Untouchable Man

Untouchable Man

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-27
Oleh:  ViallynnTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
42 Peringkat. 42 Ulasan-ulasan
46Bab
153.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Bagi Rezal Mahesa, masih melajang di usia 32 tahun bukanlah sesuatu yang memalukan. Dia sudah nyaman hidup mulus tanpa lika-liku percintaan yang memuakkan. Pekerjaan yang menjanjikan seharusnya bisa membuatnya berpikir tentang indahnya sebuah rumah tangga. Namun Rezal tidak berniat untuk mencari dan memilih untuk menunggu, membiarkan Tuhan yang menjalankan skenario indah untuk hidupnya. Sampai akhirnya muncul gadis muda yang merupakan mahasiswa magang di kantornya. Meskipun ragu, tapi batu besar di hati Rezal perlahan mulai terkikis. Sikap Naya yang unik, konyol, dan dewasa di satu waktu berhasil membuat hatinya menghangat. Apa Rezal harus menyiapkan gedung pernikahan mulai dari sekarang? *** Viallynn

Lihat lebih banyak

Bab 1

Chapter 1

Naya keluar dari kamarnya dengan mulut yang menguap. Tangannya terangkat untuk menggaruk rambutnya sambil berlalu masuk ke dapur. Di sana, dia melihat Ibunya sudah berkutat dengan adonan kue yang akan dijual nanti.

"Nay, ini kuenya Ibuk yang anter ke kampus atau kamu?" tanya Ibu Naya tanpa menatap anaknya. Tangannya masih sibuk memeras santan dari kelapa. Meskipun ada santan instan, tapi Ibu Naya tetap menggunakan cara yang alami. Baginya, dengan cara seperti ini akan mempertahankan cita rasa dari resep turun-temurun milik keluarganya.

"Aku aja, Buk."

"Kamu kan nggak ada kelas hari ini." Naya bersandar pada pintu kulkas sambil meminum air putihnya.

"Nanti aku mau ke kampus, mau ngurus proposal magang."

Ibu Naya berbalik dan terkejut melihat penampilan anaknya. Daster batik lusuh yang sudah sobek di ketiak, rambut acak-acakan, dan wajah yang lusuh membuat penampilan anaknya jauh dari kata menarik.

"Ya Allah, Nak!" Ibu Naya ingin menangis melihat penampilan anaknya yang tidak mencerminkan seorang wanita yang anggun. "Ini udah siang! Kenapa masih kecut?!"

Naya tersenyum lebar, "Baru tidur subuh tadi, Buk. Habis maraton film."

"Mandi sana! Umur kamu udah 21, masih aja kelakuan kaya bocah! Kaya gini katanya mau dapet suami kaya"

Naya berdecak, "Apaan sih, Buk! Aminin kek aku dapet suami kaya. Kan lumayan bisa buatin Ibu toko kue."

"Bantah kamu?!"

Melihat Ibunya yang sudah memegang sendok besar, Naya pun berlari masuk ke kamarnya. Dia tidak mau jika sendok itu akan menghantam kepalanya keras.

Naya sadar di usianya yang sudah kepala dua ini seharusnya dia bisa bersikap dewasa. Namun entah kenapa sisi liarnya masih mendominasi. Apalagi di rumah ini hanya ada dia dan ibunya, siapa lagi yang akan meramaikan rumah jika bukan dirinya?

Saat sampai di dalam kamar, bukannya mandi Naya malah kembali duduk di meja belajarnya, berhadapan dengan layar laptop yang menampilkan hasil video yang sudah dia edit semalaman. Dia berbohong pada ibunya tadi. Naya tidak menonton film semalaman, melainkan bekerja. Ya, dia menyebutnya sebagai pekerjaan karena mendapat uang dari hasil jerih payahnya itu. Untung saja Naya memiliki bakat mengedit sehingga bisa meringankan beban ibunya.

"Halo, Lif?" sapa Naya saat panggilan teleponnya diangkat. "Video lo udah jadi, nih. Nanti ketemu ya di kampus."

"Jam dua ya, masih ada kelas nih. Ini langsung gue transfer ya bayarannya."

"Nggak lo periksa dulu? Kali aja ada yang perlu diubah."

"Nggak, gue udah percaya sama lo."

"Oke sip, ntar gue telpon kalo udah di kampus."

"Oke, makasih, ya."

Naya mematikan teleponnya dan tersenyum melihat notifikasi uang kiriman dari Alif, salah satu teman kampusnya yang sering menggunakan jasa edit-nya.

"Alhamdulillah, dapet cuan. Lumayan buat beliin Ibuk Mini Cooper."

***

Naya masuk ke kantin kampus dan menghampiri salah satu penjual di mana dia sering menitipkan kue-kue buatan ibunya. Dia tersenyum saat melihat Mas Nolan tampak sibuk menggoreng udang tepung di wajan besar.

"Gimana Mas jualannya kemarin?" tanya Naya mulai menata kue baru di atas meja.

"Eh, Neng Naya. Tumben kok siang nyetoknya?"

"Lagi nggak ada kelas, Mas. Makanya hari ini bawa cuma sedikit."

Mas Nolan mendekat dengan uang di tangannya, "Alhamdulillah, kemarin kue-mu habis. Ini hasilnya, bagianku udah aku diambil."

"Mantap!" Naya menerima uang itu dengan perasaan lega. Lagi-lagi kue jualannya habis. Tuhan memang tidak pernah salah dalam memberi rezeki.

"Kalo gitu aku ke ruang dosen dulu ya, Mas."

"Iya, Neng. Kalo ada apa-apa kabarin Mas Nolan aja."

Naya tertawa geli, "Mas Nolan, Mas Nolan. Nama Mas Noto aja dipanggil Nolan," celetuknya dan berlari pergi sebelum Mas Nolan meneriakkinya.

***

"Kamu ngajuin kapan ini, Nay?" tanya Ibu Ningsih, selaku kaprodi jurusannya.

"Libur semester nanti, Bu."

"Berapa bulan?"

"Dua bulan, Bu."

Bu Ningsih mengangguk dan langsung memberikan tanda tangannya tanpa banyak bertanya.

"Langsung kamu apply ke perusahaan, biar cepet dikabari."

"Siap, Bu!” Naya tersenyum senang. Setidaknya proposal yang dia buat tidak perlu revisi.

"Oh ya, Nay. Kamu bawa kue jualan kamu nggak?" tanya Ibu Ningsih mulai berdiri dari duduknya.

"Udah saya kasih ke Mas Nolan, Bu."

"Ibu bisa minta tolong? Ambil semua kuemu di Noto dan anter ke ruang rapat. Saya mau rapat sama Pak Dekan."

Mata Naya membulat mendengar itu, "Semua, Bu?"

"Iya semua." Bu Ningsih berlalu keluar dari ruangannya diikuti Naya di belakangnya.

Baru saja akan berbelok ke kantin, Bu Ningsih kembali memanggilnya.

"Oh ya, Nay. Nanti kalau ada orang yang telpon kamu namanya Pak Bayu, itu dari humasnya kampus."

Kening Naya berkerut, "Kok bisa, Bu?"

"Saya yang kasih nomer kamu. Pak Bayu lagi nyari editor buat konten video kampus di youtube. Nanti kamu bantuin dia ambil gambar ya."

Lagi-lagi Naya dibuat terkejut mendengar itu. Kenapa Bu Nigsih begitu mempercayainya untuk mengerjakan projek besar ini? Naya memang membuka jasa edit video, tapi keahliannya dalam edit belum seberapa. Dia hanya menerima jasa dari teman-teman jurusan lain yang kesulitan dalam mengedit.

"Buk." Naya tidak bisa berkata-kata. Dia menatap Bu Ningsih dengan mata yang berkaca-kaca.

"Nggak usah lebay!" Ucapan Bu Ningsih langsung merubah suasana. Naya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kok nggak pake fotografer luar, Buk?

"Saya punya banyak mahasiswa yang berbakat. Kenapa harus pakai orang luar?" Setelah itu Bu Ningsih berbalik pergi meninggalkan Naya yang lagi-lagi terdiam. Dia selalu merasa kagum dengan Bu Ningsih, pantas saja wanita itu menjabat sebagai kaprodi jurusannya.

***

Rezal mendengkus saat ponselnya kembali berbunyi. Dia melirik sebentar dan segera mematikan panggilan yang masuk. Tak lama, ponselnya kembali berdering membuatnya mematikan ponselnya lagi. Rezal melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 8 malam. Seharusnya dia sudah berada di restoran saat ini, tapi entah kenapa kursi kantornya jauh lebih nyaman untuk diduduki sekarang.

Perlahan Rezal meraih tas dan berdiri, bersiap untuk pulang. Dia harus menyiapkan telinga akan omelan ibunya yang terus menghubunginya sejak tadi siang. Rezal mulai keluar dari ruangan yang bertuliskan 'Manager Humas' itu dan mendapati beberapa karyawannya masih berada di kantor.

"Kenapa belum pulang?" tanya Rezal menuju salah satu meja karyawannya.

"Lagi lanjutin edit, Pak. Sekalian nemenin Mbak Fira yang lagi buat Press Release," jawab Jedi, selaku editor foto dan video di departemen humas.

Rezal beralih pada Fira dengan kening yang berkerut, "Suami kamu nggak protes, Fir?"

"Nggak, Pak. Dia kan lagi di luar kota." Fira tertawa pelan.

"Pak Rezal mau pulang?" tanya Raga, salah satu karyawan yang tampak bersantai dengan gitar di pangkuannya.

"Iya."

"Padahal mau saya ajak live instagram. Saya kan mau pansos, Pak."

Rezal tersenyum tipis mendengar itu. Dia mengeluarkan tiga lembar uang berwarna merah dari dompetnya dan meletakkannya di atas meja, "Ini, buat beli makanan sambil nemenin lembur."

"Alhamdulillah, Pak Rezal peka!" Jedi mengusap tangannya senang.

"Kalau gitu saya pulang dulu."

"Iya, Pak. Hati-hati," sahut karyawannya kompak.

Salah satu hal yang membuatnya betah di kantor adalah karyawannya. Sengaja Rezal memilih karyawan yang masih muda dan selalu bersemangat karena departemen humas sendiri membutuhkan energi positif setiap saat. Bertemu dengan tamu penting perusahaan setiap hari tentu membutuhkan kegesitan dalam bekerja. Maka dari itu dia berusaha untuk membuat suasana departemennya menjadi santai dan hangat, seperti keluarga agar karyawannya merasa nyaman. 

***

Rezal memasuki rumahnya yang sudah tampak sepi. Mungkin orang tuanya sudah berada di kamar sekarang. Itu yang dia inginkan memang, setidaknya dia harus menghindari ibunya lagi kali ini.

"Rezal Mahesa!" Suara menggelegar itu menghentikan langkah Rezal yang akan menaiki tangga. Dia memejamkan mata sebentar dan berbalik untuk melihat Ibunya yang tengah menatapnya marah. “Kamu ini ya! Kenapa nggak pernah nurut sama Mama?!"

Rezal berdecak pelan. Jika tidak mengingat wanita di hadapannya adalah Ibunya, tentu dia akan berbalik pergi menuju kamarnya.

"Aku nggak suka sama Wulan, Ma."

Wajah Ibu Rezal semakin memerah mendengar itu, "Terus sukanya sama siapa? Joko? Sadili?!"

"Aku masih suka yang empuk-empuk, Ma." Rezal menjawab malas.

"Makanya Mama kasih Wulan, dia juga empuk!"

"Tapi aku nggak suka, Ma. Udah ya, Rezal capek."

Setelah itu, dia benar-benar berlalu ke kamarnya. Tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu, Rezal menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.

"Apa salahnya belum nikah?" Tangannya memijat keningnya pelan, "Bisa aja jodohku masih disayang sama orang lain."

***

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
95%(40)
9
2%(1)
8
2%(1)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
42 Peringkat · 42 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
default avatar
n.manis
support this guys ! best !
2024-11-10 15:37:14
0
user avatar
Indri saputra
ceritanya bagus dan lucu... bacanya sampe ketawa sendiri ...
2022-09-20 13:22:11
2
user avatar
Ranis Zee
Ceritanya ringan dan enak untuk dibaca. Semoga sukses dengan karya2nya, author ...
2022-02-25 10:25:19
4
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-29 08:20:48
1
user avatar
Agusdian Manurung
gemess... pengen baca trus sampe lupa waktu.. cm sayang per bab nya sedikit tapi lumayan potong poin nya..
2022-01-16 01:06:28
4
user avatar
Erfina Sipayung
uhhhh seru bget karya mu Thor lucu manis kisah yg ringan g mesti mikir berat pembacanya
2022-01-13 23:51:33
2
user avatar
RF Riani
Waaaah SUKA SEKALI Cerita yg seru dan bikin senyum2 bacanya Keren deh ...............
2022-01-13 11:19:10
1
user avatar
Elmi Yasna
bagus, dan bikin baper
2022-01-05 17:20:34
3
user avatar
Sonia
ceritanya bagus, lucu, bikin gemezz. nggak nyesel deh pokoknya baca ini, dan pasti penasaran, baca sampai tamat yes banget
2021-11-20 23:10:12
4
user avatar
Ferdiani Ice
ceritanya bagus nga bosenin,bisa ada ceweknya gesrek kayak gini ...
2021-10-26 02:24:59
5
user avatar
Rina Mojokerto
untungnya cerita ini langsung tamat, jadi ga nanggung penasaran yang tak berujung......
2021-10-12 15:53:38
4
user avatar
Rina Mojokerto
lucu,bikin gemes,bagus pokoknya..... ... dibaca berulang2 tetep ga bosen.................
2021-10-12 15:49:33
4
user avatar
Rahma Susanti
bagusss, suka, lucu, gemes, dan syarat makna, semangaaat nulis terus ya Thor .........
2021-10-08 05:24:30
3
user avatar
Aquarius
love it kk author...
2021-09-21 11:37:14
5
user avatar
Jie Whood
ceritany baguuusss manntaaapp............
2021-09-17 10:22:51
5
  • 1
  • 2
  • 3
46 Bab
Chapter 1
Naya keluar dari kamarnya dengan mulut yang menguap. Tangannya terangkat untuk menggaruk rambutnya sambil berlalu masuk ke dapur. Di sana, dia melihat Ibunya sudah berkutat dengan adonan kue yang akan dijual nanti."Nay, ini kuenya Ibuk yang anter ke k
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-12
Baca selengkapnya
Chapter 2
Dua bulan kemudianRezal memasuki restoran sunda dengan langkah pelan. Matanya mengedar untuk mencari seseorang yang ingin bertemu dengannya. Dia menatap ponselnya sekali lagi sebelum menemukan wanita berbaju kuning yang duduk membelakanginya. Rambut panjang berwarna coklat dan kulit putih bersih itu sangat cocok dengan ciri-ciri yang disampaikan ibunya lewat pesan singkat.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-12
Baca selengkapnya
Chapter 3
Naya mengangguk mengerti saat mendengarkan penjelasan dari Raga. Seperti yang sudah disepakati, setelah makan siang Raga akan menjelaskan secara detail tentang humas perusahaan. Naya yang memang berminat tampak menyimak dengan seksama, sesekali dia juga bertanya jika ada sesuatu yang mengganjal di otaknya."Jadi kamu suka ngedit, Nay?" tanya Raga mematikan proyektor setelah mempresentasikan materi pada Naya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-12
Baca selengkapnya
Chapter 4
Naya tersenyum saat menatap tas makanan yang dia bawa. Di dalam sana, Ibunya sudah menyiapkan makanan dan kue yang banyak untuk diberikan pada Rezal sebagai ucapan terima kasih karena sudah membantu anaknya. Entah kenapa wanita itu terlihat bersemangat saat Naya menceritakan hari pertamanya magang. Ibu Naya seolah memiliki perasaan bagus untuk nasib anaknya.Lift terbuka dan Naya telah sampai di lantai 6, lantai di mana tempat departemen humas dan departemen keuangan be
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-12
Baca selengkapnya
Chapter 5
Rezal menyesap kopinya setelah selesai mengakhiri rapat mingguan bersama para karyawan. Sesekali matanya mengecek lembaran kertas di tangannya, mencoba memastikan jika tidak ada poin yang terlewatkan."Pak, hari jum'at nih. Enaknya makan apa ya?" Jedi mengingatkan karena jujur saja perutnya sudah lapar."Delivery pizza aja," sahut Raga merenggangkan punggungnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-12
Baca selengkapnya
Chapter 6
Hari sabtu merupakan hari bebas untuk Naya. Dia tidak perlu datang ke kantor karena akhir pekan. Biasanya, dia memanfaatkan waktu liburnya untuk bermanja dengan kasurnya mengingat kegiatan magangnya yang cukup melelahkan. Namun Naya tidak bisa melakukannya kali ini, ada panggilan mendadak dari teman kampusnya yang membutuhkan jasanya dalam bidang fotografi. Demi uang, Naya selalu bersemangat untuk menjemputnya.Di sini lah dia sekarang, di sebuah klinik kecantikan yang membuatnya terkagum. Tentu dia sering melewati klinik ini, tapi dia tidak pernah memasukinya. Hanya kaum jutawan yang bisa dudu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-12
Baca selengkapnya
Chapter 7
Bagi Rezal, hari minggu adalah waktu yang tepat untuk bersantai di rumah. Di jam 8 pagi seperti ini, biasanya dia masih bergelung di bawah selimut. Namun kali ini berbeda, dia harus meluangkan waktunya untuk mengantarkan Ibunya ke rumah Naya. Ingin menolak pun percuma. Ibunya memiliki banyak cara untuk membuatnya tetap ikut."Aku tunggu di mobil ya, Ma." ucap Rezal memundurkan kursi mobilnya. Mulai mencari posisi yang nyaman untuk tidur.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-12
Baca selengkapnya
Chapter 8
Hari senin merupakan hari yang paling dibenci oleh hampir semua orang, begitu juga Naya, tapi tidak untuk kali ini. Selama perjalan ke kantor, dia tidak bisa berhenti untuk tersenyum. Dia tidak sabar bertemu dengan pujaan hatinya. Padahal baru kemarin mereka bertemu, tapi entah kenapa rasa rindu begitu cepat menyerangnya."Selamat pagi!" sapa Naya saat memasuki ruangan departemen humas. Ruangan sudah tampak ramai, mungkin karena dirinya yang datang sedikit terlambat pagi ini.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-12
Baca selengkapnya
Chapter 9
Suasana meja makan pagi itu tampak hening, hanya terdengar suara piring dan sendok yang saling beradu. Ibu Rezal menatap anaknya dengan pandangan menilai. Pria itu terlihat baik-baik saja, seperti tidak ada yang terjadi. Setidaknya Ibu Rezal bersyukur melihat itu. Dia baru saja mendengar kabar mengejutkan yang mendadak membuatnya naik darah."Zal?" panggil Ibunya.Rezal tidak menjawab dan hany
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-12
Baca selengkapnya
Chapter 10
"Gimana Jepang?" tanya Rezal pada Naro, sahabatnya.Tangannya kembali mengambil ayam dan memakannya. Sebenarnya Rezal tidak terlalu suka makanan cepat saji, tapi karena Naro yang memintanya datang akhirnya dia meluangkan waktu istirahatnya malam ini."Bagus," balas Naro sambil memakan nasinya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-01-12
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status