Share

Chapter 20

Suasana kantor tampak begitu sepi. Waktu yang menunjukkan jam makan siang membuat karyawan sibuk untuk mengisi perut, entah di luar kantor ataupun di kantin.

            Terlihat seorang pria tengah berjalan di lorong dengan wajah yang pucat. Rezal menghela nafas kasar dan memijat keningnya yang terasa berdenyut. Tangannya beralih merenggangkan dasi yang terasa mencekik lehernya. Kepalanya sedikit pusing karena tidak tidur semalaman. Selain harus lembur, dia juga memikirkan gadis yang sampai saat ini masih tidak mau menerimanya.

            Rezal memasuki ruangan humas dan terkejut saat mendapati Naya yang sedang tertawa keras. Bukan itu yang membuat langkah Rezal terhenti, melainkan keberadaan Edo yang berada di depan gadis itu. Mata Rezal mengedar dan tidak menemukan orang lain di ruangan ini selain Edo dan Naya.

      &nb

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status