduli dan masih mengulumnya."Jika kau ingin aku bisa memberikan yang baru dan itu buang saja."

"Untuk apa dibuang dan kau memberiku yang baru jika ini saja rasanya sangat manis dan baru kau buka.Jadi seperti ini rasanya mulutmu,aku jadi ingin memasukkan lidahku ke dalam mulutmu lalu menghisapnya dan kita bertarung lidah."ucapnya mesum dengan senyum menjijikannya.

Dia benar-benar pria bajingan dan brengsek membuatku ingin sekali memukul kepalanya."Hentikan ucapan menjijikanmu,dasar brengsek!"

Dia tidak bereaksi apapun hanya diam dengan seringainya,aku benar-benar semakin kesal melihat wajahnya lalu aku membalik tubuhku dan bermaksud pergi dari hadapannya tapi lagi-lagi dia menghentikan langkahku dia memelukku dari belakang dengan tanganya yang melingkar di perutku dan permen yang dia bawa.

Kali ini dia berhasil membuatku diam terpaku,aku terlalu terkejut dengan tindakannya karena dalam seumur hidupku,aku sama sekali tidak pernah berdekatan dengan seorang pria manapun bahkan sampai memelukku seperti ini.

"Kau tahu,kau adalah wanita pertama dan orang pertama yang memakiku dengan berani tepat di wajahku tapi tidak apa aku menyukainya."bisiknya dengan sensual dan itu membuatku menegang di tempat."Jangan lupa belikan dua capuccino dingin."lanjutnya.

Secepat mungkin pikiranku menyadarkanku dari rasa terkejutanku saat aku merasakan hembus nafas hangat disekitar leherku sebelum hal-hal yang tidak dinginkan terjadi,apalagi sekarang kami berdua berdiri di tempat yang cukup sepi.

Aku mendorong tubuhnya dengan sikuku sedikit keras dan berhasil,dia melepaskanku dari pelukannya dia meringis kecil saat merasakan sikuan tanganku.

"Rasakan itu jika kau melakukan seperti itu lagi,kupastikan aku akan mematahkan tulangmu."marahku lalu dengan cepat pergi dari hadapannya dan tempat itu.

"Maka aku akan membantingmu ke ranjangku."dia berteriak dengan berkata mesum lagi.

Aku heran kenapa aku harus bertemu dan kenal dengan orang mesum serta tidak bisa mengendalikan hormon seksualnya seperti dirinya?

Tapi para wanita yang kemarin berada di restoran Mr.Dimitri bilang bahwa aku bukanlah kriteria wanita ranjangnya jadi dia tidak mungkin tertarik dengan tubuh pendek dan jelekku ini bukan?

Aku akhirnya sampai di depan cafe dan membelikannya dua capucino dingin,aku mengantri cukup lama karena cafe ini sangatlah ramai.

Akhirnya pesananku pun selesai dibuat aku segera membayar lalu kembali masuk ke dalam gedung.

"Mr.Alex."panggilku saat Mr.Alex melihatku dia terlihat sudah selesai melakukan pengambilan gambarnya."Mr,maafkan aku karena aku sedari tadi tidak bekerja baik."ucapku dengan rasa bersalah.

"Tidak apa Alina,aku tahu dan mengerti kesusahanmu tapi tenang saja meski Dimitri suka mengganggumu dia tidak akan melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan pada Olivia.Jika dia melakukan hal itu maka aku akan berdiri paling depan untuk menghajarnya untukmu."ucap Mr.Alex dengan tulus dan menenangkanku.

Aku mengangguk mengerti."Terima kasih Mr.Alex lalu apa Mr.Alex tahu di mana Mr.Dimitri sekarang berada?"

"Kenapa kau mencarinya?" tanyanya padaku.

"Aku ingin memberikan kopi pesanannya,dia menyuruhku lagi seolah-olah aku adalah asistennya padahal Mr.Alex saja sebagai bosku tidak menyuruh-nyuruhku untuk pergi ke sana kemari tapi dia melakukannya dengan seenak jidatnya."keluhku pada bosku.

Mr.Alex hanya tertawa kecil."Tidak apa Alina jangan terlalu kau pikirkan anggap saja aku yang sedang memerintahkanmu."

"Tapi jika terjadi sesuatu kau bilang pada kami ya Alina."Olivia terlihat khawatir dan membuka suara.

"Tentu saja."ucapku yakin.

"Dia ada di ruangan gantinya,kau ke sana saja."Mr.Alex memberitahuku dan aku segera meluncur bebas ke sana.

Aku akhirnya sampai di mana Mr.Dimitri yang menyebalkan itu berada karena aku melihat pintu ruang gantinya yang tidak ditutup dengan sempurna membuatku tanpa sadar langsung melangkahkan kakiku masuk ke dalam.

Dan saat aku masuk ke dalam membuka pintunya aku terkejut bukan main dan langsung menutup mataku serta meminta maaf karena mengganggu aktivitas gilanya dengan seorang wanita yang sepertinya salah satu model wanita tadi.

Mr.Dimitri tahu aku karena dia menghadap diriku sedangkan wanita yang sedang dia cumbu begitu panas dengan bajunya yang sudah tersingkap berdiri menghadapnya.

Dia tidak punya malu sedikit pun bahkan saat dia melihatku dia justru mencumbu dan mendesah nikmat."Maafkan aku,lanjutkan saja."ucapku cepat lalu pergi dan menutup pintunya rapat.

Saat aku sudah berada di luar aku kembali menenangkan diri karena peristiwa live action itu.

Dia gila karena melakukan hal itu dijam kerja seperti ini lalu kenapa dia tidak menutup pintunya dengan rapat,apa dia sengaja memperlihatkan aktivitas seksnya padaku atau orang lain?

Aku tidak ingin memikirkan lebih jauh dan aku beranjak pergi menghampiri Mr.Alex.

Tbc

Maafkan typo dan lainnya.

Sabtu,100819,14:38 wib.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status